visitaaponce.com

Tafsir Ar-Rad Ayat 11 Hubungan Nikmat Allah dengan Kemaksiatan

Tafsir Ar-Ra'd Ayat 11: Hubungan Nikmat Allah dengan Kemaksiatan
Ilustrasi seseorang mengaji.(Antara/Irwansyah Putra.)

KENIKMATAN yang diterima suatu kaum akan hilang jika mereka melakukan kemaksiatan. Karenanya, suatu kaum harus senantiasa beriman dan beramal saleh sehingga nikmat Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa tercurah kepada mereka. Hal itu dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra'd ayat 11.

Bagaimana penjelasan lebih rinci atau tafsir Surat Ar-Ra'd ayat 11 tentang hubungan kenikmatan dari Allah dan kemaksiatan manusia? Berikut pemaparan Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Surat Ar-Ra'd ayat 11

إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُغَیِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ یُغَیِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَاۤ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمࣲ سُوۤءࣰا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ

Innallaaha laa yughayyiru maa biqaumin hattaa yughayyiruu maa bi anfusihim. Wa idzaa araadallaahu biqaumin suu an fa laa maradda lah. Wa maa lahum min duunihii miw waal.

Baca juga: Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah

Sesungguhnya Allah tidak mengubah kenikmatan yang ada pada suatu kaum sampai mereka mengubah sesuatu yang ada pada diri mereka dengan melakukan maksiat. Bila Allah berkehendak keburukan pada suatu kaum, tidak ada sesuatu pun yang bisa menolaknya dan mereka tidak memiliki penolong selain Allah.

Tafsir ulama

Para ulama menafsirkan lafaz maa dalam ayat إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُغَیِّرُ مَا بِقَوۡمٍ dengan العافية والنعمة atau kesehatan atau kewarasan dan kenikmatan. Sedangkan lafaz maa pada ayat حَتَّىٰ یُغَیِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ dengan melakukan banyak maksiat.

Baca juga: Tafsir Al-Fatihah Ayat 5 terkait Ibadah dan Meminta Pertolongan

Jadi, makna ayat di atas ialah sesungguhnya Allah tidak mengubah kesehatan, kewarasan, dan kenikmatan yang telah Allah berikan kepada suatu kaum selama mereka tidak melakukan banyak kemaksiatan. "Ayat ini menunjukkan bahwa salah satu penyebab kenikmatan seseorang dicabut oleh Allah dan berubah menjadi musibah ialah kekufuran dan kemaksiatan," papar Asyari.

Agar kenikmatan yang Allah karuniakan tidak dicabut, manusia harus tetap dalam keimanan dan ketaatan kepada Allah. Inilah ketetapan Allah sebagai pencipta segala sesuatu.

Baca juga: Tafsir Al-Fatihah Ayat 5 terkait Ibadah dan Meminta Pertolongan

Menurur Asyari, ayat itu tidak menunjukkan bahwa iradah (kehendak) dan takdir (ketentuan) Allah itu bisa berubah. Soalnya, salah satu prinsip akidah ahlussunnah wal jamaah ialah sifat Allah seluruhnya azaliyah abadiyah (tidak berpermulaan dan tidak berpenghabisan serta tidak berubah) sebagaimana zat-Nya juga azali abadi.

Sifat yang haaditsah (berpermulaan dan berubah) ialah sifat makhluk. Tidak boleh Allah disifati dengan sifat makhluk.

Macam takdir

Ayat itu terkait dengan takdir mu'allaq. Para ulama membagi takdir menjadi dua macam.

Baca juga: Tafsir Ali 'Imran 73: Bantah Bani Israil, Karunia Kenabian Milik Allah

1. Takdir mubram. 

Itu merupakan takdir dalam catatan malaikat yang dikutip dari Al-Lauh Al-Mahfuzh. Hanya tercatat satu pilihan, sehingga takdir itulah yang pasti terjadi.

Takdir mubram seperti,si fulan ialah sa'id (mati husnul khatimah), si fulan syaqiy (mati suul khatimah).

Baca juga: Tafsir Shad Ayat 75-76: Iblis Tolak Sujud kepada Nabi Adam

2. Takdir mu'allaq. 

Itu merupakan takdir dalam catatan malaikat yang dikutip dari Al-Lauh Al-Mahfuzh. Tercatat dua pilihan. Setiap pilihan tersebut digantungkan pada perbuatan manusia.

Contoh takdir mu'allaq.

Baca juga: Tafsir Adz-Dzariyat Ayat 47: Allah tidak Punya Tangan

a. Bila si fulan berdoa, dia akan sukses. Bila tidak berdoa, dia akan gagal.

b. Bila si fulan bersedekah, dia akan selamat dari musibah. Bila dia tidak bersedekah, dia akan tertimpa musibah.

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 256: Tidak Ada Paksaan dalam Agama

c. Bila si fulan bersilaturrahim, dia akan panjang umur. Jika dia tidak silaturrahim, dia mati tahun ini.

d. Jika si fulan melakukan sebab-sebab keselamatan, dia selamat. Bila tidak melakukannya, dia akan terkena bahaya, tidak akan selamat. 

Baca juga: Tafsir Al-Hadid Ayat 22: Musibah sudah Tercatat di Lauh Mahfuzh

Takdir mu'allaq tidak berarti bahwa takdir Allah bisa berubah. Ini karena pada azal Allah mengetahui si fulan itu berdoa atau tidak, bersedekah atau tidak, bersilaturrahim atau tidak, melakukan sebab-sebab keselamatan atau tidak. Ini diyakini karena Allah ta'ala yang menciptakan dan menentukan perbuatan yang akan dipilih oleh manusia tersebut.

Mu'allaq di sini adalah mu'allaq dalam catatan malaikat yang bertugas melaksanakan ketentuan Allah. Ini karena malaikat tidak mengetahui yang akan dilakukan oleh manusia.

Baca juga: Tafsir Al-Maidah Ayat 64: Orang Yahudi Anggap Allah Kikir

Mu'allaq di sini bukan mu'allaq bagi Allah. Ini karena Allah telah mengetahui pada azal tentang yang akan diperbuat oleh manusia.

Hikmah keberadaan takdir mu'allaq dan dirahasiakan takdir Allah ialah manusia melakukan sebab-sebab tertentu untuk meraih sesuatu yang diinginkannya. Ini karena memang sebagian perkara diciptakan oleh Allah dengan menciptakan sebab sebelumnya

Baca juga: Tafsir Al-Fath Ayat 10: Baiat Nabi Muhammad dengan Sahabat

"Penyebab kaya ialah bekerja. Penyebab berilmu ialah belajar. Penyebab kesembuhan ialah minum obat. Penyebab keselamatan ialah berhati-hati, dan seterusnya," pungkasnya. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat