visitaaponce.com

Tafsir Thaha Ayat 5 Sifat Istawa Allah atas Arsy

Tafsir Thaha Ayat 5: Sifat Istawa Allah atas Arsy
Jemaah melakukan aktivitas di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (20/03/2024).(MI/Usman Iskandar)

PADA tafsir Al-Qur'an kali ini, kita akan membahas surat Thaha ayat 5. Ini terkait sifat istawa Allah atas arsy. Tentu tafsir ini akan mengikuti paham ahlussunnah waljamaah.

Sifat istawa Allah termasuk ayat mutasyabihat yang artinya tidak diketahui secara pasti. Pendapat kelompok menyimpang menerjemahkan kata istawa dengan duduk atau bersemayam.

Lantas bagaimanakah pandangan para ulama ahlussunnah waljamaah terkait sifat istawa Allah? Berikut penjelasannya disampaikan oleh Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Baca juga : Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah

Surat ke-20 Thaha ayat 5

ٱلرَّحۡمَـٰنُ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ

Ar-Rahmaanu 'alal arsyis tawaa.

Allah menguasai Arsy.

Baca juga : Tafsir Adz-Dzariyat Ayat 47: Allah tidak Punya Tangan

Makna istawa lebih dari satu

Menurut para ulama ahlussunnah waljamaah, ayat itu tergolong sebagai ayat mutasyabihat, yakni ayat yang dari segi bahasa memiliki lebih dari satu makna. Makna kata istawa dalam bahasa Arab ada 15 macam. 

Apa sajakah itu? Berikut uraiannya.

1. Istawa berarti duduk. Ini seperti perkataan:

Baca juga : Tafsir Al-An'am 103 Manusia tidak Dapat Melihat Allah di Dunia

استوى فلان على الكرسي

Fulan duduk di atas kursi.

2. Istawa berarti bersemayam. Ini seperti perkataan:

Baca juga : Tafsir Al-Qiyamah Ayat 22-23 di Akhirat Allah Dapat Dilihat

استوى الملك على العرش

Raja itu bersemayam di atas singgasana.

3. Istawa berarti masak/matang, Ini seperti perkataan:

Baca juga : Akidah Iman kepada Allah Ada tanpa Tempat

استوت الفاكهة

Buah itu telah masak.

4. Istawa berarti sempurna. Ini seperti perkataan:

Baca juga : Tafsir Shad Ayat 75-76: Iblis Tolak Sujud kepada Nabi Adam

استوى القمر

Bulan telah sempurna/menjadi purnama.

5. Istawa berarti berlabuh. Ini seperti firman Allah ta'ala dalam Al-Qur'an Surat Hud (11) ayat 44:

Baca juga : Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya

فاستوت على الجودي

Perahu Nabi Nuh telah berlabuh di atas bukit Judi.

6. Istawa berarti lurus. Ini seperti perkataan imam kepada makmum.

Baca juga : Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur

 استووا

Luruskanlah (barisan).

7. Istawa berarti tegak. Ini seperti firman Allah ta'ala dalam Surat Al-Fath (48) ayat 29. 

Baca juga : Tafsir Surat Fushilat Ayat 46 Allah tidak Berbuat Zalim

فاستوى على سوقه

Tunas tersebut telah menjadi tegak lurus di atas batangnya.

8. Istawa berarti menguasai. Ini seperti perkataan:

Baca juga : Tafsir Ibrahim Ayat 10 tidak Ada Keraguan tentang Keberadaan Allah

استوى بشر على العراق

Bisyr telah menguasai Irak.

Itulah beberapa contoh makna istawa. Jadi, makna istawa tidak tunggal atau satu.

Baca juga : Tafsir Al-Qur'an Berbahasa Arab dengan Kalam Allah bukan Huruf

Metode takwil ayat mutasyabihat

"Metode memahami ayat mutasyabihat yang makna zahirnya menunjukkan bahwa Allah serupa dengan makhluk ialah dengan takwil," ujar Asyari. Takwil berarti memalingkan makna nash dari makna zahir atau makna yang pertama dipahami ketika kata tersebut disebut.

Dalam menakwil ayat di atas ada dua metode yang digunakan oleh para ulama. Berikut dua metode takwil.

1. Takwil ijmali (tafwidl). 

Takwil ini tidak memaknai ayat tersebut dengan makna zahir dengan tanpa menentukan makna tertentu.

Baca juga : Tafsir Ar-Ra'd Ayat 11: Hubungan Nikmat Allah dengan Kemaksiatan

Al-Imam Malik radhiyallahu anhu berkata:

استوى كما وصف نفسه ولا يقال كيف وكيف عنه مرفوع

Allah istawa sebagaimana Dia menyifati diri-Nya dan tidak dikatakan bagaimana, kaif (sifat makhluk) itu mustahil (bagi Allah).

Baca juga : Tafsir Al-Fatihah Ayat 5 terkait Ibadah dan Meminta Pertolongan

2. Takwil tafshiliy. 

Takwil ini tidak memaknai ayat tersebut dengan makna zahir, dan menentukan maknanya dengan makna tertentu.

Sebagian ulama menakwil ayat di atas dengan makna menguasai. Karenanya, ayat Ar-Rahmaanu 'alal arsyis tawaa diartikan Allah menguasai Arsy. 

Sebagian ulama yang lain menakwil dengan makna menjaga dan menetapkan. Dengan demikian, Ar-Rahmaanu 'alal arsyis tawaa berarti Allah menjaga dan menetapkan Arsy di tempatnya, sehingga tidak jatuh menimpa Bumi.

Baca juga: Mengenal 20 Sifat Wajib Allah serta Arti, Dalil, dan Lagunya 

Begitulah pendapat ulama ahlussunnah waljamaah. Karena itu, pandangan kelompok yang memaknai ayat Ar-Rahmaanu 'alal arsyis tawaa dengan Allah duduk di atas arsy tergolong menyimpang dari Islam. Wallahu a'lam. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat