visitaaponce.com

Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah

Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah
Ilustrasi.(Dokumentasi Rutan Makassar.)

ADA dua hal yang kita rasakan dalam kehidupan dunia ini. Kadang kala kita menemukan kenikmatan dan saat lain kita menerima musibah yang menyedihkan. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 79.

Bagaimana penjelasan atau tafsir Surat An-Nisa ayat 79 tentang kenikmatan dan musibah? Berikut pemaparan Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Surat An-Nisa ayat 79

مَّاۤ أَصَابَكَ مِنۡ حَسَنَةࣲ فَمِنَ ٱللَّهِۖ وَمَاۤ أَصَابَكَ مِن سَیِّئَةࣲ فَمِن نَّفۡسِكَۚ وَأَرۡسَلۡنَـٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولࣰاۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِیدࣰا

Maa ashaabaka min hasanatin fa minallaahi wa maa ashaabaka min sayyi atin fa min nafsik, wa arsalnaaka lin naasi rasuulaa, wa kafaa billaahi syahiidaa.

Baca juga: Tafsir Al-Fatihah Ayat 5 terkait Ibadah dan Meminta Pertolongan

Semua yang menimpa kamu berupa nikmat, itu dari Allah. Dan semua yang menimpa kamu berupa musibah, itu balasan dari perbuatan buruk kamu. Dan Kami mengutusmu kepada manusia sebagai rasul (penyampai risalah) dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.

Nikmat dan musibah

Kita bahas potongan ayat pertama.

مَّاۤ أَصَابَكَ مِنۡ حَسَنَةࣲ فَمِنَ ٱللَّهِۖ

Semua yang menimpa kamu berupa nikmat, itu dari Allah. 

Baca juga: Tafsir Ali 'Imran 73: Bantah Bani Israil, Karunia Kenabian Milik Allah

"Makna lafaz حسنة dalam ayat ini ialah نعمة atau kenikmatan. Karenanya, makna ayat ini ialah semua nikmat yang diperoleh manusia merupakan fadl (karunia) yang Allah berikan kepada manusia," jelas Asyari.

Alasannya, dalam akidah ahlussunnah wal jamaaah, tidak ada sesuatu yang wajib bagi Allah.

Baca juga: Tafsir Shad Ayat 75-76: Iblis Tolak Sujud kepada Nabi Adam

Berikut potongan ayat kedua.

وَمَاۤ أَصَابَكَ مِن سَیِّئَةࣲ فَمِن نَّفۡسِكَۚ

Dan semua yang menimpa kamu berupa musibah, itu balasan dari perbuatan buruk kamu.

Baca juga: Tafsir Adz-Dzariyat Ayat 47: Allah tidak Punya Tangan

Makna lafaz  سَیِّئَةࣲ dalam ayat ini ialah مصيبة atau musibah. Karena itu, makna ayat ini ialah musibah yang menimpa manusia merupakan balasan dari perbuatan buruk yang dilakukan oleh manusia. Perbuatan buruk yang dilakukan oleh manusia dibalas oleh Allah dengan musibah.

Karena itu, jika seseorang diterpa musibah, hendaknya dia segera muhasabah (introspeksi diri) dan bertobat kepada Allah ta'ala.

Kebaikan dan keburukan

Asyari memberikan sejumlah catatan terkait ayat itu. "Makna ayat ini bukanlah bahwa kebaikan itu ciptaan Allah, sedangkan keburukan itu ciptaan manusia sendiri," paparnya. 

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 256: Tidak Ada Paksaan dalam Agama

Itu karena dalam ayat lain Allah telah menegaskan bahwa Allah ialah pencipta segala sesuatu.

Allah ta'ala berfirman dalam Surat Ar-Ra'd ayat 16:

قُلِ ٱللَّهُ خَـٰلِقُ كُلِّ شَیۡءࣲ 

Katakanlah, Allah itu Pencipta segala sesuatu.

Baca juga: Tafsir Al-Hadid Ayat 22: Musibah sudah Tercatat di Lauh Mahfuzh

Dalam ayat lain Allah menegaskan bahwa Dia juga pencipta keburukan. Allah ta'ala berfirman dalam Surat Al-Falaq ayat 2:

مِن شَرِّ مَا خَلَقَ

Aku berlindung dari keburukan sesuatu yang telah Allah ciptakan.

Baca juga: Tafsir Al-Maidah Ayat 64: Orang Yahudi Anggap Allah Kikir

Kayakinan bahwa Allah hanya menciptakan kebaikan dan tidak menciptakan keburukan ialah akidah qadariyah. Keyakinan seperti ini serupa dengan keyakinan Majusi. Mereka mengatakan bahwa tuhan itu ada dua, yaitu tuhan cahaya yang menciptakan kebaikan dan tuhan kegelapan yang menciptakannya keburukan.

Karena itulah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menamakan kelompok qadariyah dengan majusi. Beliau bersabda:

الْقَدَرِيَّةُ مَجُوسُ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِنْ مَرِضُوا فَلَا تَعُودُوهُمْ وَإِنْ مَاتُوا فَلَا تَشْهَدُوهُمْ

Kaum qadariyah ialah majusinya umat ini. Jika mereka sakit, jangan kalian jenguk. Dan jika mereka mati, jangan kalian iringi jenazah mereka. Hadis riwayat Abu Dawud.

Baca juga: Tafsir Al-Fath Ayat 10: Baiat Nabi Muhammad dengan Sahabat

Ada persamaan dan perbedaan antara kebaikan dan keburukan. Persamaannya ialah keduanya terjadi dengan ciptaan, iradah (kehandak), dan qudrah Allah. 

Perbedaannya bahwa kebaikan itu diperintahkan, diridai, dan dicintai Allah. Sedangkan keburukan tidak diperintahkan, tidak diridai, dan tidak dicintai oleh Allah ta'ala. 

Menyampaikan risalah

Berikut potongan ayat ketiga

وَأَرۡسَلۡنَـٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولࣰاۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِیدࣰا

Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.

Baca juga: Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya

Ayat ini menjelaskan bahwa tugas Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ialah menyampaikan (tabligh) risalah (sebagai Rasul) kepada umat manusia, bukan menciptakan hidayah di hati mereka. Ini karena Allah-lah pencipta hidayah di hati manusia. 

Dan Allah ta'ala mengetahui bahwa Rasulullah telah bersungguh-sungguh dan tidak teledor dalam menyampaikan risalah tersebut. Demikianlah tafsir singkat Surat An-Nisa ayat 79. Semoga bermanfaat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat