visitaaponce.com

Tafsir Al-Hadid Ayat 22 Musibah sudah Tercatat di Lauh Mahfuzh

Tafsir Al-Hadid Ayat 22: Musibah sudah Tercatat di Lauh Mahfuzh
Dua santri membaca Al-Qur'an di Pondok Pesantren Sumber Bunga, Seletreng, Kapongan, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (23/3/2023).(Antara/Seno.)

MUSIBAH pasti menimpa seluruh manusia. Berbagai macam musibah dirasakan manusia seperti banjir, polusi, dan kekeringan. Namun, orang beriman meyakini bahwa semua musibah yang terjadi telah ditetapkan Allah subhanahu wa ta'ala dalam Lauh Mahfuzh sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Hadid ayat 22.

Bagaimana penjelasan atau tafsir Surat Al-Hadid ayat 22 tentang musibah dan Lauh Mahfuzh? Berikut pemaparan dari Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur, berdasarkan pemahaman ahlussunnah wal jamaah.

Surat Al-Hadid ayat 22

مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِیۤ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِی كِتَـٰبࣲ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَاۤۚ إِنَّ ذَ ٰ⁠لِكَ عَلَى ٱللَّهِ یَسِیرࣱ

Maa ashaaba mim mushiibatin fil ardhi wa laa fī anfusikum illaa fii kitaabim ming qabli an nabra ahaa, inna dzaalika 'alallaahi yasiir.

Baca juga: Tafsir Al-Maidah Ayat 64: Orang Yahudi Anggap Allah Kikir

Tidak ada musibah yang terjadi di bumi dan tidak pada diri kalian kecuali ada dalam catatan (Lauh Al-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakan jiwa kalian. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah. 

Musibah

Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala musibah yang terjadi, baik di bumi atau pada diri manusia telah tercatat di Al-Lauh Al-Mahfuzh. 

Baca juga: Tafsir Al-Fath Ayat 10: Baiat Nabi Muhammad dengan Sahabat

Musibah yang terjadi di bumi seperti kekeringan, kebakaran, banjir, gempa bumi, gagal panen dan semacamnya.

Musibah yang terjadi pada diri seseorang seperti sakit, kelaparan, matinya anak-anak, dan semacamnya.

Lauh Mahfuzh

"Al-Lauh Al-Mahfuzh ialah makhluk Allah yang berada di atas langit ketujuh. Bentuknya semacam papan tulis yang berukuran sangat besar," kata Asyari.

Baca juga: Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya

Al-Lauh Al-Mahfuzh termasuk di antara makhluk-makhluk Allah yang pertama diciptakan. Allah memerintahkan pada Al-Qalam Al-A'la untuk menulis segala sesuatu yang akan terjadi di alam semesta (termasuk musibah) di Al-Lauh Al-Mahfuzh.

Setiap tahun di malam qadr (lailatul qadr), para malaikat naik ke langit ketujuh untuk mencatat segala yang akan terjadi di alam semesta selama satu tahun dari Al-Lauh Al-Mahfuzh. 

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 186 tentang Takwil Kedekatan Allah

Hal itu dijelaskan Allah ta'ala dalam Surat Ad-Dukhan ayat 4.

فِیهَا یُفۡرَقُ كُلُّ أَمۡرٍ حَكِیمٍ

Pada malam itu (lailatul qadr) dijelaskan segala urusan yang telah ditentukan dengan pasti.

Baca juga: Tafsir An-Nisa' Ayat 56 tentang Siksa Neraka pada Tubuh

Para malaikat ditugaskan mengatur sebagian alam semesta sesuai dengan ketetapan (taqdir) dan kehendak (iradah) Allah yang ditulis dalam Al-Lauh Al-Mahfuzh.

Karena segala musibah yang terjadi di bumi dan pada diri manusia merupakan takdir Allah, wajib bagi manusia untuk rida dengan takdir tersebut. 

Baca juga: Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur

Manusia tidak boleh protes kepada ketetapan Allah. Protes terhadap takdir Allah termasuk salah satu bentuk kekufuran.

Tafsir Quraish Shihab

Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa semua musibah yang terjadi di bumi seperti kekeringan, kurangnya buah-buahan, dan lain-lain atau yang terjadi pada diri kalian seperti sakit, miskin, mati dan lain-lain telah tercatat dalam Al-Lauh Al-Mahfuzh. 

Tafsir Al-Baqarah Ayat 115: Timur dan Barat Ciptaan Allah

Musibah itu juga telah ada dalam ilmu Allah sejak sebelum semua terjadi. Hal itu sangat mudah bagi Allah, karena ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.

Tafsir Al-Wajiz 

Pakar fikih dan tafsir negeri Suriah Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Wajiz menguraikan bahwa tidaklah yang menimpa manusia berupa musibah di bumi seperti kegersangan, kurangnya buah-buahan, wabah penyakit tanaman, mahalnya harga, dan lain-lain serta musibah yang menimpa manusia seperti sakit, kefakiran, dan kehilangan anak, kecuali telah ditulis di Lauhil Mahfuzh sebelum Allah menciptakan apapun. Bagi Allah SWT, menetapkan hal itu dalam kitab-Nya merupakan perkara yang mudah dan gampang.

Hikmahnya

Menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, hikmah dari keterangan ayat itu ialah Allah menenangkan hamba-hamba-Nya bahwa segala musibah yang menimpa mereka di bumi merupakan perkara yang telah ditetapkan dan tertulis dalam Lauhul Mahfuzh sebelum mereka diciptakan. Penetapan yang agung ini sangat mudah bagi Allah. 

Baca juga: Surat Al-Fatihah, Nama-Namanya, dan Keutamaan

Hal ini agar manusia tidak bersedih akibat kenikmatan dunia yang tidak kalian dapatkan dan agar mereka tidak merasa sombong karena mendapat kenikmatan itu. Allah tidak menyukai setiap orang yang menyombongkan rezeki yang Allah berikan kepadanya. 

Orang-orang yang menyombongkan diri itu ialah yang enggan menginfakkan harta mereka di jalan Allah dan yang mendorong orang lain agar tidak menginfakkan hartanya. Dan barangsiapa enggan menginfakkan hartanya, sungguh Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan makhluk-Nya, dan Dia Maha Terpuji dalam segala hal. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat