visitaaponce.com

Sorgum jadi Alternatif Selain Nasi

Sorgum jadi Alternatif Selain Nasi
Sorgum dipercaya jadi pangan alternatif pengganti nasi(Antara)

SORGUM bisa menjadi alternatif bahan pangan dengan segudang manfaat yang tak kalah jauh bahan pangan lainnya. Sayangnya sorgum tidak sepopuler nasi dan gandum.

Kandungan karbohidrat rendah dan bebas gluten (gluten free) pada sorgum yang dapat dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum sangat baik untuk dibudidayakan sebagai bahan pangan.

Pemerintah memiliki PR untuk mengangkat sorgum sebagai alternatif dari nasi. Kepala Badan POM, Penny K Lukito menjelaskan upaya pengawalan ini dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.

Baca juga: Moeldoko Yakin Sorgum Bisa Atasi Kemiskinan dan Stunting di NTT

Apabila pengawalan di sisi hulu tidak optimal, maka pengembangan di sisi hilir pun tidak dapat dilakukan karena tidak tersedia bahan baku dengan jumlah dan mutu yang sesuai.

Sebaliknya, apabila dari sisi hulu dikembangkan, sementara sisi hilir tidak dikembangkan, maka konsumsi sorgum oleh masyarakat tidak maksimal yang berakibat harga turun dan kesejahteraan petani sorgum menjadi lebih rendah.

Baca juga: Bagai Emas Kehidupan, Budidaya Sorgum di Kabupaten Demak Makin Menggeliat

"Badan POM menginisiasi untuk memadukan pengembangan dari hulu ke hilir diversifikasi sorgum sehingga sorgum tidak hanya dikonsumsi sebagai pangan segar namun juga dikonsumsi sebagai pangan olahan. Salah satu tujuan sarasehan ini adalah untuk membangun konvergensi program antar kementerian, dinas, serta pihak swasta," kata Penny dalam FGD sorgum di Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (2/11).

Untuk meningkatkan minat konsumsi masyarakat terhadap sorgum membutuhkan edukasi terkait kandungan gizi dan aneka ragam produk berbahan dasar sorgum. Sorgum atau Sorghum bicolor L Moench merupakan tanaman dari famili Gramineae.

Sorgum memiliki kandungan serat pangan dan zat besi yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis serealia lainnya, seperti, beras, singkong, dan gandum.

Adapun kandungan zat besi sorgum sebanyak 5,4 mg/100 g, lebih tinggi dibandingkan dengan zat besi dalam beras pecah kulit (1,8 mg/100 g) dan gandum (3,5 mg/100 g). Kandungan protein sorgum 10-11%, lebih tinggi dibandingkan dengan protein beras giling (6-7%), dan hanya sedikit di bawah gandum (12%).

"Para pelaku usaha pangan olahan untuk memanfaatkan sorgum sebagai bahan baku pangan olahan. Badan POM siap untuk melakukan bimbingan teknis dan pendampingan kepada para pelaku usaha terutama usaha mikro kecil (UMK) yang memproduksi produk olahan sorgum. Pendampingan yang dilakukan melalui bimbingan teknis cara produksi pangan olahan yang baik (CPOB)," ujar dia.

Diketahui sorgum mempunyai serat pangan dan zat besi yang tinggi sehingga dapat membantu pencegahan stunting dan mengurangi tingkat risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan obesitas. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan peta jalan produksi dan hilirisasi sorgum sebagai bentuk diversifikasi pangan.

Pemerintah juga menyiapkan beberapa wilayah strategis untuk memproduksi sorgum dalam rangka mewujudkan ketahanan dan penyediaan pangan yang cukup bagi masyarakat Indonesia. Pemanfaatan pangan alternatif melalui budidaya sorgum diselaraskan dengan upaya jaminan keamanan, mutu, dan gizi pangan olahan berbahan dasar sorgum. Untuk itu diperlukan konvergensi/integrasi program pengembangan sorgum hingga implementasinya dengan kementerian, dinas, serta pihak swasta. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat