visitaaponce.com

Nabi Muhammad Ibarat Cahaya, ini Dalil-Dalil Ulama Tafsir

Nabi Muhammad Ibarat Cahaya, ini Dalil-Dalil Ulama Tafsir
Ilustrasi.(Dok Instagram.)

BANYAK umat Islam mendendangkan selawat atas Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam (SAW) yang beraneka ragam, terutama di bulan Maulid Rabiul Awal. Salah satu syairnya berbunyi, "Anta nuurun fauqa nuuri (Engkau cahaya di atas cahaya)." Ada sebagian pihak menilai itu ucapan yang berlebihan (ghuluw), bahkan dinilai syirik

Menurut ustaz Farid Nu'man Hasan dalam media sosial miliknya, menyebut atau menjuluki Rasulullah SAW dengan nur (cahaya), bukanlah kesalahan, bukan pula ghuluw (berlebihan) dalam memuji, apalagi dikatakan syirik. Dalihnya, hal itu didasarkan pemahaman sebagian kaum salaf dan khalaf terhadap ayat-ayat Al-Quran yang terkait hal itu. 

Nah, apa saja dalil-dalil yang dimaknai para ulama sebagai Nabi Muhammad SAW diibaratkan sebagai cahaya? Berikut dalil-dalil para ulama.

Baca juga : Tafsir Ali Imran Ayat 55: Pengangkatan Nabi Isa dan Wafatnya

Surat Al-Ma'idah ayat 15

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Ma'idah ayat 15.

يٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلُـنَا يُبَيِّنُ لَـكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ ۗ قَدْ جَآءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌ 

Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang menjelaskan."

Baca juga : Tafsir Surat Al-Ma'idah Ayat 35 tentang Wasilah dan Tawasul

Terkait ayat itu, Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari menjelaskan dalam Tafsir Ath-Thabari, 10/143, Dar At Tarbiyah wat Turats.

"قد جاءكم"، يا أهل التوراة والإنجيل"من الله نور"، يعني بالنور، محمدًا صلى الله عليه وسلم الذي أنار الله به الحقَّ، وأظهر به الإسلام، ومحق به الشرك

"Telah datang kepadamu wahai Ahli Taurat (Yahudi) dan Injil (Nasrani) cahaya dari Allah." Yang dimaksud dengan cahaya ialah Muhammad SAW yang dengannya Allah menerangi kebenaran, memenangkan Islam, dan menghilangkan kesyirikan.

Baca juga : Tafsir Surat Al-Mu'minun Ayat 16 tentang Hari Kebangkitan

Penjelasan serupa juga datang dari imam tafsir generasi tabi'in seperti Qatadah. Berikut keterangan dari Imam Al-Wahidi.

وقال قتادة: {قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ} يعني النبي. وهو اختيار الزجاج، قال: النور محمد - صلى الله عليه وسلم -، وهو الذي يبين الأشياء

Berkata Qatadah, "Telah datang kepadamu cahaya dari Allah," yaitu Nabi. Pendapat inilah yang dipilih oleh Az-Zajaj yang berkata, "Cahaya Muhammad SAW, itulah yang menjelaskan segala sesuatu." (Tafsir Al Basith, 7/311).

Baca juga : Tafsir At-Taubah 40 tentang Munafik dan Allah Menolong Nabi

Begitu pun penjelasan Imam Al Baghawi.

قَدْ جَآءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ ، يعني مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah datang cahaya kepadamu, yaitu Muhammad SAW (Tafsir Al Baghawi, 2/32).

Baca juga : Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 15 Iman tanpa Keraguan

Surat An-Nur ayat 35

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nur ayat 35.

اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌ... 

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti suatu lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar..." 

Baca juga : Baca Selawat Nabi setelah Azan termasuk Sunah Rasul

Menurut sebagian salaf makna dari kalimat, "Perumpamaan cahaya-Nya (مَثَلُ نُوْرِهٖ)," ialah Nabi Muhammad SAW. 

Ka'ab Al-Ahbar ditanya oleh Ibnu Abbas tentang maksud ayat tersebut. Ini jawaban Ibnu Abbas.

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، مَثَلُ نُورِهِ؛ مَثَلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَمِشْكَاةٍ

Baca juga : Jomblo Sulit Cari Jodoh, Ada Ijazah Amalan dari Kiai

Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi, perumpamaan cahaya-Nya bagaikan Muhammad seperti lubang yang tidak bisa ditembus (Tafsir Ath-Thabari, 17/299, Dar At Tarbiyah wat Turats). 

Imam Ibnu Jarir juga mengutip keterangan dari Imam Sa'id bin Jubeir, salah satu murid Ibnu Abbas.

عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، فِي قَوْلِهِ: {مَثَلُ نُورِهِ} [النور: ٣٥] قَالَ: مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Baca juga : Rezeki Lancar dengan Baca Amalan Selawat Nabi Ini

Dari Sa'id bin Jubeir tentang firman-Nya (perumpamaan cahaya-Nya), beliau berkata, "Muhammad SAW" (Tafsir Ath-Thabari, 17/300, Dar At Tarbiyah wat Turats). 

Hal serupa juga dikutip Imam Al-Qurthubi saat menjelaskan tafsir matsalu nuurihi (perumpamaan cahaya-Nya).

فَقَالَ كَعْبُ الْأَحْبَارِ وَابْنُ جُبَيْرٍ: هُوَ عَائِدٌ على محمد صلى اله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَيْ مَثَلُ نُورِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Baca juga : Amalan Selawat agar Rasulullah Temui Kita saat Sakaratul Maut

Berkata Ka'ab Al-Ahbar dan Ibnu Jubeir, "Kata nur (cahaya) kembali kepada Muhammad, yaitu perumpamaan cahaya Muhammad SAW." (Tafsir Al Qurthubi, 12/259). 

Pada Surat An-Nuur ayat 35 juga ada kalimat berbunyi:

نَارٌ ۚنُورٌ عَلَىٰ نُورٍ

Baca juga : Lima Doa sebelum Mencoblos Surat Suara di TPS

Cahaya di atas cahaya

Tabi'in lain, yaitu Abul 'Aliyah juga menyebut cahaya itu ialah Nabi Muhammad SAW.

عن أبي العالية، {نور على نور}، قال: أتى نورُ الله على نور محمد

Baca juga : Tafsir tentang Isti'adzah Memohon Perlindungan dari Setan

Dari Abul 'Aliyah tentang cahaya di atas cahaya, dia berkata, "Datang cahaya Allah di atas cahaya Muhammad." (Mausu'ah Tafsir Al Ma'tsurah, 15/649).

Begitu pula Muhammad bin Ka'ab Al Qurazhi.

{نور على نور} نبيٌّ مِن نسل نبي، نورُ محمد على نور إبراهيم

Baca juga : Tafsir Al-Qur'an: Bani Israil, Musa, Isa, dan Roh Kudus

Cahaya di atas cahaya berarti Nabi dari keturunan Nabi, cahaya Muhammad di atas cahaya Ibrahim. (Mausu'ah Tafsir Al Ma'tsurah, 15/649). 

Sejatinya masih banyak pendapat para ulama lain yang senada. Berbagai keterangan ini, baik generasi salaf seperti Ka'ab Al Ahbar, Said bin Jubeir, Qatadah, Muhammad bin Ka'ab Al Qurazhi, atau khalaf seperti Ibnu Jarir dan Al-Baghawi menunjukkan bahwa menyebut Nabi Muhammad dengan cahaya memiliki sandaran yang kuat. 

Namun, para ulama tafsir ada perbedaan pendapat tentang makna cahaya dalam ayat-ayat di atas. Ada yang memaknai cahaya ialah Nabi Muhammad, Islam, atau Al-Qur'an. Mari saling menghargai perbedaan pendapat para ulama. Wallahu a'lam. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat