visitaaponce.com

Mengenal Tradisi Baayun Maulid, Salah Satu Warisan Budaya tak Benda Kalsel

Mengenal Tradisi Baayun Maulid, Salah Satu Warisan Budaya tak Benda Kalsel
Tradisi baayun maulid di Kalimantan Selatan.(MI/Denny Susanto)

BULAN Rabiul Awal dalam kalender Islam atau sering disebut bulan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kalimantan Selatan, dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dan tradisi bernuansa religi.

Selain tabligh akbar yang digelar di semua kabupaten/kota sepanjang bulan kelahiran nabi 12 Rabiul Awal tersebut, juga digelar tradisi Baayun Maulid.

Untuk tahun ini, tradisi Baayun Maulid kembali digelar UPT Museum Lambung Mangkurat di Banjarbaru. "Ada 208 orang peserta baayun maulid. Peserta termuda bayi berumur 16 hari dan peserta tertua kakek berumur 76 tahun," kata Kepala UPT Museum Lambung Mangkurat Kalsel, Taufik Akbar.

Baca juga : Bahagia Nabi Muhammad Lahir, Abu Lahab Dapat Keringanan Siksa

Baayun Maulid adalah tradisi mengayun bayi atau anak sambil dibacakan syair Islami dan doa kepada anak agar kelak menjadi anak berbakti pada orang tua dan agama. Meski diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak, namun banyak pula orang dewasa yang menjadi peserta baayun maulid (mulud) ini.

Kepala Seksi Kesenian Bidang Kebudayaan Disdikbud Provinsi Kalsel, Sunjaya mengatakan tradisi Baayun Maulid masuk dalam salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Baca juga : Sejarah Bulan Rabiul Awal dan Amalan-amalannya

Tradisi baayun sudah ada sejak lama pada tahapan siklus kehidupan masyarakat Banjar dan Dayak. Dalam perkembangannya
tradisi ini dipengaruhi ajaran agama Islam yang dipadukan dengan budaya lokal masyarakat.

Ritual Baayun diawali dengan pembacaan syair Maulid (Al Habsy, Ad Diba atau Al Barzanji). Ditengah pembacaan syair anak-anak peserta baayun kemudian dimasukkan ke ayunan dan kemudian diayun pelan oleh orang tua.

Adapun perlengkapan wajib yang biasa digunakan pada kegiatan baayun antara lain ayunan dibuat tiga lapis, dengan kain sarigading/sasirangan, kain kuning pada lapisan kedua dan kain bahalai tanpa sambungan. Tali ayunan diberi hiasan tersebut dari janur berbagai berbentuk seperti burung, ular dan lainnya.

Sedangkan sajian panganan (wadai) berjumlah 41 macam seperti cucur, cincin, pisang, nyiur dan lainnya. Serta piduduk yaitu sasanggan yang diisi beras, gula merah, nyiur, telur ayam, benang, jarum, garam dan uang binggul (logam).

Even tahunan ini selain untuk menyemarakkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, juga bertujuan untuk melestarikan tradisi dan budaya lokal masyarakat Kalsel. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat