visitaaponce.com

Penderita Strok Terus Bertambah, Yastroki Terapkan Strategi dari Hulu hingga Hilir

Penderita Strok Terus Bertambah, Yastroki Terapkan Strategi dari Hulu hingga Hilir
Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menggelar Jambore Stroke kedua, di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (29/10).(Ist)

YAYASAN Stroke Indonesia (Yastroki) mengingatkan kepada setiap orang mengenai penyakit strok bagi keselamatan jiwa. Selain berdampak pada kematian, strok bisa menurunkan taraf hidup seseorang dan menimbulkan beban psikologi bagi penyandangnya.

Ketua Umum Yastroki Mayor Jenderal (Purn) Dr Tugas Ratmono mengatakan penyakit strok di Indonesia setiap tahun terus bertambah, bahkan jadi kasus kematian teratas. Pemerintah bahkan menjadikan penyakit strok sebagai salah satu penyakit prioritas untuk ditangani.

Baca juga: Sambut Hari Stroke Sedunia 2023: Waspadai Gejala Awal di Usia Muda

“Di Jakarta saja, sampai September 2023 ada 2.941 kasus. Kalau rata-rata setahun saja ini di Jakarta kira-kira 8-10 orang yang terkena strok. Secara nasional kasus strok setiap tahun bertambah 500-700 orang,” ungkap Tugas pada Jambore Stroke kedua, di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (29/10).

Kegiatan Jambore Stroke kedua ini diisi berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan relawan, pembagian kursi roda, senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis hingga talkshow tentang bahaya dan pencegahan strok.

“Ini menunjukkan bagaimana kami mencegah kasus strok di masyarakat sangat penting. Yastroki sebagai yayasan swadaya masyarakat tentunya berharap pemerintah juga ikut memberikan dukungan kepada kami bersama teman-teman yang lain terhadap penyakit strok,” ucap Tugas.

Baca juga: Pengendalian Faktor Risiko dapat Cegah Kejadian Stroke

Tugas menjelaskan perlu ada penanganan dari bagian hulu ke hilir untuk menekan kasus strok di Tanah Air. Penanganan hulu antara lain edukasi dan sosialisasi bahaya strok, tata cara pencegahan strok, hingga ke bagian hilir berupa pengobatan kepada penderita.

"Maka itu, jika pemerintah memberikan bantuan, sangat baik digunakan untuk membangun pencegahan strok dengan baik. Salah satu yang kami programkan saat ini ialah melatih kecakapan khusus para relawan, ini butuh dana,” ucapnya.

Tugas mengakui pelatihan para relawan atau stroke helper memerlukan modal besar jika jangkauannya diperluas. Beberapa waktu lalu Yastroki misalnya menggandeng TNI AD dan Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) untuk memberikan pelatihan kepada para stroke helper.

"Saat ini secara nasional sudah ada sekitar 340 stroke helper untuk pelatihan angkatan pertama," ucapnya.

Baca juga: SeGeRa Ke RS, Metode Kenali Gejala Stroke

Tugas berharap dengan adanya stroke helper bisa meningkatkan kesadaran masyarakat termasuk para pendamping penderita strok.

Anggota Dewan Pembina Yastroki Prof Teguh Ranakusuma mengatakan banyak pemicu terjadinya penyakit strok. Mulai dari pola hidup tidak sehat dengan mengkonsumsi makanan lemak berlebih, jarang berolahraga, stres, menghisap rokok, polusi udara, dan sebagainya.

Menurut Teguh, Jambore Stroke menjadi wadah pertemuan berbagai pihak, mulai dari dokter, pemerintah, hingga penyintas strok.

"Informasi para penyintas strok bisa jadi bahan referensi para ahli dan dokter dalam menentukan strategi penanganan kasus strok," tutur Teguh.

Sementara itu, mantan penderita strok yang juga Sekretaris Yastroki Wilayah DI Yogyakarta AR Iskandar mengatakan agar masyarakat menjaga lima masalah yang bisa memicu strok di lingkungan keluarga.

"Lima masalah itu yakni masalah fisik, psikis, sosial, ekonomi, dan spritualitas. Kelimanya perlu diperhatikan di anggota keluarga kita," ujar Iskandar. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat