visitaaponce.com

Tafsir Al-Baqarah Ayat 256 Tidak Ada Paksaan dalam Agama

Tafsir Al-Baqarah Ayat 256: Tidak Ada Paksaan dalam Agama
Ilustrasi.(Freepik.)

ISLAM memiliki prinsip dalam beragama tidak boleh ada paksaan. Ini karena beragama soal keyakinan di dalam hati sehingga tidak dapat direkayasa. Hal tersebut ditegaskan Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 256.

Bagaimana tafsir Surat Al-Baqarah ayat 256 terkait tidak ada paksaan dalam beragama? Berikut penjelasan Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Surat Al-Baqarah ayat 256

لَاۤ إِكۡرَاهَ فِی ٱلدِّینِۖ 

Laa ikraaha fid diin.

Baca juga: Tafsir Al-Hadid Ayat 22: Musibah sudah Tercatat di Lauh Mahfuzh

Tidak ada paksaan dalam agama.

Tiga tafsir

Menurut Asyari, para ulama menafsirkan ayat 256 dalam Al-Baqarah dengan tiga macam.

1. Ayat ini mansukh (dihapus hukumnya) dengan ayat qital (izin untuk berperang).

Ketika di Mekah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diperintahkan untuk memaafkan orang-orang kafir yang menyakiti dan menghalangi dakwah Islam. Setelah Rasulullah hijrah di Madinah dan umat Islam kuat, kemudian turun ayat yang memberikan izin beliau untuk memerangi orang-orang kafir.

Baca juga: Tafsir Al-Maidah Ayat 64: Orang Yahudi Anggap Allah Kikir

Itu dijelaskan Allah ta'ala dalam Surat Al-Baqarah ayat 190.

وَقَـٰتِلُوا۟ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِینَ یُقَـٰتِلُونَكُمۡ وَلَا تَعۡتَدُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِینَ

Dan berperanglah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas.

2. Tidak ada paksaan terhadap hati orang kafir untuk masuk Islam.

Itu karena Allah yang menakdirkan hidayah kepada manusia. Allah memberi hidayah kepada orang yang Ia kehendaki dan menyesatkan orang yang Ia kehendaki.

Baca juga: Tafsir Al-Fath Ayat 10: Baiat Nabi Muhammad dengan Sahabat

Berikut firman Allah ta'ala dalam Surat Al-Baqarah ayat 272.

لَّیۡسَ عَلَیۡكَ هُدَىٰهُمۡ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُۗ 

Bukan (kemampuan) kamu untuk memberi hidayah pada mereka, tetapi Allahlah yang memberi hidayah pada orang yang Ia kehendaki.

Baca juga: Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para muballigh hanya menunjukkan jalan hidayah. Sedangkan hidayah Allah yang menentukan. 

Itu disampaikan Allah ta'ala di Surat Al-Ma'idah ayat 99.

مَّا عَلَى ٱلرَّسُولِ إِلَّا ٱلۡبَلَـٰغُۗ وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ مَا تُبۡدُونَ وَمَا تَكۡتُمُونَ

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 186 tentang Takwil Kedekatan Allah

Tidak ada (kemampuan) bagi Rasul kecuali hanya menyampaikan dan Allah mengetahui yang terlihat dan yang tersembunyi.
 
3. Tidak ada paksaan terhadap orang kafir dzimmi untuk masuk Islam.
 
Kafir dzimmi ialah Yahudi dan Nasrani yang tinggal di daerah kekuasaan Islam dengan membayar jizyah. 

Bukan dalil bebas beragama

"Ayat ini bukan dalil tentang kebebasan dalam beragama. Ayat ini tidak menunjukkan bahwa setiap orang boleh memilih agama yang dikehendaki," ujar Asyari.

Baca juga: Tafsir An-Nisa' Ayat 56 tentang Siksa Neraka pada Tubuh

Ia mendasarkan dalam ayat yang lain. Allah berfirman dalam Surat Ali 'Imran ayat 85:

وَمَن یَبۡتَغِ غَیۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِینࣰا فَلَن یُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ

Barang siapa yang mencari agama untuk dipeluk selain Islam, tidak akan diterima (oleh Allah) dan dia di akhirat tergolong sebagai orang-orang yang merugi.

Itu berarti umat Islam tidak boleh melakukan pemaksaan umat lain untuk masuk pada agama Islam. Di saat bersamaan, Allah menegaskan bahwa hanya Islam agama yang diterima. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat