visitaaponce.com

Tafsir Al-Fath Ayat 10 Baiat Nabi Muhammad dengan Sahabat

Tafsir Al-Fath Ayat 10: Baiat Nabi Muhammad dengan Sahabat
Ilustrasi.(Freepik.)

DALAM Al-Qur'an Surat Al-Fath ayat 10, Allah subhanahu wa ta'ala menceritakan proses baiat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dengan para sahabat. Peristiwa itu bernama Baiat Ridhwan di Hudaibiyah. Ada sepotong kalimat dalam ayat itu tergolong mutasyabihat.  

Bagaimanakah penjelasan atau tafsir Surat Al-Fath ayat 10 tentang baiat Nabi Muhammad dengan para sahabat dan ayat mutasyabihat yang ada di dalamnya? Berikut penjelasan Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Surat Al-Fath ayat 10

إِنَّ ٱلَّذِینَ یُبَایِعُونَكَ إِنَّمَا یُبَایِعُونَ ٱللَّهَ یَدُ ٱللَّهِ فَوۡقَ أَیۡدِیهِمۡۚ فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا یَنكُثُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِمَا عَـٰهَدَ عَلَیۡهُ ٱللَّهَ فَسَیُؤۡتِیهِ أَجۡرًا عَظِیمࣰا

Innalladziina yubaa yi'uunaka innamaa yubaa yi'uunallaah, yadullaahi fauqa aidiihim, fa man nakatsa fa innamaa yangkutsu 'alaa nafsih, wa man aufaa bimaa 'aahada 'alaihullaaha fa sayu' tiihi ajran 'azhiimaa.

Sesungguhnya orang-orang yang membaiat kamu (Muhammad) sesungguhnya mereka membaiat Allah. Perjanjian Allah di atas perjanjian mereka. Barang siapa yang mengingkari janjinya, dia telah mengingkari janji pada dirinya sendiri dan barang siapa yang menepati janjinya, Allah akan memberinya pahala yang besar.

Baiat atau perjanjian

Kita bahas potongan ayat pertama terlebih dulu.

إِنَّ ٱلَّذِینَ یُبَایِعُونَكَ إِنَّمَا یُبَایِعُونَ ٱللَّهَ

Sesungguhnya orang-orang yang membaiat kamu (Muhammad) sesungguhnya mereka membaiat Allah.

Baca juga: Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya

"Konteks ayat ini ialah peristiwa Baiat Ridhwan di Hudaibiyah. Ketika itu umat Islam berbaiat (membuat perjanjian) kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk tidak melarikan diri dari memerangi orang-orang kafir Quraisy, mereka berjumlah 1.500 sahabat," ungkap Asyari.

Baiat itu disebut dengan baiat Ridhwan karena Allah ta'ala menurunkan ayat tentang orang-orang yang ikut berbaiat pada saat itu bahwa Allah meridai mereka. Allah ta'ala berfirman dalam Surat Al-Fath 18:

لَّقَدۡ رَضِیَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ إِذۡ یُبَایِعُونَكَ تَحۡتَ ٱلشَّجَرَةِ

Allah benar-benar rida terhadap orang-orang mukmin yang membaiat kamu di bawah pohon.

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 186 tentang Takwil Kedekatan Allah

Dalam ayat atas, Allah menjelaskan bahwa mereka yang melakukan baiat (perjanjian) kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu seakan-akan berbaiat (membuat perjanjian) kepada Allah ta'ala. Secara zahir, mereka berbaiat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tetapi pada hakikatnya mereka berbaiat kepada Allah ta'ala.

Itu karena bait Ridhwan ialah perintah Allah ta'ala dan berisi perjanjian untuk menjalankan syariat Allah. Ayat ini seperti firman Allah ta'ala dalam Surat An-Nisa' ayat 80:

مَّن یُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدۡ أَطَاعَ ٱللَّهَۖ 

Barangsiapa taat kepada Rasul, benar-benar dia telah taat kepada Allah. 

Takwil ayat mutasyabihat

Kali ini kita membahas potongan kedua ayat itu. Potongan ini tergolong mutasyabihat.

یَدُ ٱللَّهِ فَوۡقَ أَیۡدِیهِمۡۚ

Perjanjian Allah di atas perjanjian mereka.

Baca juga: Tafsir An-Nisa' Ayat 56 tentang Siksa Neraka pada Tubuh

Ayat ini tergolong sebagai ayat mutasyabihat. Ini karena makna zahirnya mengindikasikan seakan-akan Allah memiliki anggota badan berupa tangan (yad).

"Makna seperti ini bertentangan dengan prinsip akidah Islam yang menegaskan bahwa Allah bukanlah benda atau jisim yang memiliki anggota badan. Memiliki anggota badan ialah sifat makhluk dan Allah tidak boleh disifati dengan sifat makhluk, karena Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya, baik dari satu segi maupun semua segi," paparnya. Ini sesuai Al-Qur'an Surat Asy-Syura ayat 11.

Baca juga: Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur

Ayat itu ialah penegasan terhadap penggalan ayat sebelumnya. Hakikatnya, baiat orang-orang mukmin ialah baiat kepada Allah. 

Karena itu, para ulama menakwil lafaz یَدُ ٱللَّهِ dengan عهد الله (perjanjian Allah). Jadi, makna ayat di atas ialah perjanjian Allah (yang zahirnya berupa perjanjian Rasulullah) itu di atas perjanjian mereka (para sahabat).

Tafsir Al-Baqarah Ayat 115: Timur dan Barat Ciptaan Allah

Dalam baiat, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meletakkan tangannya di atas tangan orang-orang yang berbaiat. Tangan di sini ialah simbol dari perjanjian atau baiat.

Konsekuensi baiat 

Berikut potongan ketiga dari ayat itu.

فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا یَنكُثُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِمَا عَـٰهَدَ عَلَیۡهُ ٱللَّهَ فَسَیُؤۡتِیهِ أَجۡرًا عَظِیمࣰا

Barang siapa yang mengingkari janjinya, dia telah mengingkari janji pada dirinya sendiri dan barang siapa yang menepati janjinya, Allah akan memberinya pahala yang besar.

Baca juga: Surat Al-Fatihah, Nama-Namanya, dan Keutamaan

Ayat ini menjelaskan konsekuensi dari baiat Ridhwan. Orang yang melanggar baiatnya, bahayanya akan menimpa mereka, bukan menimpa Rasulullah, karena pada hakikatnya mereka telah melanggar baiatnya kepada Allah. Bahayanya juga tidak menimpa Allah, karena Allah tidak tertimpa bahaya oleh kemaksiatan dan kekufuran yang dilakukan oleh makhluk-Nya juga tidak mendapatkan manfaat dari ketaatan yang dilakukan oleh makhluk-Nya. 

Orang yang memenuhi baiatnya, Allah akan memberinya pahala yang sangat agung berupa surga di akhirat. Diriwayatkan bahwa seluruh sahabat yang berbaiat Ridhwan ketika itu memenuhi baiat mereka, kecuali satu orang munafik bernama Jaddu bin Qois. Memang ketika baiat dilakukan, dia bersembunyi di balik untanya.

Demikianlah penjelasan tentang Surat Al-Fath ayat 10 tentang baiat. Semoga bermanfaat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat