visitaaponce.com

Festival Benih Leluhur Jadi Ajang Berbagi Ilmu tentang Pangan

Festival Benih Leluhur Jadi Ajang Berbagi Ilmu tentang Pangan
Peserta mengikuti pelatihan kuliner di Festival Benih Leluhur.(MGN)

FESTIVAL benih leluhur dilaksanakan di Waiotan, Desa Pajinian, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Festival yang digelar sejak 18 hingga 21 Juni itu berisikan berbagai kegiatan mulai dari pameran benih dan pangan sampai pelatihan kuliner bagi masyarakat.

Yoanga Tukan, seorang peserta pelatihan membuat kue dari sorgum mengaku banyak mendapat ilmu berharga.

"Saya terlibat dari awal pelaksanaan festival ini. Dan saya sendiri mendapatkan banyak pengetahuan berharga terlebih tentang olahan pangan lokal," ujar Yoanga.

Baca juga: Inovasi Pangan Olahan Lokal Diyakini Mampu Tekan Stunting

Guru Sekolah Dasar Inpres Kenari itu baru mengetahui bahwa kue dengan bahan dasar sorgum memiliki nutrisi yang kaya dan rasa yang lezat.

Adapun, pemberi pelatihan, Elsa Mukin, mengungkapkan proses pembuatan kue dengan sorgum tidaklah sulit dan membutuhkan waktu yang relatif singkat.

Baca juga: Makanan yang Mengandung Kolin baik untuk Kesehatan dan Kecerdasan Otak

"Tidak lama prosesnya. Kalau proses pengolahan sampai selesai sekitar 20 menit. Itu sudah bisa dicicip atau dihidangkan," ucapnya.

Menurutnya, salah satu hal penting yang diperhatikan adalah bahan-bahan. Semua harus lengkap, sehingga saat pembuatan tidak mengalami kesulitan. Elsa mengaku senang bisa berbagi pengalaman tentang pangan lokal.

"Saya senang bisa memberikan pelatihan dan pengetahuan tentang membuat kue dengan bahan sorgum tadi kepada peserta," kata Elsa.

Ketua Perhimpunan Petani Sorgum (P2SKP) NTT Maria Loreta mengungkapkan, sorgum merupakan salah satu tanaman lokal yang kaya gizi dan bisa diolah menjadi berbagai produk.

"Ada banyak manfaat sorgum. Harapannya dengan festival ini peserta bisa mengetahui manfaat sorgum, dan bisa mengolahnya menjadi berbagai produk," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Maria menambahkan, pentingnya peran orang muda dalam upaya penyelamatan benih leluhur dan aksi kampanye merawat lingkungan alam. Menurutnya, benih yang diwariskan para leluhur umumnya selalu tahan terhadap dampak perubahan iklim dan selalu punya nilai gizi yang bagus.

“Orang muda adalah pewaris untuk menjaga dan melestarikan warisan benih leluhur sekaligus melakukan perannya ikut menjaga dan mengampanyekan aksi penyelamatan terhadap lingkungan alam," tandasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat