visitaaponce.com

Dukung Net Zero Emission, Green Mangrove Tanam Bakau di Kawasan Pantura

Dukung Net Zero Emission, Green Mangrove Tanam Bakau di Kawasan Pantura
Jajaran pengurus Yayasan The Green Mangrove di tempat persemaian mangrove di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.(Ist)

PELESTARIAN alam menjadi salah satu fokus Yayasan The Green Mangrove (Green Mangrove Foundation). Jajaran pengurus Green Mangrove bersama sejumlah pihak pendukung program pelestarian lingkungan menanam mangrove (bakau) dan membuat persemaian di kawasan Pantura Jawa, tepatnya di Desa Limbangan, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (8/12).

Baca juga: BPDLH Gelontorkan Rp3 Triliun untuk Rehabilitasi Mangrove 2023

Lokasi tersebut merupakan daerah terdampak bencana perubahan iklim seperti abrasi dan penurunan muka tanah (land subsidence).

Rombongan juga melakukan kegiatan adaptasi bencana berupa alih mata pencaharian masyarakat alternatif untuk mengatasi hilangnya mata pencaharian tambak, kebun, dan sawah akibat bencana.

Sejumlah stakeholders yang hadir pada kegiatan ini antara lain Ciputra Group, Sinar Mas Group, Indika Energy, pemerhati dan pendukung pelestarian alam, serta undangan dari Galang Kemajuan (GK) Center.

Selain penanaman bibit mangrove di demplot seluas 7 hektare di lokasi abrasi, Green Mangrove juga membuat persemaian dengan target membantu masyarakat menanam di areal dampak seluas sekitar 100 hektare.

"Kita semua perlu memastikan untuk melindungi pantai dari abrasi. Dengan adanya hutan mangrove, dapat mengurangi polusi udara serta mendatangkan satwa yang dapat dilestarikan," kata Ketua Green Mangrove Kelik Wirawan, melalui keterangannya, Sabtu (9/12).

Baca juga: Askrindo Berdayakan Masyarakat Mempawah dengan Hadirkan Ecowisata Mangrove

Sementara itu, Dewan Pembina Green Mangrove Sigit Widyawan mengatakan, dengan adanya hutan mangrove bisa memberikan penghasilan bagi masyarakat yang terdampak dalam hal peningkatan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar pesisir.

"Diharapkan masyarakat dapat mandiri dengan memanfaatkan ekosistem yang ada melalui pemanfaatan hutan mangrove tersebut," ujar Sigit.

Usai penanaman mangrove, juga diadakan diskusi bersama para pemilik tanah di lokasi tersebut. Dalam diskusi, para stakeholders memberikan semangat kepada kelompok masyarakat yang terdampak abrasi agar terus menjaga dan merawat tanaman mangrove serta mengembangkan manfaat mangrove untuk meningkatkan kesejahteraan dari hasil hutan non kayu seperti, ekowisata, perikanan, dan lainnya.

Baca juga: Dukung Pariwisata Berkelanjutan, Ekowisata Bale Mangrove Desa Wisata Jerowaru Diluncurkan

Kegiatan ini merupakan kunjungan pertama kali yang dilakukan Pengurus Yayasan Green Mangrove dan stakeholders di kawasan tersebut.

Hingga kini, Green Mangrove sudah menanam mangrove seluas tiga hektare dari target penanaman demplot 7 hektare. Areal demplot ini merupakan areal kerjasama Green Mangrove dengan sekitar 60 pemilik lahan setempat yang menyepakati kerja sama selama 10 tahun mulai Juli 2023.

Kelik Wirawan menambahkan acara ini bertujuan memberikan insight bagi para stakeholders dan undangan untuk bersama peduli lingkungan, terutama kepada masyarakat pesisir yang terdampak abrasi dengan mulai menanam mangrove dan menjadikan kawasan itu nantinya sebagai kawasan wisata mangrove yang berdampak ekonomi terhadap masyarakat, terkhusus di Desa Limbangan.

"Kegiatan ini juga wujud dukungan pelestarian lingkungan melalui program yang menjadi agenda global dalam menurunkan emisi menuju net zero emission pada 2060 serta upaya konkret masyarakat dalam merealisasikan pengurangan dampak perubahan iklim sesuai Kesepakatan Paris pada COP 2015," pungkas Kelik. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat