visitaaponce.com

Leaderpreneurship Dibutuhkan di Era Ketidakpastian Global Menuju Indonesia Emas

Leaderpreneurship Dibutuhkan di Era Ketidakpastian Global Menuju Indonesia Emas
(UNIVERSITAS TERBUKA)

KETIDAKPASTIAN global akibat krisis pada berbagai sektor di seluruh dunia mewujud pada gejolak VUCA, yakni volatility (ketidaktetapan), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kerumitan), dan ambiguity (keraguan/ketidakjelasan). Era VUCA digambarkan dalam bentuk perubahan yang begitu cepat, serta dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit diprediksi dan dikontrol.

Leaderpreneurship dinilai menjadi kunci dalam menciptakan perubahan dan inovasi di era VUCA karena menggabungkan dua elemen penting yakni keterampilan kepemimpinan dan semangat kewirausahaan.

Hal itu disampaikan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menjadi pembicara kunci dalam acara studium generale atau kuliah umum yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka (UT) di Gedung MPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (22/11). Stadium Generale Universitas Terbuka ini mengambil tema 'Peran Leaderpreneurship Menuju Indonesia Emas 2045'.

Baca juga: Universitas Terbuka Luluskan Doktor Pertama Wali Kota Madiun

"Leaderpreneurship memadukan kualitas kepemimpinan seperti pengambilan keputusan, visi, dan pengaruh dengan sifat kewirausahaan seperti inovasi, keberanian mengambil risiko, dan adaptabilitas," ujar Ketua MPR yang akrab disapa Bamsoet.

Menjadi seorang leaderpreneur, lanjut Bamsoet, menjadi relevan bagi mahasiswa untuk mempersiapkan masa depan di era VUCA. Dunia kerja masa depan memerlukan lebih dari sekadar keahlian teknis, melainkan juga pemikiran inovatif dan kemampuan kepemimpinan. Mahasiswa yang mengembangkan keterampilan ini dinilai akan lebih siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.

Dengan demikian, katanya, leaderpreneurship bukan hanya tentang menciptakan bisnis atau menjadi pemimpin. Ini tentang mengembangkan mentalitas yang menggabungkan inovasi, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial.

Baca juga: Universitas Terbuka Wisuda 1.831 Orang, Salah Satunya Mantan Wakil Ketua BPK

"Bagi mahasiswa, mengasah keterampilan ini berarti mempersiapkan diri tidak hanya untuk sukses secara profesional, tetapi juga untuk membuat dampak positif bagi masyarakat," tutur Bamsoet di hadapan para mahasiswa Universitas Terbuka.

"Dalam konteks Indonesia menuju tahun 2045, leaderpreneurship menjadi sangat penting. Dengan memadukan kreativitas, inisiatif, dan kemampuan memimpin, leaderpreneur dapat menjadi katalisator dalam memajukan ekonomi, sosial, dan berbagai aspek lainnya di Indonesia," imbuhnya.

Universitas Terbuka meyakini tahun 2045 adalah tonggak penting bagi bangsa Indonesia untuk menjadi salah satu bangsa maju di dunia saat tepat berusia 100 tahun kemerdekaan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menggali berbagai tantangan agar kondisi perekonomian nasional dapat sesuai dengan yang dicanangkan di masa mendatang.

Baca juga: Universitas Terbuka Dinamis Manfaatkan Artificial Intelligence

Dalam perjalanan mencapai Indonesia Emas 2045, visi yang menggambarkan negeri ini sebagai puncak keberhasilan, peran sentral dari leaderpreneurship menjadi fokus utama. Untuk itu, acara stadium generale kali ini mengambil tema tersebut.

Stadium generale merupakan kegiatan tahunan Universitas Terbuka hasil dari kolaborasi antara mahasiswa, dosen, serta melibatkan praktisi yang memiliki kapasitas sesuai dengan tema yang diangkat.

Acara dibuka oleh Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat MBus, PhD. Selain pidato kunci dari Ketua MPR RI, acara ini juga menghadirkan sejumlah narasumber seperti Walikota Madiun Maidi yang baru dinobatkan sebagai doktor pertama dari UT, lalu ada Guru Besar FHISIP UT Prof Dr Efendi Wahyono MHum, hingga figur publik dan pengusaha Atta Halilintar. Acara studium generale ini juga dilaksanakan secara hybrid melalui Zoom.

Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat menyampaikan bahwa pembangunan Indonesia ke depan membutuhkan para entrepreneur. "Apa yang disampaikan Pak Bamsoet itu sangat penting untuk memberikan edukasi kepada para mahasiswa agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi seorang enterpreneur di masa depan. Jadi bukan mencari kerja tapi mereka yang menciptakan kerja dan itu yang kita lakukan," ungkap Ojat.

Dorongan untuk menjadi entrepreneur tersebut, kata Ojat, merupakan bagian dari kurikulum yang disediakan UT untuk membantu para mahasiswa mewujudkannya. "Ketika menjadi seorang entrepreneur mereka butuh modal tapi juga butuh tentang edukasi bagaimana agar mereka memliki sikap entrepreneurship yang bagus di masa depan," jelasnya.

Sementara Dekan FHISIP Universitas Terbuka Muhammad Husni Arifin SAg MSi PhD, yakin bahwa perpaduan kepemimpinan dan kewirausahaan adalah katalis untuk transformasi Indonesia menjadi era emas pada 2045.

"Leaderpreneur kita adalah arsitek kemajuan, membangun fondasi untuk sebuah bangsa yang tangguh dan berkembang," ujar Husni Arifin.

Melalui Studium Generale ini diharapkan muncul banyak ide, gagasan, dan pemikiran, serta menjadi ajang diskusi agar semua dapat berkontribusi bagi kemajuan pengembangan SDM unggul terutama dalam menyikapi bonus demograsi. Para civitas akademika UT pun diharapkan bisa mengembangkan riset inovasi yang dibutuhkan agar Indonesia menjadi negara maju sekaligus menjadi inkubator pembukaan industri dan kewirausahaan yang digawangi oleh para pemimpin tangguh. (Adv)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat