visitaaponce.com

Ibnu Katsir Sebutkan Maulid Nabi Pertama Kali Digelar Fathimiyah, Benarkah

Ibnu Katsir Sebutkan Maulid Nabi Pertama Kali Digelar Fathimiyah, Benarkah?
Ilustrasi.(Dokpri.)

ADA beberapa tulisan yang menyatakan Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam Kitabnya Al-Bidayah Wa An-Nihayah 11/172 bahwa yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam (SAW) ialah Kerajaan Fathimiyah? Benarkah begitu?

Kerajaan atau Dinasti Fathimiyah disebut sebagai penguasa muslim beraliran syiah. Karenanya, menurut pendapat itu, umat Islam tidak perlu menggelar perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Namun, kembali lagi kita fokus pada benarkah Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam Kitabnya Al-Bidayah Wa An-Nihayah 11/172 bahwa yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam (SAW) ialah Kerajaan Fathimiyah? Hal itu dibantah ulama ahlussunah waljamaah Syaikh Muhammad bin 'Alawi Al-Maliki rahimahullah. Berikut penjabarannya.

Dok Instagram.

Jawaban tentang Ibnu Katsir

Jawaban dari pertanyaan di atas ialah tidak benar. Berikut penjelasan Syaikh Muhammad bin 'Alawi Al-Maliki.

Baca juga: Pendapat tentang Kelahiran Nabi Muhammad pada 12 Rabiul Awal

الإ فتراء على ابن كثير وتحريف كلامه :

وقد مهد المغرضون لنشر باطلهم ولو بالتدليس كعادتهم على عامة المسلمين وقليلى الفهم منهم، حيث قالوا بالحرف الواحد :

"إن الحافظ ابن كثير ذكر في البداية والنهاية (١١/١٧٢) أن الدولة الفاطمية العبيدية -المنتسبة إلى عبيد الله بن ميمون القداح اليهودي- والتي حكمت مصر من سنة (٣٥٧ – ٥٦٧) أحدثوا احتفالات بأيام كثيرة، ومنها الاحتفال بمولد النبي صلى الله عليه وسلم"

هذا ما نقلوه عن الحافظ ابن كثير. وحسب المرجع الذي أشاروا إليه نقول لكم : كذبتم والله !! فإننا وجدنا ما ادعيتموه على الحافظ وما نقلتموه عنه إنما هو عين الكذب والإفتراء والتدليس والخيانة في النقول عن علماء الأمة، وإن كنتم مصرين على ذلك فنقول لكم : أخرجوه لنا إن كنتم صادقين، وأين أنتم من ادعائكم بأنكم ستناقشون هذه القضية بعدل وإنصاف وتجرد عن كل هوى بل إنه عين التعصب المخزي والهوى الممقوت، فكيف نأمن بعد ذلك يا أخي المسلم لمثل هؤلاء في نقولهم عن علماء الأمة.

Fitnah terhadap Ibnu Katsir dan perkataan-perkataan beliau yang dipalsukan.

Dan para penentang memiliki siasat untuk menyebarkan kesesatannya meskipun dengan cara menipu sebagaimana kebiasaan mereka atas orang-orang awam yang minim pemahaman. Mereka berkata menggunakan satu huruf seperti berikut:

Baca juga: Ini Maksud Larangan Memuji Nabi Muhammad secara Berlebihan

"Sungguh Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah Wan-Nihayah (11/172) menyebutkan bahwa sesungguhnya Dinasti Fathimiyah Al-Ubaidiyah--pemerintahan yang dinisbatkan kepada Ubaidillah Bin Maimun Al-Qoddah Al-Yahudi--dan pemerintahan yang berdiri di negara Mesir pada 357-567 memperbaharui beberapa perayaan di sekian banyak hari. Di antara perayaan itu ialah perayaan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Demikianlah nukilan mereka dari Al-Hafizh Ibnu Katsir sekaligus penilaian atau tolak ukur yang disinyalir oleh mereka. Karenanya, kami katakan kepada kalian semua, "Demi Allah kalian telah berdusta, karena telah kami menemukan dari yang kalian nisbatkan kepada Al-Hafizh Ibnu Katsir dan yang kalian nukil atas namanya bahwa semua itu termasuk kedustaan, fitnah, pengkaburan, dan pengkhianatan dalam menukil kalam ulama dan para imam." 

Baca juga: Bahagia Nabi Muhammad Lahir, Abu Lahab Dapat Keringanan Siksa

Jika kalian tetap berkukuh, kami nyatakan kepada kalian semua, "Buktikanlah kepada kami jika nukilan kalian memang benar. Di mana pengakuan kalian ketika kalian ingin membahas perkara ini dengan adil, sikap pertengahan, dan terlepas dari hawa nafsu? Bahkan tindakan kalian ini tergolong fanatisme yang memalukan dan hawa nafsu yang dibenci, lantas bagaimana kami bisa percaya wahai saudara muslimku kepada mereka atas penukilan mereka terhadap kalam ulama serta para imam." (Al-I'lam Bi Fatawa A'immatil Islam Halaman 32-33).

Tulisan Ibnu Katsir yang benar

Berikut yang benar pernyataan Imam Ibnu Katsir mengenai perayaan Maulid Nabi.

قلت : أما صاحب إربل، فهو الملك المظفر أبو سعيد كوكبري ابن زين الدين علي بن تبكتكين أحد الأجواد والسادات الكبراء والملوك الامجاد، له آثار حسنة وقد عمر الجامع المظفري بسفح قاسيون، وكان قد هم بسياقة الماء إليه من ماء بذيرة فمنعه المعظم من ذلك، واعتل بأنه قد يمر على مقابر المسلمين بالسفوح، وكان يعمل المولد الشريف في ربيع الاول ويحتفل به احتفالا هائلا، وكان مع ذلك شهما شجاعا فاتكا بطلا عاقلا عالما عادلا رحمه الله وأكرم مثواه، وقد صنف الشيخ أبو الخطاب ابن دحية له مجلدا في المولد النبوي سماه: "التنوير في مولد البشير النذير "، فأجازه على ذلك بألف دينار، وقد طالت مدته في الملك في زمان الدولة الصلاحية وقد كان محاصر عكا وإلى هذه السنة محمود السيرة والسريرة، قال السبط : حكى بعض من حضر سماط المظفر في بعض الموالد كان يمد في 
ذلك السماط خمسة آلاف رأس مشوي، وعشرة آلاف دجاجة، ومائة ألف زبدية، وثلاثين ألف صحن حلوى

Baca juga: Apakah Nabi Muhammad SAW Memperingati Hari Kelahirannya?

Aku (Ibnu Katsir) mengatakan, "Adapun penguasa Irbil, Raja Muzhaffar Abu Sa'id Kaukabari Bin Zainuddin 'Ali Bin Tabaktakin dikenal dermawan, pemimpin hebat, dan seorang raja yang mulia. Beliau memiliki banyak riwayat kebaikan di antaranya pembangunan Masjid Jami' Al-Mudzhaffari di lembah Qasiyun. 

Beliau pernah berkeinginan untuk mengalirkan air ke masjid tersebut dari sumber mata air. Namun kebanyakan masyarakat tidak menyetujuinya karena hal itu melewati area pemakaman kaum muslimin di sekitar lembah tersebut. 

Baca juga: Fatwa Ulama tentang Hukum Peringatan Maulid Nabi

Beliau juga terbiasa mengadakan acara maulid yang mulia pada Rabiul Awal dengan perayaan yang luar biasa megah. Selain itu, beliau seorang pemberani dan tangguh, cerdas, bijaksana, dan adil. 

Semoga Allah memberikan rahmat beserta tempat yang mulia kepadanya. Sungguh Syaikh Abul Khaththab Ibnu Dihyah telah mengarang kitab berjilid-jilid tentang Maulid Nabi yang dinamakan At-Tanwir Fii Maulid Al-Basyir An-Nadzir, lalu diberikan hadiah, karena usahanya itu (oleh Raja Muzhaffar) sebesar 1.000 dinar. 

Masa pemerintahanya begitu panjang hingga pada zaman ketika bergabung dengan Dinasti Shalahiyyah (pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi). Beliau ikut serta dalam pengepungan (tentara Salib) di kota Akka. 

Hingga kini pun beliau senantiasa terpuji kisah hidupnya dan jiwanya. As-Sibth berkata, 'Beberapa yang hadir di tempat Raja Mudzhaffar telah menceritakan bahwa di setiap acara maulid, beliau biasa menyediakan 5.000 daging panggang, 10.000 ekor ayam, 100.000 mentega, dan 30.000 piring manisan.'" (Kitab Al-Bidayah Wa An-Nihayah Jilid 13 Halaman 127).

Itulah perkataan Imam Ibnu Katsir yang benar tentang Maulid Nabi Muhammad. Lantas siapakah Raja Muzhaffar?

Raja Muzhaffar

Keterangan dari Imam Jalaluddin Abdurahman as-Suyuthi (wafat 991 H).

وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ فِعْلَ ذَلِكَ صَاحِبُ اِرْبِل الَملِكُ الْمُظَفَّر أَبُوْ سَعِيْد كُوْكْبَرِي بِنْ زَيِنِ الدِّيْنِ عَلِي اِبْنِ بَكْتَكينْ أَحَدُ الْمُلُوْكِ الْأَمْجَادِ وَالكُبَرَاءِ الْأَجْوَادِ وَكَانَ لَهُ آثَارٌ حَسَنَةٌ، وَهُوَ الَّذِي عَمَّرَ الجَامِعَ الْمُظَفَّرِي بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ 

Orang yang pertama kali mengadakan seremonial itu (maulid nabi) ialah penguasa Irbil, yaitu Raja Muzhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Dia juga memiliki rekam jejak yang bagus. Dan dialah yang meneruskan pembangunan Masjid al-Muzhaffari di kaki gunung Qasiyun. (Al-Hawi lil Fatawi, [Beirut, Darul Fikr: 2004], juz I, halaman 182).

Penjelasan dari Syekh Dr. Muhammad Ali ash-Shalabi.

وَبَنَى لِلصُّوْفِيَّةِ رِبَاطِيْنَ، وَكَانَ يَنْزِلُ إِلَيْهِمْ لِاَجْلِ السِّمَاعَاتِ، وَبَنَى مَدْرَسَةً لِلشَّافِعِيَّةِ وَالْحَنَفِيَّةِ 

Ia (Raja Muzhaffar) membangun beberapa tempat untuk ulama ahli tasawuf, kemudian ia menempatkan mereka agar meriwayatkan ilmu dengan metode pendengaran. Ia juga membangun instansi lembaga pendidikan untuk mazhab Syafi'iyah dan mazhab Hanafiyah. (Al-Hamalatus Shalabiyah, [Darul Kitab at-Tsaqafi: tt], halaman 264).

Imam ad-Dzahabi juga menerangkan tentang Raja Muzhaffar.

وَكَانَ مُحِبًّا لِلصَّدَقَةِ، لَهُ كُلَّ يَوْمٍ قَنَاطِيْرُ خَبْزٍ يُفَرِّقُهَا. وَلَهُ دَارٌ مُضَيَّفٌ يَنْزِلُهَا كُلُّ وَارِدٍ، وَيَعْطِى كُلَّ مَا يَنْبَغِي لَهُ 

Ia pribadi yang senang bersedekah. Dalam setiap hari ia membagikan beberapa kati yang berisi roti. Ia juga memiliki tempat yang disediakan untuk ditempati orang-orang yang mendatanginya, kemudian memberikan suguhan yang layak baginya. (Ad-Dzahabi, 22/335).

Itulah keterangan tentang Raja Muzhaffar yang memiliki pemahaman ahlussunah waljamaah. Karena itu, kita berharap keberkahan ilmu dengan mengetahui kebenarannya.

Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah mengatakan:

يقال : إن من بركة العلم أن تضيف الشيء إلى قائله

Telah dikatakan bahwa di antara keberkahan ilmu yakni ketika menisbatkan sesuatu kepada pengucapnya. (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhlih : 1/922).

Semoga pengetahuan ini mendatangkan keberkahan dari Allah. Wallahu a'lam. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat