visitaaponce.com

Tafsir Al-Baqarah Ayat 186 tentang Takwil Kedekatan Allah

Tafsir Al-Baqarah Ayat 186 tentang Takwil Kedekatan Allah
Ilustrasi.(Freepik.)

BANYAK orang berkata bahwa Allah subhanahu wa ta'ala dekat dengan kita. Hal ini salah satunya berdasarkan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 186. Namun, yang perlu dipahami makna ayat itu sejatinya bukan secara hakiki tetapi mengandung kiasan. Karenanya, ayat tersebut disebut ayat mutasyabihat.

Bagaimana penjelasan atau tafsir Surat Al-Baqarah ayat 186 yang menyatakan bahwa Allah itu dekat dengan kita atau makhluk-Nya? Berikut pemaparan Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Surat Al-Baqarah ayat 186

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِی عَنِّی فَإِنِّی قَرِیبٌۖ أُجِیبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ 

Wa idzaa sa alaka 'ibaadii 'annii fa innii qariib, ujiibu da'watad daa'i idzaa da'aan.

Baca juga: Tafsir An-Nisa' Ayat 56 tentang Siksa Neraka pada Tubuh

Bila para hamba-Ku bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang Aku, (katakanlah) sesungguhnya Aku itu qariib (mengetahui dan mengabulkan doa mereka). Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila dia berdoa. 

Takwil ayat mutasyabihat

Pada Surat Al-Baqarah ayat 186 terdapat ayat mutasyabihat. Hal ini terletak pada kata qarib yang berarti dekat. Banyak terjemahan Al-Qur'an menuliskan maknanya seperti itu.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِی عَنِّی فَإِنِّی قَرِیبٌۖ

Bila para hamba-Ku bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang Aku, (katakanlah) sesungguhnya Aku itu qariib (mengetahui dan mengabulkan do'a mereka).

Baca juga: Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur

"Ayat ini tergolong sebagai ayat mutasyabihat. Makna zahirnya mengindikasikan seolah-olah Allah berada pada tempat tertentu, yaitu berada di bumi dan jaraknya dekat dengan manusia," ungkap Asyari.

Makna seperti itu tidak layak bagi Allah, karena bertempat pada suatu tempat tertentu merupakan sifat makhluk. Semua sifat makhluk tergolong mustahil bagi Allah ta'ala. Ini karena Allah telah menegaskan dalam ayat muhkamat bahwa Dia tidak serupa dengan makhluk-Nya.

Tafsir Al-Baqarah Ayat 115: Timur dan Barat Ciptaan Allah

Bagi Allah, dekat dengan makhluk-Nya secara jarak dan tempat secara bersamaan tidak bisa diterima oleh akal. Alasannya secara akal, jika dikatakan Dia dekat dengan manusia yang berada di bumi paling barat berarti Dia jauh dari orang yang berada di bumi paling timur. Karenanya, tidak mungkin Allah itu dekat dengan makhluk-Nya secara jarak dan tempat. 

Para ulama menakwil ayat di atas dengan قريب بالعلم والإجابة atau dekat dengan ilmu dan pengabulan doa. Sebagian ulama yang lain menakwilnya dengan قريب بالعلم والحفظ atau dekat dengan ilmu dan penjagaan. Karena itu, makna ayat tersebut ialah sesungguhnya Aku (Allah) mengetahui mereka dan mengabulkan doa mereka.

Baca juga: Surat Al-Fatihah, Nama-Namanya, dan Keutamaan

Doa yang dikabulkan

Takwil seperti itu selaras dengan lanjutan ayat tersebut. 

أُجِیبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ

Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila dia berdoa.

Makna ini seperti firman Allah ta'ala dalam Surat Ghafir ayat 60:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِیۤ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ 

Dan Tuhan kalian berkata, "Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku mengabulkannya."

Baca juga: Tafsir Surat Al-Mu'minun Ayat 16 tentang Hari Kebangkitan

Ayat di atas tidak berarti bahwa semua doa yang dipanjatkan oleh manusia akan dikabulkan oleh Allah. Namun doa yang memenuhi syarat-syarat berdoa akan dikabulkan oleh Allah.

Misalnya, di antara syarat dikabulkan doa ialah makanan yang dikonsumsi oleh orang yang berdoa harus halal dan hati orang yang berdoa harus khusyuk (tidak lalai) kepada Allah. Atau maksudnya ialah doa yang sesuai dengan masyi'ah (kehendak) Allah yang azali yang dikabulkan oleh Allah. Jika doa seseorang tidak sesuai dengan kehendak Allah yang azali, ini tidak dikabulkan.

Baca juga: Tafsir Surat Ghafir atau Al-Mu'min Ayat 46 tentang Azab Kubur

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sebagian riwayat pernah berdoa kepada Allah dengan mengajukan empat permohonan. Hasilnya, tiga permohonan dikabulkan dan satu tidak dikabulkan. Itu karena permohonan yang satu tidak sesuai dengan kehendak Allah yang azali dan yang telah dikehendaki oleh Allah pada azal pasti terjadi, tanpa bisa diubah.

Empat macam pengabulan doa

Meskipun doa tidak bisa mengubah kehendak Allah, tetapi manusia tetap perlu berdoa. Ini karena berdoa ialah ibadah. Artinya, orang yang melakukannya akan mendapatkan pahala meskipun tidak dikabulkan. 

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 23 Umat yang Satu hingga Nabi Idris

Ada empat macam pengabulan doa yang memenuhi syarat-syarat oleh Allah.

1. Dikabulkan sesuai dengan permohanan, baik jenis maupun waktunya.

2. Dikabulkan sesuai dengan jenis permohonannya, tetapi pada waktu yang diakhirkan dari waktu yang dimohon. 

3. Dikabulkan dalam bentuk yang lain, yang lebih maslahah bagi pemohon, karena Allah lebih mengetahui sesuatu yang lebih maslahah bagi pemohon dari pada sang pemohon itu sendiri. 

4. Dikabulkan di akhirat dalam bentuk pahala.

Baca juga: Tafsir Al-Maidah Ayat 44 tentang Orang Berhukum selain dari Allah

Sebagian ulama menafsirkan دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ dengan taubatnya orang yang bertaubat. Jadi, maknanya, "Aku (Allah) menerima taubatnya orang yang bertaubat jika dia bertaubat." Ini karena orang yang bertaubat pasti berdoa.
 
Sebagian ulama yang lain menafsirkan دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ yaitu ibadah/ketaatannya orang beribadah. Karena itu, maknanya, "Aku memberi pahala ibadahnya orang yang beribadah ketika dia beribadah."

Demikian tafsir Surat Al-Baqarah ayat 186 tentang Allah dan doa. Semoga bermanfaat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat