Bahagia Nabi Muhammad Lahir, Abu Lahab Dapat Keringanan Siksa
![Bahagia Nabi Muhammad Lahir, Abu Lahab Dapat Keringanan Siksa](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/293aeae908a22f3defe2375cd91d38c3.jpeg)
PAMAN Nabi Muhammad SAW yang menentang dakwah Islam dengan sangat keras ialah Abu Lahab. Karenanya, ada surat Al-Qur'an khusus untuk Abu Lahab yaitu Al-Lahab tentang siksaan pedih untuknya di neraka. Namun, ada informasi bahwa siksa Abu Lahab diringankan Allah akibat kegembiraannya saat menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Abu Lahab begitu gembira ketika mendengar Siti Aminah telah melahirkan anak laki-laki, yakni Muhammad. Diceritakan seorang budak Abu Lahab bernama Tsuwaibah datang kepadanya membawa kabar gembira tentang kelahiran keponakannya bernama Muhammad.
Sebagaimana keluarga lain yang gembira menyambut kelahiran anggota baru, Abu Lahab pun begitu. Ia meneriakkan kata-kata pujian atas kelahiran keponakannya tersebut sepanjang jalan. Untuk merayakan itu, ia mengundang tetangga, teman-temannya, dan para kerabat dekatnya untuk merayakan kelahiran keponakan barunya ini.
Baca juga: Apakah Nabi Muhammad SAW Memperingati Hari Kelahirannya?
Tidak hanya itu, Abu Lahab memerdekakan budaknya, Tsuwaibah, yang membawa berita gembira. "Wahai Tsuwaibah, sebagai tanda syukurku atas kelahiran keponakanku, anak dari saudara laki-lakiku Abdullah, dengan ini kamu menjadi lelaki merdeka mulai hari ini," kata Abu Lahab di hadapan para hadirin. Padahal budak di zaman itu merupakan salah satu bentuk kekayaan.
Penjelasan Ibnu Hajar
Dengan wasilah memerdekakan seorang budak sebab bergembira atas kelahiran Rasulullah, Abu Lahab diringankan siksanya setiap Senin. Ini dijelaskan Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari.
Baca juga: Fatwa Ulama tentang Hukum Peringatan Maulid Nabi
أَنَّ الْعَبَّاسَ قَالَ لَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ رَأَيْتُهُ فِي مَنَامِي بَعْدَ حَوْلٍ فِي شَرِّ حَالٍ فَقَالَ مَا لَقِيتُ بَعْدَكُمْ رَاحَةً إِلَّا أَنَّ الْعَذَابَ يُخَفَّفُ عَنِّي كُلَّ يَوْمِ اثْنَيْنِ قَالَ وَذَلِكَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُلِدَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَكَانَتْ ثُوَيْبَةُ بَشَّرَتْ أَبَا لَهَبٍ بِمَوْلِدِهِ فَأَعْتَقَهَا
Dari Ibnu Abbas berkata, "Ketika Abu Lahab mati, setahun kemudian aku melihatnya dalam mimpi dengan kondisi yang buruk. Ia berkata, "Aku setelah meninggalkan kalian tidak pernah merasakan jeda istirahat dari siksa, melainkan azab diringankan setiap hari Senin. Itu karena saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dilahirkan pada hari Senin dan mendengar kabar oleh Tsuwaibah atas kelahiran Nabi, aku membebaskannya (Tsuwaibah)."
Baca juga: Nabi Muhammad Ibarat Cahaya, ini Dalil-Dalil Ulama Tafsir
Juga diceritakan oleh Al-Abbas, paman Nabi, bahwa beliau bermimpi melihat Abu Lahab. Dia berkata, "Bagaimana keadaanmu?"
Dia (Abu Lahab) menjawab, "Saya seperti yang engkau lihat, tersiksa. Namun setiap hari Senin Allah meringankan siksa-Nya kepadaku karena aku bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad."
Kemudian, Urwah juga pernah menceritakan tentang diringankan siksa Abu Lahab karena ia pernah memerdekakan budak ketika Nabi Muhammad SAW dilahirkan.
كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا، فَأَرْضَعَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ، قَالَ لَهُ: مَاذَا لَقِيتَ؟ قَالَ أَبُو لَهَبٍ: لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ
Urwah berkata, (Tsuwaibah ialah bekas budak Abu Lahab) "Waktu itu, Abu Lahab membebaskannya, lalu Tsuwaibah pun menyusui Nabi shallallahu aalaihi wa sallam. Dan ketika Abu Lahab meninggal, ia pun diperlihatkan kepada sebagian keluarganya di alam mimpi dengan keadaan yang memprihatinkan. Sang kerabat berkata kepadanya, 'Apa yang telah kamu dapatkan?' Abu Lahab menjawab, 'Setelah kalian, aku belum pernah mendapati sesuatu nikmat pun, kecuali aku diberi minum lantaran memerdekakan Tsuwaibah.'" Wallahu'alam.
Tanggapan Imam Ibnul Jazari
Melihat kisah itu, Imam Syamsuddin Ibnu al-Jazari berkomentar. "Jika orang yang tidak percaya pada ajaran Nabi Muhammad saja Allah ringankan siksanya karena bahagia atas kelahiran nabi, lantas bagaimana dengan umat Islam yang beriman kepadanya dan berbahagia atas kelahirannya? Tentu balasannya ialah masuk ke dalam surga."
قَالَ ابْنُ الْجَزَرِيُّ: فَإِذَا كَانَ أَبُوْ لَهَبٍ الكَافِرُ الَّذِي نَزَلَ الْقُرْآنُ بِذِمَّةِ جُوْزِي فِي النَّارِ بِفَرْحِهِ لَيْلَةَ مَوْلِدِ النَّبِي بِهِ فَمَا حَالُ الْمُسْلِمِ الْمُوَحّدِ مِنْ أُمَّةِ النَّبِي يَسُرُّ بِمَوْلِدِهِ وَيَبْذُلُ مَا تَصِلُ إِلَيْهِ قُدْرَتُهُ فِي مَحَبَّتِهِ
Telah berkata Imam Ibnul Jazari, "Jika Abu Lahab kafir yang disebutkan celanya dalam Al-Qur'an tetap diberi balasan sekali pun ada di neraka, karena rasa senangnya pada malam kelahiran nabi, lantas bagaimana dengan keadaan orang Islam yang bertauhid dari umat Nabi Muhammad yang senang dengan kelahirannya dan mengarahkan segenap kemampuannya dalam mencintai nabi?" (Syekh Ali al-Ghazi, al-Kawakibud Durriyah bi Syarhil Jawahiril Barzanjiyah, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 8).
لَعُمْرِيْ إِنَّمَا يَكُوْنُ جَزَاؤُهُ مِنَ اللهِ الْكَرِيْمِ أَنْ يُدْخِلَهُ بِفَضْلِهِ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ
"Sungguh, demi umurku (Ibnul Jazari), pastilah balasannya dari Allah Yang Maha Mulia akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh dengan nikmat karena karunia-Nya." (Syekh Ali al-Ghazi, 8).
Dari penjelasan Imam Ibnu al-Jazari di atas dapat disimpulkan bahwa balasan yang akan didapatkan oleh orang-orang yang merayakan maulid nabi karena bahagia atas kelahiran Rasulullah ialah surga. Mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang di dalamnya penuh dengan kenikmatan oleh Allah karena karunia-Nya. Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi umat Islam untuk menjadikan bulan Rabiul Awal, khususnya pada tanggal 12 sebagai momentum untuk benar-benar bersyukur kepada Allah dan bahagia atas kelahiran Nabi Muhammad.
Imam Syamsuddin al-Jazari ialah salah satu deretan ulama ahlussunnah yang membolehkan perayaan maulid dan orang yang merayakannya akan mendapatkan balasan yang agung dari Alah SWT. Ia bermazhab Syafi'iyah yang lahir pada pertengahan abad ketujuh Hijriah, tepatnya pada 25 Ramadhan 751 H di kota Damaskus. Ia wafat pada 5 Rabiul Awal 833 H di Syiraz, Iran. (Z-2)
Terkini Lainnya
Penjelasan Ibnu Hajar
Tanggapan Imam Ibnul Jazari
Syarat Hewan Kurban dari Kualitas, Kuantitas, dan Urutan Keutamaan
Kakbah Rumah Pertama yang Dibangun Manusia
Definisi Kurban dan Waktu Disyariatkan bagi Umat Islam
Doa dan Zikir dalam 10 Hari Pertama Zulhijah
Surat At-Takwir dalam Bahasa Arab, Latin, Terjemah, Kandungan, Keutamaannya
Doa Ziarah Kubur untuk Seluruh Keturunan Nabi Adam
Ibnu Katsir Sebutkan Maulid Nabi Pertama Kali Digelar Fathimiyah, Benarkah?
Habib Umar bin Hafidz Ungkap Betapa Terangnya Cahaya Wajah Nabi Muhammad
Mengenal Tradisi Baayun Maulid, Salah Satu Warisan Budaya tak Benda Kalsel
Ini Maksud Larangan Memuji Nabi Muhammad secara Berlebihan
Fatwa Ulama tentang Hukum Peringatan Maulid Nabi
Pidato tentang Maulid Nabi beserta Dalilnya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap