Dari Juru Tulis Menjadi Videografer, Ini Kisah Saksi Transformasi Digital Media Indonesia
![Dari Juru Tulis Menjadi Videografer, Ini Kisah Saksi Transformasi Digital Media Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/8a76a970754f85f1ce82eb1c5d74a8d4.jpeg)
PADA Jumat, 19 Januari 2024 kemarin, Media Indonesia merayakan ulang tahunnya yang ke-54. Berikut ini kisah salah satu karyawan yang telah cukup lama membersamai, sekaligus menjadi saksi transformasi digital yang dilakukan Media Indonesia.
Raden Muhammad Zen, mendapatkan penghargaan sebagai salah satu karyawan terlama di Media Indonesia. Zen, demikian ia biasa disapa, telah mengabdi di Media Indonesia sejak 1995.
Selain bekerja, ia juga mendapatkan kesempatan beasiswa bersekolah untuk melanjutkan jenjang pendidikannya ke level sarjana (S1) karena dedikasinya pada pekerjaan yang dilakoni. Bagaimana ceritanya?
Baca juga : Hari Pers Nasional, 8 Kemampuan Jurnalistik Ini Banyak Dicari
Sebelum menjadi videografer seperti sekarang, Zen masuk ke Media Indonesia sebagai seorang juru tulis berita dengan bermodalkan ijazah SMA.
Mengenai perannya sebagai juru tulis, Zen bekerja mengetik berita dari reporter. Pertama, mendapatkan fax ataupun dari reporter di lapangan, dan ia yang menuliskannya dengan mesin ketik untuk kemudian dicetak.
Pria asal Palembang itu mengikuti betul perkembangan Media Indonesia sejak sebelum perkembangan teknologi sepesat sekarang.
Baca juga : Hut ke-54, Harian Media Indonesia Bertransformasi
Setelah beberapa tahun menjadi juru ketik, rupanya Media Indonesia menghapus divisi itu. Kemudian, ia bertugas untuk mengambil berita-berita dari wire untuk diserahkan kepada asisten redaktur dan redaktur.
Seiring perkembangan zaman, divisi tempat Zen bekerja tidak lagi dibutuhkan karena berita-berita wire bisa diakses menggunakan internet oleh redaktur. Karenanya, ia kemudian dipindahkan lagi ke divisi uploader mediaindonesia.com pada 2011.
“Tapi seiring perkembangan zaman, saya merasa kalau sepertinya kita harus punya divisi video. Akhirnya saya mengajukan ke pimpinan supaya divisi itu diadakan. Dan sejak 2014 kita mengajukan, baru 2017 diterima idenya,” ucap dia.
Baca juga : Perlu Langkah Adaptif agar Media Cetak Bertahan di Masa Pandemi
Dari situ, Zen bersama dengan rekan divisinya yang lain belajar secara otodidak, mulai dari belajar di YouTube hingga bertanya-tanya dari orang yang ahli.
“Dari dulu saya bercita-cita jadi wartawan, dan sekarang menjadi videografer, sering liputan ke sana ke mari, itu cita-cita saya tercapai, walaupun mungkin agak telat,” kata Zen.
Zen merupakan saksi dari transformasi digital Media Indonesia. Sepanjang perjalanannya di Media Indonesia, Zen bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan berkarya.
“Yang namanya saya orang daerah, sangat membanggakan bisa punya ijazah S1. Dan sekarang benar-benar Media Indonesia memberikan kesempatan untuk berkembang,” pungkas dia. (Z-4)
Terkini Lainnya
Tenun NTT Ayo Tupas, Warisan Budaya Turun-Temurun
Aroma Arabika Tercampur Dalam Nada Peraukertas
Inovasi D’Lor Hantar Danny Pomanto Jadi 'The Indonesian Next Leader'
Dari Keteladanan Temukan Pemimpin
Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan Jadi Kunci
Hari Pers Nasional, 8 Kemampuan Jurnalistik Ini Banyak Dicari
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap