visitaaponce.com

Program Pemadanan Dukungan Perkuat Daya Saing Industri dengan Pendidikan Vokasi

Program Pemadanan Dukungan Perkuat Daya Saing Industri dengan Pendidikan Vokasi
Kemendikbud-Ristek menggelar Sosialisasi dan Diskusi Publik Program Pemadanan Pendidikan Vokasi 2024 secara daring, Kamis (14/12).(Ist)

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) terus mendorong partisipasi aktif industri dan pemangku kepentingan strategis terhadap program-program unggulan pendidikan vokasi, di antaranya melalui program pemadanan dukungan, baik bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun Perguruan Tinggi Vokasi (PTV).

Program pemadanan dukungan itu diimplementasikan dalam Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan dan Program Dana Padanan (Matching Fund) PTV. Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan berbasis pada kemitraan dan penyelarasan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). 

Program ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi yang terukur nyata dengan dunia kerja dalam membangun SMK berkualitas sehingga menjadi mercusuar kinerja dan pusat belajar SMK lain. Adapun bentuk dukungan dari dunia kerja minimal dalam bentuk intervensi, antara lain penyelarasan kurikulum, praktisi dunia kerja, dan sarana prasarana yang proses pemadanannya dilakukan oleh Kemendikbud-Ristek.

Penguatan relevansi pendidikan vokasi melalui program pemadanan dukungan mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari DUDI. Manager Social Responsibility and Corp Communication PT United Tractors Tbk, Himawan Sutanto, menyambut baik program ini. 

Sebagai penerima manfaat Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan, Himawan mengatakan program ini memiliki banyak manfaat, tidak hanya bagi sekolah, tapi juga bagi industri, seperti peningkatan kapasitas sekolah melalui teaching factory, peningkatan kapasitas guru dan murid melalui peningkatan sarana dan prasarana hingga pemangkasan biaya dan waktu untuk proses pengembangan calon karyawan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang masuk ke industri.

"Pada 2008 era industri bergerak cepat seiring dengan pertambahan volume bisnis kami, sehingga membutuhkan SDM yang unggul. Kecepatan ini tidak kami dapatkan di industri kalau kami tidak turun ke bawah. Sekolah hanya mengira-ngira kebutuhan industri, sementara industri juga berharap lulusan vokasi sesuai dengan kebutuhan industri. Ini tidak match," jelas Himawan dalam keterangannya, Kamis (14/12).

"Pada 2022 kami mengikuti pemadanan dukungan untuk 6 sekolah, dan 2023 kami memadankan untuk 9 sekolah. Industri membutuhkan percepatan, AI sudah masuk, teknologi masif. Sementara di sekolah, alat praktik di era 90-an masih digunakan, IT juga belum tersentuh. Sementara kompetensi itu yang harus dimiliki anak-anak SMK. Jika industri tidak turun, mungkin butuh waktu lima sampai tujuh tahun untuk link and match. Program pemadanan dukungan ini bisa memangkas waktu setengahnya untuk menyiapkan sumber daya di vokasi agar inline dengan kebutuhan," tambahnya.


Baca juga: Indonesia International Institute for Life Sciences Gelar Wisuda Ke-6


Manfaat program pemadanan dukungan turut dirasakan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, yaitu mitra industri pada Program Matching Fund PTV. Strategic Planning and Business Development PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, Ulfah Hakima, mengungkapkan, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk berfokus pada transportasi publik melalui electric vehicle. 

Ulfah menjelaskan, pada 2022 pihaknya berkolaborasi dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) untuk mengembangkan kendaraan listrik berkualitas. Kolaborasi dengan kalangan akademisi ini sangat penting untuk menyelaraskan kebutuhan industri agar apa yang dicita-citakan pemerintah dapat terwujud.

"Kami sangat antusias, paling tidak kita sudah triplehelix antara pemerintah, industri, dan akademisi dapat berkolaborasi dengan baik. Program Matching Fund melalui Kedaireka ini mengkolaborasikan antara kebutuhan industri dan akademisi secara beriringan. Melalui program ini, kita tidak lagi menemukan alat-alat di SMK atau perguruan tinggi yang sudah tidak terpakai lagi di industri," kata Ulfah.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud-Ristek, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa transformasi pendidikan vokasi dilakukan dengan berbagai program unggulan seperti SMK Pusat Keunggulan, matching fund, competitive fund, Program Kecakapan Kerja dan Wirausaha yang bertujuan meningkatkan kemitraan dan kolaborasi.

Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan dan Matching Fund, mengharuskan adanya intervensi dari pihak industri baik dalam bentuk in cash dan in kind. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus mendorong agar pendidikan vokasi meningkatkan kolaborasi dengan DUDI dalam berbagai bentuk yang nyata, tidak hanya pada penandatanganan Perjanjian Kerja Sama atau nota kesepahaman.

"Program pemadanan dukungan dirancang untuk berjalan secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas pembelajaran, riset dan pengabdian kepada masyarakat, serta yang utama untuk menyiapkan lulusan yang kompeten yang bertumpu pada peningkatan peran mitra DUDI dalam pengembangan kurikulum, riset bersama, menyediakan praktisi mengajar dari DUDI, meningkatkan kompetensi guru dan dosen, dan mengembangkan teaching factory yang ada di Lembaga kursus, sekolah maupun kampus vokasi. Harapan kami, penyiapan SDM yang kompeten dapat mendukung daya saing dan daya sanding DUDI melalui penyiapan talenta yang unggul di DUDI," jelasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Uuf Brajawidagda, mengungkapkan pentingnya membangun kemitraan dengan industri. Uuf menjelaskan, pelibatan stakeholder sangat krusial terhadap peningkatan mutu lulusan, sehingga berelavansi dengan mutu institusi agar meningkat. (RO/I-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat