visitaaponce.com

Tenun NTT Ayo Tupas, Warisan Budaya Turun-Temurun

Tenun NTT Ayo Tupas, Warisan Budaya Turun-Temurun
Penenun NTT, Maria Linemen di Festival Kopi Nusantara, Kedoya, Jakarta Barat.(MI/Lutfi)

DALAM merayakan Hari Ulang Tahun ke-54, Media Indonesia kembali mengadakan Festival Kopi Nusantara. Selain adanya banyak kopi yang di hadirkan yang menjadi perhatian adalah kehadiran penenun dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ya, seni menenun telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Nusantara termasuk dari Nusa Tenggara Timur. Salah satu karya yang menawan hati adalah tenun motif lingkungan dari Ayo Tupas.

Maria Linemen salah satu penenun yang datang langsung dari Nusa Tenggara Timur untuk mengenalkan sekaligus menampilkan tenunannya. Maria sejak umur 15 tahun sudah mulai belajar menenun bersama tantenya.

Baca juga : Aroma Arabika Tercampur Dalam Nada Peraukertas

“Dari umur 15 tahun, diajarkan sama tante,”ungkap Maria Linemen, Penenun Nusa Tenggara Timur di Festival Kopi Nusantara. Kamis (1/2).

Keahlian menenun menjadi simbol keberlanjutan budaya dan kreativitas yang memikat. Kain sutra dan kain alami menjadi bahan utama dalam karya-karya yang dipamerkan. 

Proses menenun yang memakan waktu lama memberikan keistimewaan tersendiri pada setiap kain yang dihasilkan, dengan setiap benang memiliki hitungan matematika tersendiri.

Baca juga : Mengubah Kehidupan Anak-anak Berkebutuhan Khusus Melalui Cita Rasa Khas Kopi

“Seperi belajar matematika dalam menenun ini,” Maria Linemen, Penenun Nusa Tenggara Timur di Festival Kopi Nusantara. Kamis (1/2).

Menurut Maria, satu baju membutuhkan waktu hingga 2 minggu untuk diselesaikan, menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam setiap langkahnya. Motif yang disebut-sebut sebagai "motif Ayo Tupas" menggambarkan keindahan alam sekitar, dengan binatang, bunga, katak, dan cicak menjadi bagian penting dari narasi kain tenunan ini.

Untuk menjaga keberlanjutan budaya, Bumi Wastra Nusantara telah melibatkan lebih dari 90% orang dari NTT agar kearifan lokal ini tidak terputus yang berada di Jakarta dalam terus mengenalkan tenun khas Nusa Tenggara Timur.

Baca juga : Festival Kopi Media Indonesia Angkat Keunggulan Kopi Konservasi Nusantara

 Harganya hasil tenun memiliki variasi harga, mulai dari 800 ribu hingga mencapai 20 juta rupiah yang ada di galeri-galeri Buki Wastra Nusantara. Harga semakin mahal ini terbuat dari kain dan pewarna alami yang menambah keunikan dan umur panjang pada setiap karya. Semakin tua sebuah kain, semakin berharga pula keunikan motif yang terpatri di dalamnya.

“Semakin tua kain dan motif semakin mahal, karena nggak ada yang sama dari setiap penenun,” tutup Maria Linemen, Penenun Nusa Tenggara Timur di Festival Kopi Nusantara. Kamis (1/2). (Z-4)

Baca juga : Festival Kopi Nusantara Kembali Digelar Keenam Kalinya

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat