visitaaponce.com

Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya

Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya
Ilustrasi.(MI/Amir MR.)

DALAM banyak terjemahan Al-Qur'an pada Surat Qaf ayat 16 diyatakan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri. Secara akal, mustahil memahami ayat itu secara hakiki. Namun ada makna kiasan dalam ayat tersebut karena tergolong ayat mutasyabihat.

Bagaimana penjelasan atau tafsir Surat Qaf ayat 16 terkait Allah lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri? Berikut pemaparan Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Surat Qaf ayat 16

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهِۦ نَفۡسُهُۥۖ وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَیۡهِ مِنۡ حَبۡلِ ٱلۡوَرِیدِ

Wa laqad khalaqnal insaana wa na'lamu maa tuwaswisu bihii nafsuh wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-wariid.

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 186 tentang Takwil Kedekatan Allah

Dan Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui yang dibisikkan oleh hatinya serta Kami lebih mengetahui manusia daripada manusia itu sendiri.

Pencipta yang mengetahui

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهِۦ نَفۡسُهُ

Dan Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui yang dibisikkan oleh hatinya.

Baca juga: Tafsir An-Nisa' Ayat 56 tentang Siksa Neraka pada Tubuh

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah ialah pencipta manusia. Ini berarti Allah yang telah mengadakan manusia dari tidak ada menjadi ada.

Karena itu, Allah mengetahui keadaan manusia secara terperinci, termasuk segala yang terbersit dalam hati manusia. Allah mengetahui keyakinan yang ada dalam hati manusia, baik berkeyakinan yang lurus maupun kufur. 

Baca juga: Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur

Allah mengetahui niat yang ada dalam hati manusia ketika dia beramal kebaikan, baik dengan ikhlas karena Allah atau riya' (untuk mencari pujian manusia). 

Takwil ayat mutasyabihat

وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَیۡهِ مِنۡ حَبۡلِ ٱلۡوَرِیدِ

Serta Kami lebih mengetahui manusia daripada manusia itu sendiri.

Tafsir Al-Baqarah Ayat 115: Timur dan Barat Ciptaan Allah

"Ayat ini tergolong sebagai ayat mutasyabihat. Makna zahirnya mengindikasikan seakan-akan Allah bertempat di urat leher manusia," ujar Asyari.

Makna seperti itu bertentangan dengan makna ayat muhkamat yang menegaskan bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk, sehingga Dia ada tanpa tempat. Ini tertuang dalam Surat As-Syura ayat 11.

Baca juga: Surat Al-Fatihah, Nama-Namanya, dan Keutamaan

Para ulama menakwilkan ayat di atas dengan أقرب بالعلم atau lebih dekat pada manusia dari segi ilmu/pengetahuan. Jadi, makna ayat di atas, "Kami (Allah) lebih mengetahui tentang diri manusia dari pada manusia itu sendiri."

Makna seperti itu selaras dengan ayat sebelumnya menegaskan bahwa Allah mengetahui semua yang terbersit dalam hati manusia. Manusia mengetahui bahwa pada dirinya ada ruh, tetapi manusia tidak mengetahui hakikat ruh yang ada pada dirinya. Allah mengetahui hakikat ruh manusia, karena Dia yang telah menciptakannya. 

Baca juga: Tafsir Surat Al-Mu'minun Ayat 16 tentang Hari Kebangkitan

Manusia mengetahui bahwa dalam dirinya ada piranti-piranti sehingga makanan dan minuman yang dia konsumsi dapat berubah menjadi daging, tulang, darah, dan sisanya dibuang melalui dua jalan (kubul dan dubur). Namun, manusia tidak mengetahui hakikat dari piranti-piranti tersebut dan kinerjanya. Allah mengetahui hakikat dari piranti-piranti tersebut secara rinci, karena Dia yang menciptakannya. 

Manusia mengetahui bahwa dirinya memiliki rambut, tetapi dia tidak mengetahui jumlah rambut yang dia miliki. Allah mengetahui jumlah rambut manusia secara rinci, karena Dia yang telah menciptakannya. 

Baca juga: Tafsir Surat Ghafir atau Al-Mu'min Ayat 46 tentang Azab Kubur

Ketika manusia berbicara, dia mengetahui bahwa dirinya telah berbicara, tetapi dia tidak mengetahui banyak huruf atau kata yang telah dia ucapkan. Namun, Allah mengetahui jumlah huruf, kata, dan kalimat yang telah diucapkan oleh manusia, karena Allah yang menciptakan perbuatan berbicara pada manusia. 

Demikianlah makna dari Allah dekat dengan kita, bahkan lebih dekat daripada urat leher kita sendiri. Maknanya bukan hakiki tetapi kiasan bahwa yang dekat itu ialah ilmu atau pengetahuan atau pengawasan Allah kepada setiap makhluk. Semoga bermanfaat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat