visitaaponce.com

Tafsir Ali Imran Ayat 55 Pengangkatan Nabi Isa dan Wafatnya

Tafsir Ali Imran Ayat 55: Pengangkatan Nabi Isa dan Wafatnya
Jemaah mengaji di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (23/3/2023).(MI/Usman Iskandar.)

ORANG Islam wajib beriman kepada para Nabi dan Rasul utusan Allah subhanahu wata'ala, termasuk Nabi Isa alaihissalam. Menurut para ulama, Nabi Isa masih hidup sekarang setelah diangkat oleh Allah dalam rangka menyelamatkan beliau dari upaya pembunuhan tentara Romawi.

Menjelang Hari Kiamat, Nabi Isa akan kembali turun ke dunia. Nabi Isa akan membantu Imam Mahdi membunuh Dajjal. Setelah berhasil membunuh Dajjal, Nabi Isa membaiat Imam Mahdi sebagai khalifah. Nabi Isa salat berjemaah menjadi makmum di belakang Imam Mahdi dan mengikuti syariat Nabi Muhammad SAW

Nabi Isa akan hidup di bumi selama 24 tahun menegakkan keadilan dan kedamaian. Dalam hadis lain disebut Nabi Isa hidup selama 40 tahun. Ada pula riwayat lain. Nabi Isa kemudian wafat dan dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW.

Baca juga : Tafsir tentang Isti'adzah Memohon Perlindungan dari Setan

Terkait pengangkatan Nabi Isa ke langit dan wafatnya, salah satu ayat menjelaskan hal tersebut yakni Surat Ali 'Imran ayat 55. Bagaimana tafsir Surat Ali 'Imran ayat 55 tentang pengangkatan Nabi Isa dan wafatnya? Berikut penjabaran Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Surat Ali 'Imran ayat 55

إِذۡ قَالَ ٱللَّهُ یَـٰعِیسَىٰۤ إِنِّی مُتَوَفِّیكَ وَرَافِعُكَ إِلَیَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ وَجَاعِلُ ٱلَّذِینَ ٱتَّبَعُوكَ فَوۡقَ ٱلَّذِینَ كَفَرُوۤا۟ إِلَىٰ یَوۡمِ ٱلۡقِیَـٰمَةِۖ ثُمَّ إِلَیَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَأَحۡكُمُ بَیۡنَكُمۡ فِیمَا كُنتُمۡ فِیهِ تَخۡتَلِفُونَ

Idz qaalallaahu yaa 'iisaa innii mutawaffīka wa raafi'uka ilayya wa muthahhiruka minalladziina kafaruu wa jaa'ilulladziinattaba'uuka fauqalladziina kafaruu ilaa yaumil qiyaamah, tsumma ilayya marji'ukum fa ahkumu bainakum fiimaa kuntum fiihi takhtalifuun.

Baca juga : Tafsir Al-Qur'an: Bani Israil, Musa, Isa, dan Roh Kudus

(Ingatlah), ketika Allah berfirman, "Wahai Isa! Aku mewafatkanmu (setelah) Aku mengangkatmu ke langit-Ku serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang segala yang kalian perselisihkan."

Isa diangkat dan wafat

Makna zahir ayat itu mengindikasikan seakan-akan Nabi Isa alaihissalam telah wafat sebelum diangkat ke atas langit. Makna seperti ini bertentangan dengan ayat yang lain yang menegaskan bahwa nabi Isa belum wafat dan bahwa beliau diangkat ke atas langit.

Allah ta'ala berfirman dalam surat An-Nisa' ayat 157-158:

Baca juga : Tafsir Surat Al-Ma'idah Ayat 35 tentang Wasilah dan Tawasul

وَقَوۡلِهِمۡ إِنَّا قَتَلۡنَا ٱلۡمَسِیحَ عِیسَى ٱبۡنَ مَرۡیَمَ رَسُولَ ٱللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَـٰكِن شُبِّهَ لَهُمۡۚ وَإِنَّ ٱلَّذِینَ ٱخۡتَلَفُوا۟ فِیهِ لَفِی شَكࣲّ مِّنۡهُۚ مَا لَهُم بِهِۦ مِنۡ عِلۡمٍ إِلَّا ٱتِّبَاعَ ٱلظَّنِّۚ وَمَا قَتَلُوهُ یَقِینَۢا. بَل رَّفَعَهُ ٱللَّهُ إِلَیۡهِۚ 

Dan ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah." Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (sebenarnya orang yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, sehingga mereka tidak yakin telah membunuhnya. Namun Allah telah mengangkat Isa ke langit-Nya."

Para ulama menjelaskan bahwa dalam ayat ini ada taqdim (mendahulukan yang biasanya diakhirkan) dan ta'khir (mengakhirkan yang biasanya didahulukan), karena wawu tidak mengharuskan menunjukkan urutan.

Baca juga : Tafsir At-Taubah 40 tentang Munafik dan Allah Menolong Nabi

Makna ayat 55 dalam Ali 'Imran ialah:

إِنِّی رَافِعُكَ إِلَیَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ و مُتَوَفِّیكَ بعد أن تنزل من السماء

Sesungguhnya Aku mengangkatmu ke langit dan menyucikanmu dari orang-orang yang kafir kemudian mewafatkan kamu setelah kamu turun dari langit.

Baca juga : Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 15 Iman tanpa Keraguan

Sebagian ulama mentakwilkan ayat متوفيك dengan:

اني قابضك من الأرض وانت حي

Aku mengambilmu dari bumi dalam keadaan hidup.

Baca juga : Tafsir Ar-Ra'd Ayat 11: Hubungan Nikmat Allah dengan Kemaksiatan

Allah tidak bertempat di langit

Di sisi lain, makna zahir ayat di atas juga mengindikasikan seakan-akan Allah itu bertempat di atas langit. Makna seperti ini jelas bertentangan dengan prinsip akidah ahlussunah waljamaah (aswaja)  yang didasarkan pada ayat muhkamat seperti Surat Asy-Syura ayat 11 bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya.

Jika dikatakan bahwa Allah bertempat tinggal di atas langit, ini akan serupa dengan malaikat yang bertempat tinggal di sana. Karena itu, para ulama menakwilkan ayat itu.

إِنِّی رَافِعُكَ إِلَیَّ

Baca juga : Tafsir Ali 'Imran 73: Bantah Bani Israil, Karunia Kenabian Milik Allah

Sesungguhnya Aku mengangkatmu ke langit-Ku dan tempat tinggal malaikat-Ku.

Mereka juga menakwil potongan ayat lain.

بَل رَّفَعَهُ ٱللَّهُ إِلَیۡهِۚ

Baca juga : Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya

Tetapi Allah mengangkatnya (Nabi Isa) ke tempat yang di sana tidak berlaku selain hukum Allah/langit.

Makna ayat itu serupa dengan beberapa ayat berikut.

Firman Allah ta'ala dalam Surat An-Nisa' ayat 100:

Baca juga : Tafsir An-Nisa' Ayat 56 tentang Siksa Neraka pada Tubuh

وَمَن یَخۡرُجۡ مِنۢ بَیۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِ

Barang siapa yang keluar dari rumahnya untuk hijrah ke  tempat yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya (al Madinah).

Firman Allah ta'ala dalam Surat Ash-Shaffat ayat 99:

Baca juga : Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur

وَقَالَ إِنِّی ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّی سَیَهۡدِینِ

Nabi Ibrahim berkata, "Sesungguhnya aku pergi ke tempat yang Tuhanku memerintahkanku pergi ke tempat itu, yakni Palestina."

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an  

Buku ini ditulis Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I. Menurutnya, baik badan maupun ruhnya dari dunia ini tanpa mengalami mati, Nabi Isa diangkat ke langit ketika orang-orang kafir hendak membunuh beliau. Saat itu usia beliau 33 tahun. 

Baca juga : Surat Al-Fatihah, Nama-Namanya, dan Keutamaan

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis bahwa Nabi Isa nanti turun menjelang hari kiamat. Beliau akan berhukum menggunakan syari'at Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, membunuh Dajjal, mematahkan salib, dan meniadakan jizyah. Sedangkan dalam hadis riwayat Muslim disebutkan bahwa Nabi Isa 'alaihis salam akan tinggal selama tujuh tahun setelah turun ke bumi. Setelah itu beliau wafat dan disalatkan oleh kaum muslimin.

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memenangkan orang-orang mukmin terhadap orang-orang kafir. Orang-orang Nasrani pada waktu itu yang beriman kepada Nabi Isa alaihissalam senantiasa mampu mengalahkan orang-orang Yahudi, karena orang-orang Nasrani lebih mengikuti Nabi Isa daripada orang-orang Yahudi, sampai Allah subhaanahu wa ta'aala mengutus Nabi kita Muhamad shallallahu 'alaihi wa sallam. 

Kaum muslimin pengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam inilah yang sesungguhnya mengikuti Nabi Isa. Karenanya, Allah menguatkan mereka sehingga mampu mengalahkan orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir lain, termasuk orang-orang Nasrani yang tidak mau mengikuti Nabi Muhammad. Namun terkadang orang-orang kafir, baik dari kalangan Nasrani maupun lainnya, dapat mengalahkan orang-orang muslim. Hal tersebut merupakan hikmah/kebijaksanaan dari Allah dan sebagai hukuman karena mereka meninggalkan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Baca juga : Tafsir Surat Al-Mu'minun Ayat 16 tentang Hari Kebangkitan

Baik perkara Nabi Isa maupun agama, masing-masing pihak mengaku bahwa mereka yang benar, sedangkan yang lain salah. Pada hari kiamat nanti Allah akan menyelesaikan semua masalah yang mereka perselisihkan itu.

Tafsir Ibnu Katsir/Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim 

Kitab itu merupakan karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, profesor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah.

Para mufasir berbeda pendapat tentang firman Allah (sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku). Qatadah dan lainnya berkata ini sesuatu yang didahulukan dan diakhirkan, maksudnya, "Sesungguhnya Aku mengangkatmu kepada-Ku dan mewafatkanmu," yaitu setelah itu.

Baca juga : Tafsir Al-Qur'an tentang Allah Maha Kaya dari Alam Semesta

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa mutawaffika maknanya yaitu mematikanmu. Mathar Al-Waraq berkata 'mematikanmu' di dunia dan itu bukanlah wafat berupa kematian. 

Demikian pula yang dikatakan Ibnu Jarir bahwa mematikannya itu bermakna mengangkatnya. Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan wafat di sini ialah tidur sebagaimana Allah berfirman, "Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari." (Surah Al-An'am: 60). 

"Dan (Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Surah Az-Zumar: 40) 

Demikian pula Rasulullah SAW ketika bangun dari tidur biasa mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami." (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat