visitaaponce.com

Tafsir Al-Anam 103 Manusia tidak Dapat Melihat Allah di Dunia

Tafsir Al-An'am 103 Manusia tidak Dapat Melihat Allah di Dunia
Sejumlah anak tuna rungu belajar mengaji dengan menggunakan bahasa isyarat di Masjid Al-Azhom, Tangerang, Banten, Selasa (3/10/2023).(Antara/Muhammad Iqbal.)

ALLAH subhanahu wa ta'ala tidak dapat dilihat manusia di dunia. Sebelumnya dijelaskan bahwa Allah dapat dilihat orang yang beriman di surga nanti. Ketidakmampuan mata manusia di dunia melihat Allah disampaikan Al-Qur'an Surat Al-An'am ayat 103.

Bagaimana tafsir Surat Al-An'am ayat 103 yang menerangkan manusia di dunia tidak dapat melihat Allah? Berikut penjelasan rincinya oleh Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Al-An'am ayat 103

لَّا تُدۡرِكُهُ ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَهُوَ یُدۡرِكُ ٱلۡأَبۡصَـٰرَۖ وَهُوَ ٱللَّطِیفُ ٱلۡخَبِیرُ

Laa tudrikuhul abshaaru wa huwa yudrikul abshaar, wa huwal lathiiful khabiir.

Baca juga: Tafsir Al-Qiyamah Ayat 22-23 di Akhirat Allah Dapat Dilihat

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Penjelasan

لَّا تُدۡرِكُهُ ٱلۡأَبۡصَـٰرُ وَهُوَ یُدۡرِكُ ٱلۡأَبۡصَـٰرَۖ

"Ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak dilihat dengan penglihatan mata di dunia. Sedangkan Allah melihat semua makhluk dan penglihatannya secara rinci, karena Allah yang telah menciptakannya," tutur Asyari.

Baca juga: Tafsir Ibrahim Ayat 10 tidak Ada Keraguan tentang Keberadaan Allah

Ayat itu tidak bertentangan dengan Surat Al-Qiyamah ayat 22-23 yang menjelaskan bahwa penduduk surga akan melihat zat Allah. Ini karena ayat tersebut menafikkan melihat Allah di dunia, sedangkan Surat Al-Qiyamah ayat 22-23 menetapkan kemampuan melihat Allah di akhirat bagi para penduduk surga.

Ayat-ayat itu selaras dengan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

لَنْ تَرَوْا رَبَّكُمْ حَتَّى تَمُوتُوا 

Kalian tidak akan melihat Tuhan kalian sampai kalian mati. Riwayat Ahmad.

Baca juga: Tafsir Al-Qur'an Berbahasa Arab dengan Kalam Allah bukan Huruf

Menurut pendapat yang unggul pada malam mikraj, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melihat Allah dengan hatinya, tidak dengan mata kepala. Allah memberi kekuatan pada hati beliau untuk bisa melihat zat Allah ta'ala yang bukan berupa benda, tanpa tempat dan arah. 

Ayat di atas juga semakna dengan firman Allah ta'ala:

قَالَ رَبِّ أَرِنِیۤ أَنظُرۡ إِلَیۡكَۚ قَالَ لَن تَرَىٰنِی

Nabi Musa berkata, "Wahai Tuhanku perlihatkan kepadaku agar aku bisa melihat-Mu." Allah berfirman, "Kamu tidak akan melihatku." Surat Al-A'raf ayat 143.

Baca juga: Tafsir An-Nisa 164: Kalam Allah bukan Huruf dan Suara

Ayat di atas juga menafikkan rukyatullah (melihat Allah) di dunia, tidak menafikkan ru'yatullah (melihat Allah) di akhirat. Permintaan Nabi Musa kepada Allah agar Allah memperlihatkan zat-Nya yang tidak serupa dengan makhluk kepadanya menunjukkan bahwa rukyatullah bukan sesuatu yang mustahil secara akal. Alasannya, jika itu mustahil pastilah Nabi Musa tidak memintanya kepada Allah.

Itu juga membantah kelompok muktazilah yang menganggap rukyatullah sebagai sesuatu yang mustahil.

وَهُوَ ٱللَّطِیفُ ٱلۡخَبِیرُ

Allah itu Al-Lathiif berarti zat yang memberi kebaikan kepada para hamba-Nya tanpa disangka oleh mereka. 

Baca juga: Tafsir An-Najm Ayat 42: Zat Allah tidak Dapat Dibayangkan

Allah juga Al-Khabiir berarti zat yang mengetahui hakikat dari segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar bagi Allah. Allah mengetahui seluruhnya baik secara global maupun terperinci. 

Itulah penjelasan tentang manusia tidak akan mampu melihat Allah di dunia. Namun, di akhirat Allah menjadikan penghuni surga mampu melihat-Nya sebagai kenikmatan terbesar bagi mereka. Wallahu a'lam bishshawab. (Z-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat