Jangan Sepelekan Sakit Kepala yang Berlangsung Lama
![Jangan Sepelekan Sakit Kepala yang Berlangsung Lama](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/9e8528efa88bad83c962b751255fb824.jpg)
DOKTER spesialis neurologi dari Universitas Indonesia Kartika Maharani mengingatkan orang-orang jangan menyepelekan sakit kepala yang berlangsung lama, terutama jika disertai demam karena bisa berakhir meningitis.
"Demam, sakit kepala yang tidak sembuh-sembuh pakai obat yang biasa diminum kemudian penyebab belum diketahui, tidak ada diare, batuk dan pilek, itu harus dicurigai sebagai meningitis," ujar Kartika, dikutip Senin (27/11).
Seseorang dengan gejala awal sakit kepala berkepanjangan dan demam, sambung Kartika, biasanya baru dibawa ke rumah sakit bila mengalami gejala ketiga yakni tidak sadar dan kondisi ini sebenarnya dikatakan sudah berat.
Baca juga: Apa Penyebab Pusing Setelah Makan? Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya
"Kalau sudah sampai gejala paling berat, bisa sampai tidak sadar, kejang, kelemahan tangan dan kaki, itu mengobatinya sangat sulit dan nanti gejala sisanya juga berat," jelas Kartika.
Meningitis merupakan radang otak dan selaput otak yang bisa mengenai siapa saja mulai dari anak-anak hingga dewasa usia tua.
Penyebabnya bisa bermacam-macam tergantung usia yang terkena, pada anak misalnya kebanyakan disebabkan bakteri.
Baca juga: Cara Mengatasi Kepala Mencengkram Saat Olahraga
Menurut Kartika, khusus di Indonesia, penyebab paling banyak merupakan infeksi kuman TB yang menyerang otak.
"Tetapi bukan cuma bakteri atau kuman TB, tetapi ada juga jamur, virus dan penyebab lainnya, dan gejalanya bisa berbeda-beda," kata dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdosi) itu.
Berbicara mengenai orang yang rentan terkena meningitis, Kartika menyebut orang dengan kekebalan tubuh rendah contohnya pada anak-anak dan lansia, orang dengan penyakit tertentu yang membuat kekebalan tubuh turun seperti HIV, dan pasien kanker.
Sampai saat ini, sambung Kartika, pengobatan meningitis bersifat mengobati kuman yang menyerang tetapi tidak bisa mengembalikan kerusakan otak yang sudah terjadi.
Oleh karena itu, sekali lagi, dia mengingatkan orang-orang tidak mengabaikan gejala seperti sakit kepala berkepanjangan dan disertai demam.
"Setelah kondisinya sangat berat, sangat sulit mengembalikan kerusakan otak yang sudah terjadi. Seringkali masih ada kesulitan berbicara, lemas tangan dan kaki, kadang masih ada kejang. Sembuh tapi masih ada gejala sisa. Jadi jangan sampai datang ke rumah sakit terlambat," pungkas Kartika. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif
9 Tahun Berlalu, Polisi Masih Cari Alat Bukti Kasus Kematian Akseyna
Atasi Krisis Air Perkotaan, Sekolah Ilmu Lingkungan UI Ciptakan Teknologi Pengolah Air Hujan
Anggaran Makan Siang Gratis Rp71 Triliun, Kejelasan Program Tentukan Efektivitas
Tiga Pendekatan Pencegahan Kejahatan Judi Online
Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global
Ini Usia Rentan Kena Migrain, Cek Gejala dan Penanganannya
Dukungan Lingkungan Kerja Penting Bagi Penderita Migrain
Disebut Disabilitas Tak Terlihat, Dokter Minta Jangan Anggap Enteng Migrain
Ini Alasan Perempuan Lebih Berisiko Terkena Migrain
Obat Sakit Kepala tidak Boleh Dikonsumsi Selama Lebih dari 15 Hari
Dokter Ingatkan Jangan Konsumsi Obat Nyeri Kepala Lebih dari 15 Hari
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap