visitaaponce.com

Tekan Stunting, Menkes Pastikan Ketersediaan Alat Antropometri dan USG di Puskesmas

Tekan Stunting, Menkes Pastikan Ketersediaan Alat Antropometri dan USG di Puskesmas
Seluruh Puskesmas di Sidoarjo Dilengkapi Fasilitasi Pemeriksaan USG(MI / Heri Susetyo)

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan salah satu upaya penanganan stunting tersedianya antropometri dan USG di puskesmas Kota Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dan digunakan oleh puskesmas.

Pada kunjungan di puskesmas Oebobo dan puskesmas Oepoi di Kota Kupang, ia meninjau poli gizi dan kesehatan ibu dan anak. USG dan antropometri sudah tersedia dalam kondisi baik untuk digunakan dan SDM di kedua puskesmas mampu mengoperasikan alat kesehatan itu.

“SDM baik dokter maupun bidan harus bisa mengoperasikan USG, ibu hamil untuk skrining kesehatannya cukup ditangani di puskesmas, kecuali ada hal lain yang mengharuskan dirujuk ke rumah sakit,” kata Budi dalam keterangannya, Selasa (24/10).

Baca juga : Jawa Barat Optimistis Angka Stunting Capai 14 Persen pada 2024

Antropometri adalah suatu metode yang digunakan untuk menilai ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh anak. Standar antropometri anak didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas empat indeks, meliputi Berat Badan menurut Umur (BB/U); Panjang/Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U); Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB); dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U).

Baca juga : Wali Kota Pematang Siantara dr Susanti Buka Diseminasi Audit Kasus Stunting 

Diketahui dalam 2 tahun ini Kemenkes membagikan 300 ribuan timbangan antropometri ke seluruh posyandu di Indonesia. Tidak hanya itu, stunting sangat bergantung pada kondisi ibu saat hamil.

"Untuk mengetahui kesehatan bayi dalam kandungan diperlukan USG. Sebelumnya, hanya ada 2 ribu USG dari 10 ribu puskesmas. Dalam 2 tahun terakhir, Kemenkes mendistribusikan 10 ribu USG ke seluruh puskesmas," jelasnya.

Dengan tersebarnya antropometri di setiap posyandu di Kupang, berkontribusi pada penurunan angka stunting di NTT. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) Februari 2023, stunting di NTT tinggal 15,7% atau 67.518 Balita, terjadi penurunan signifikan dibanding 2018 yang mencapai 35,4% atau 81.434 penderita.

Kemenkes mendistribusikan antropometri ke seluruh posyandu dan USG ke seluruh puskesmas untuk mengatasi stunting. Untuk bisa cek stunting dibutuhkan timbangan khusus yang namanya set antropometri. Sebelumnya alat tersebut hanya disediakan di level puskesmas, padahal yang membutuhkan adalah posyandu yang jumlahnya 300 ribuan.

Dengan adanya USG di setiap puskesmas di Kota Kupang masyarakat atau ibu hamil mengaku merasa senang karena untuk memeriksakan kehamilannya tidak harus ke rumah sakit, tapi bisa dilakukan di puskesmas yang lebih dekat dengan tempat tinggal masing-masing.

“Kebanyakan ibu hamil mengaku senang bisa USG di puskesmas, mereka bisa dengan mudah ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya tanpa antre di rumah sakit,” kata kepala Puskesmas Oebobo dr. Maria Kurniawati Mari.

Selain itu, set antropometri sudah tersedia di posyandu yang masuk ke dalam wilayah kerja puskesmas Oebobo dan Oepoi.

"Antropometri sudah tersebar di seluruh posyandu kami, dan kader-kadernya sudah dilatih,” pungkasnya. (Z-8).

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat