visitaaponce.com

Lirik Mars NU, Nahdlatul Ulama Memanggil Kita

Lirik Mars NU, Nahdlatul Ulama Memanggil Kita
Bendera dan logo NU.(Dok Youtube.)

NAHDLATUL Ulama (NU), sebagai ormas terbesar di Indonesia, lahir dari inisiatif KH Wahab Chasbullah yang mendirikan Nahdlatul Wathan pada 1914. Konteks pendirian ini sangat erat kaitannya dengan kebutuhan untuk membentengi Islam Nusantara sebagai respons terhadap perbedaan pandangan dengan kelompok reformis pada waktu itu. Sejak awal berdiri, NU tidak hanya menjalankan peran sebagai pelindung nilai-nilai keagamaan, tetapi juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan.

Sejarah panjang NU mencakup rapat di Cianjur pada 1926 yang menjadi tonggak berdirinya organisasi Islam Ahlussunnah wa Jama'ah. Keputusan untuk merayakan setiap 31 Januari sebagai hari lahir NU menjadi simbol penting bagi pengakuan dan penghormatan terhadap perjalanan panjang organisasi ini.

Seiring berjalannya waktu, NU tidak hanya berhasil memahami dan mengamalkan ajaran Islam, tetapi juga mampu berkembang pesat tanpa kehilangan akar tradisionalnya. Keterlibatan NU dalam kegiatan kemasyarakatan mencakup berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ini menunjukkan komitmen organisasi untuk turut serta dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Baca juga: Sejarah Nahdlatul Ulama dan Peranan NU di Indonesia

Dengan demikian, peran NU tidak hanya terfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga menunjukkan kontribusi signifikan dalam menghadirkan dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Melalui nilai-nilai Islam yang dipegang teguh dan dedikasi dalam berbagai kegiatan, NU terus menjadi pilar kuat dalam memajukan kehidupan beragama dan kemasyarakatan di Indonesia.

Mars Nahdlatul Ulama

Lagu inspiratif berjudul Nahdlatul Ulama Memanggil Kita menjadi sorotan dalam setiap kegiatan NU serta memancarkan semangat dan kebersamaan di antara para anggotanya. Dari kegiatan Fatayat hingga Munas, lagu ini tidak hanya menjadi latar suara, tetapi juga menjadi simbol kuat dari khittah organisasi yang dipegang teguh oleh warga NU.

NU, sebagai wadah keagamaan dan kemasyarakatan, terus mengukuhkan identitasnya melalui berbagai kegiatan, seperti Fatayat, Muslimat, Banser, dan Munas. Semangat yang ditanamkan pada awal acara, terutama melalui pengalunan lagu Mars NU, menciptakan atmosfer kebersamaan dan dedikasi yang melingkupi seluruh anggota.

Baca juga: Biografi KH Hasyim Asy'ari, Tokoh Pendiri NU

Dengan demikian, lagu Nahdlatul Ulama Memanggil Kita tidak hanya menjadi alat penggerak semangat, tetapi juga menjadi elemen penting dalam membentuk solidaritas dan persatuan dalam setiap langkah yang diambil oleh NU. Seiring dengan kegiatan-kegiatan tersebut, lagu ini menjadi pengingat kuat akan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi dan menguatkan semangat para warga NU dalam memegang teguh khittah yang menjadi dasar eksistensinya.

Berikut lirik lagu mars NU berjudul Nahdlatul Ulama Memanggil Kita.

Nahdlatul Ulama memanggil kita 

Berjuang trus mendampingi bangsa 

Semangat menegakkan Panji Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah 

Menjaga nilai-nilai luhur yang ada B

Bhinneka Tunggal Ika Mencipta, mengembangkan budaya bangsa Indonesia 

Bersama umat, bersama rakyat 

Membangun nusa dan bangsa 

Al-Quran Hadits Ijma dan Qiyas 

Menjadi pedoman tuk melangkah 

Nahdlatul Ulama memanggil kita 

Berjuang trus mendampingi bangsa 

Semangat menegakkan Panji Islam 

Ahlussunnah Wal Jama’ah 

Menjaga nilai-nilai luhur yang ada 

Bhinneka Tunggal Ika Mencipta, mengembangkan budaya bangsa Indonesia 

Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih 

Wal akhdzu bil jadidil ashlah 

Al-Muhafadhotu ‘ala qodimis sholih 

Wal akhdzu bil jadidil ashlah.

Baca juga: Tujuan Pendirian Nahdlatul Ulama serta Visi Misinya

Sejumlah lagu lain milik NU

Selain lagu mars, NU memiliki sejumlah lagu yang diciptakan para ulama dan sering dibawakan dalam sejumlah acaranya. Berikut deretan lagu lain dari NU.

1. Lagu Ya Lal Waton. 

Ya Lal Waton menjadi sorotan di setiap momen bersejarah Nahdlatul Ulama, seperti peringatan Hari Santri Nasional atau Hari Kemerdekaan Indonesia. Lagu ini sering kali dilantunkan.

Berikut lirik dan arti lagu Ya Lal Waton

ياَ لَلْوَطَنْ ياَ لَلْوَطَن ياَ لَلْوَطَنْ

Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon

حُبُّ الْوَطَنْ مِنَ اْلإِيمَانْ

Hubbul Wathon minal Iman

وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ

Wala Takum minal Hirman

اِنْهَضوُا أَهْلَ الْوَطَنْ

Inhadlu Alal Wathon

اِندُونيْسِياَ بِلاَدى

Indonesia Biladi

أَنْتَ عُنْواَنُ الْفَخَاماَ

Anta ‘Unwanul Fakhoma

كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ

Kullu May Ya’tika Yauma

طَامِحاً يَلْقَ حِماَمًا

Thomihay Yalqo Himama

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku
Cintamu dalam Imanku
Jangan Halangkan Nasibmu
Bangkitlah Hai Bangsaku

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku
Cintaku dalam Imanku
Jangan Halangkan Nasibmu
Bangkitlah Hai Bangsaku

Indonesia Negeriku
Engkau Panji Martabatku
Siapa Datang Mengancammu
Kan Binasa di bawah dulimu

2. Merawat Jagat Membangun Peradaban. 

Lagu ini merupakan ciptaan KH Ahmad Mustofa Bisri.

SubhanaLlah, Allahu Akbar  
Maha Suci Allah, Maha Besar 
Khidmah Jam'iyah Nahdlatul Ulama  
Telah mencapai seabad lamanya 
Sudah seabad sejak kebangkitannya 
Ulama bersama pengikut-pengikutnya 
Istiqamah dan setia  
Jaga Akidah dan sunnah Rasul-Nya

Alhamdulillah, segala puji baginya 
Ulama bersama pengikut-pengikutnya 
Istiqamah dan setia  
Menjaga Agama, Nusa, dan bangsa 
Mari kuatkan niat kita Kita bulatkan tekad kita 
Terus lanjutkan amal kita 
Mengembangkan khidmah kita 
Menebar kasih-sayang semesta 
Membangun peradaban baru yang mulia 
Tuk kedamaian dan bahagia bersama 
Dalam ridha Allah Tuhan yang Maha Esa

Lagu Mars Satu Abad NU itu baru diluncurkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Gedung PBNU pada Jumat (6/1/2023). Lagu ini diubah oleh Tohpati Ario Hutomo dari Orkestra Simfoni Ceko. Liriknya ditulis oleh Mustasyar PBNU, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).

Baca juga: Siapakah yang Tergolong Ahlussunnah wal Jamaah?

Dalam penjelasannya, Gus Mus mengundang para pengurus NU untuk menyatukan tekad dan melanjutkan perjalanan amal yang telah dilakukan selama ini, baik dalam ranah organisasi, keagamaan, kemasyarakatan, maupun kemanusiaan. 

Dalam bait-baitnya, Gus Mus mengajak untuk memperkuat niat, merapatkan tekad, dan terus mengembangkan pengabdian dalam khidmah. Pesan ini mencerminkan semangat untuk memajukan NU dalam berbagai aspek kehidupan.

12 tokoh NU bergelar pahlawan nasional

Nahdlatul Ulama memiliki beberapa tokoh yang diberi gelar pahlawan nasional. Berikut daftar 12 tokoh NU yang mendapat gelar pahlawan nasional.

1. KH Hasyim Asyari.

Kiai Hasyim Asyari, pendiri NU dengan gelar Rais Akbar, diangkat sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1964. Lahir pada 10 April 1875, ia mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang mewajibkan orang dewasa dalam radius 90 km untuk berperang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

2. KH Abdul Wahid Hasyim.

Kiai Abdul Wahid Hasyim, tokoh NU, dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 17 November 1960. Ayah dari Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid, turut berperan sebagai anggota BPUPKI dan PPKI, serta pelopor Madrasah Nidzmiyah di Pesantren Tebuireng.

3. KH Zainul Arifin.

Lahir pada 2 April 1909, tokoh NU keturunan raja-raja Barus ini ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 4 Maret 1963. Ia menjadi Wakil Perdana Menteri Indonesia dan pemimpin pasukan semi militer Hizbullah serta menjabat sebagai Ketua DPR-GR periode 1960-1963.

4. KH Zainal Musthafa.

Lahir pada 1 Januari 1899, Kiai Zainal Musthafa diangkat sebagai pahlawan nasional pada 6 November 1972. Ia penggagas pemberontakan Singaparna, Tasikmalaya, melawan penjajah Belanda dan Jepang.

5. KH Idham Chalid.

KH Idham Chalid, pahlawan nasional sejak 7 November 2011, dilahirkan di Setui, Kalimantan Selatan, pada 27 Agustus 1922. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum PBNU, Wakil Perdana Menteri, dan pejuang kemerdekaan yang diabadikan dalam uang kertas Rp5.000 pada 2016.

6. KH Abdul Wahab Chasbullah.

KH Abdul Wahab Chasbullah, pahlawan nasional kelahiran 31 Maret 1888, salah satu pendiri NU dan penggagas Majelis Islam A'la Indonesia. Ia dikenal sebagai pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar, Madrasah Nahdlatul Wathan, dan Nahdlatut Tujjar.

7. KH As'ad Syamsul Arifin.

Kiai As'ad Syamsul Arifin diangkat sebagai pahlawan nasional pada 9 November 2016. erperan dalam memimpin pejuang di Situbondo, Jember, dan Bondowoso, serta menjelaskan bahwa Pancasila tidak mengganggu nilai keislaman.

8. KH Syam'un.

Kiai Syam'un, ulama dan perwira militer, dinyatakan pahlawan nasional pada 8 November 2018. Ia terlibat dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan memimpin gerilya di wilayah Banten.

9. KH Masykur.

KH Masykur, pahlawan nasional sejak 8 November 2019, terlibat dalam perumusan Pancasila dan memimpin Barisan Sabilillah pada pertempuran 10 November 1945.

10. H Andi Mappanyukki.

H Andi Mappanyukki, Raja Bone dan pendiri NU Sulawesi Selatan, mendapat gelar pahlawan nasional pada 5 November 2004.

11. H Andi Djemma.

H Andi Djemma, pendiri NU Sulawesi Selatan dan raja Luwu, diangkat sebagai pahlawan nasional pada 6 November 2002.

12. H Usmar Ismail.

H Usmar Ismail, tokoh NU dari suku Minang, digelari pahlawan nasional pada 25 Oktober 2021. Selain itu, ia dikenal sebagai sutradara film, sastrawan, dan wartawan, serta Ketua I PBNU pada 1964-1970. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat