Sambut Pesta Elektoral, Indonesia Kita Usung Lakon Pertarungan Dunia Bawah Tanah
![Sambut Pesta Elektoral, Indonesia Kita Usung Lakon Pertarungan Dunia Bawah Tanah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/9b41eca4d4d9f33d72cbb35b88b5fb81.jpeg)
SITUASI sosial politik di Indonesia yang mulai menghangat menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024, menjadi topik menarik yang diangkat oleh Indonesia Kita dan Bakti Budaya Djarum Foundation di pertunjukan ke-40.
Mengusung judul lakon "Calon Lawan", Indonesia Kita ke-40 ini didukung oleh Jakpro dan dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki pada 20-21 Oktober 2023
Seperti biasanya Indonesia Kita yang selalu mengusung sentuhan budaya di setiap pementasannya, kali ini Agus Noor sebagai penulis dan Direktur Artistik, memilih olahan seni bela diri wushu untuk memunculkan nuansa persaingan dan pertarungan antara lawan-lawan yang tengah beradu kekuatan.
Baca juga: Banyak Peminat, Pagelaran Musikal Ken Dedes Dipentaskan Kembali
Kisah Calon Lawan ini menampilkan dunia pertarungan bawah tanah di mana para kelompok saling berebut pengaruh dan kekuasaan. Pertarungan antar dua kelompok yang sama kuat pun terjadi.
Pertarungan Antar-Dua Kelompok
Berkali-kali terjadi pertarungan antardua kelompok ini yang melibatkan jagoan-jagoan terbaik yang dimiliki keduanya. Saat situasi kian menegangkan, muncul beberapa kejadian misterius, yang membuat masing-masing kubu saling curiga.
Ada beberapa penyerangan, tetapi tak bisa diketahui siapa yang melakukan. Situasi ini mendorong kemunculan dugaan bahwa ada jagoan misterius, sosok yang tak terlihat, yang bergerak cepat melebihi bayangan, dengan kesaktian yang tak tertandingi.
Jagoan yang memiliki kemampuan membunuh lebih cepat dari malaikat maut. Sebagai lawan, sosok itu bagai tak terlihat, tetapi memiliki kekuatan yang hebat.
Sosok lawan yang penuh siasat. Cemas dengan kondisi ini, kedua kelompok yang tadinya berseteru kemudian mencoba bersatu untuk melawan “sosok tak terlihat” untuk mengetahui identitasnya yang sebenarnya.
Baca juga: Amero Jewellery Hadirkan Pertunjukan Seni Kolosal Borobudur
Jalinan cerita ini akan mengingatkan para penonton pada kisah-kisah silat dan bela diri. Namun di sisi lain, kita tentunya akan diajak untuk menyadari bahwa pertarungan antar kelompok yang kemudian malah bersatu, juga muncul di panggung politik.
Calon-calon yang tadinya tampak berlawanan dan bermusuhan, bahkan hingga memunculkan perseteruan di antara para pendukungnya, pada akhirnya malah berada dalam satu kubu. Yang sebelumnya tampak beroposisi, menjadi saling mendukung
Cerita ini sangat tepat dipilih dan disajikan Indonesia Kita menjelang Pilpres 2024. Terutama melihat begitu riuhnya panggung politik di menjelang akhir tahun ini, di mana semua calon seolah-olah berebut tampil di hampir setiap kesempatan dan acara-acara publik termasuk pertunjukan kebudayaan.
“Sebentar lagi ramai pesta elektoral. Kita akan melihat kontestasi para pemimpin untuk mendapatkan panggung pemberitaan. Dan biasanya, pada saat seperti itulah, para pemimpin membutuhkan panggung seni sebagai bagian yang meramaikan panggung politik mereka," ujar Agus Noor, penulis dan Direktur Artistik Calon Lawan.
."Mereka datang ke konser musik, bukan untuk menonton, tetapi agar disorot dan muncul di banyak media. Acara-acara seni banyak digelar dan diadakan dalam keriuhan politik, tetapi semua itu hanya menjadi cara untuk mengundang dan menghibur massa,” jelas Agus Noor.
Baca juga: Musikal Ken Dedes Kedepankan Peran Perempuan
Untuk itulah, lakon Indonesia Kita ke40 ini bakal menjadi momen warming up bagi publik maupun para kontestan calon presiden sebelum maju berlaga.
“Indonesia Kita selalu mencoba berperan sebagai refleksi atas apa yang terjadi di negara ini. Dengan cara budaya, kami berupaya mengingatkan terutama bagi para wakil rakyat untuk tidak melupakan dan meninggalkan janji-janji mereka di hadapan para pemilih," ujar Butet Kartaredjasa, pendiri Indonesia Kita
"Lakon Calon Lawan ini kami harapkan bisa mengajak para penonton untuk menyambut pesta elektoral nanti dengan santai, gembira, dan tentunya tetap kompak dalam perbedaan pilihan dan pendapat," jelas Butet.
"Tidak perlu kita sampai harus berseteru di level horizontal, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di panggung politik yang sesungguhnya nanti. Marilah kita terus bersatu dalam kebhinekaan kita,” ujar Butet. (RO/S-4)
Terkini Lainnya
Soroti Budaya Pewayangan, Pemimpin Indonesia Diharapkan Paham Nilai Budaya Nusantara
Edukasi Siswa Cinta Budaya dengan Pagelaran Kolosal
Naskah Terakhir Nano Riantiarno, Matahari Papua, Jadi Produksi ke-230 Teater Koma
Ekonomi Kreatif: Pengertian, Ciri, Contoh, Jenis dan Manfaat
Banyak Peminat, Pagelaran Musikal Ken Dedes Dipentaskan Kembali
Relawan Puan Gelar Pentas Seni di Banyuwangi dan Kegiatan Sosial di Palembang
Mendorong Perubahan Melalui Kesenian
Meriahkan Hari Ibu, Demono Luncurkan Buku dan Galeri Seni
Prancis Berupaya Keras Melakukan Repatriasi Karya Seni Afrika
Art Jakarta Gardens Suguhkan Karya Seni Patung
New York, jadi Pusat Perdagangan Benda Seni Ilegal
Kemenparekraf Apresiasi Sinergi Mutualisme di Desa Wisata Matano Iniaku
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap