visitaaponce.com

Efektivitas Nyamuk Wolbachia Berbeda-beda di Tiap Negara

Efektivitas Nyamuk Wolbachia Berbeda-beda di Tiap Negara
Sampel nyamuk aedes aegypti yang sudah diberi bakteri Wolbachia.(Antara)

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan nyamuk berbakteri wolbachia tidak menunjukkan efektivitas yang seragam di berbagai negara. Sebagai contoh, di Singapura, penyebaran nyamuk tersebut tidak mampu menekan angka demam berdarah dengue (DBD) secara signifikan.

Setelah proyek wolbachia dimulai di Singapura pada 2016 silam, kasus dengue belum menunjukkan adanya penurunan. Pada 2022, tercatat masih ada 32.173 kasus dengue. Itu menjadi yang kedua tertinggi sesudah 2020 dengan 35.266 kasus.

Tjandra menjelaskan hal itu bisa terjadi karena di Negeri Singa, populasi nyamuk begitu besar sehingga nyamuk wolbachia tidak dapat berkompetisi. Itu yang menyebabkan program tersebut tidak berjalan efektif.

Baca juga: Kemenkes: Nyamuk Berbakteri Wolbachia bukan Hasil Rekayasa Genetika

"Badan Lingkungan Hidup (National Environmental Agency/NEA) Singapura menyebutkan nyamuk wolbachia tidak bisa berkompetisi. Bebannya terlalu berlebihan," kata Tjandra melalui keterangan tertulis, Jumat (17/10).

Sementara, di beberapa negara lain seperti Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, New Caledonia, dan Sri Lanka, mereka bisa merasakan manfaat dari program penyebaran nyamuk wolbachia.

Baca juga: Kemenkes: Hasil Uji Wolbachia Efektif Tekan Dengue

Di Indonesia, teknologi wolbachia akan menjadi pilot project yang dilaksanakan di lima kota yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang. Itu diputuskan berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.

Efektivitas wolbachia sendiri telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija. Penelitian dilakukan melaui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti.

Kendati nyamuk wolbachia sudah disebar, Tjandra mengatakan risiko dengue akan tetap ada. Oleh karena itu, masyarakat harus tetap waspada dengan menjalankan pola hidup sehat.

"Untuk mengurangi kemungkinan di gigit nyamuk, gunakan pakaian tertutup dan alat pengusir nyamuk," tandasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat