Kondisi Stunting Bisa Diperbaiki Asalkan...
![Kondisi Stunting Bisa Diperbaiki Asalkan...](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/0838b377cf0f05c2957ff05b758c93c3.jpg)
PAKAR nutrisi bayi dan anak RS Cipto Mangunkusumo, Nita Azka Nadhira, mengatakan kondisi anak yang sudah masuk kategori stunting masih bisa diperbaiki asalkan memenuhi nutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) atau sampai anak usia dua tahun dan rajin memonitor asupan gizi anak.
"Jadi, kalau sudah ada rambu-rambu berat badan naiknya tidak sesuai, pertambahan panjang badannya tidak optimal, itu sudah langsung bisa kontrol ke dokter spesialis anak atau bisa diperbaiki sebelum dia usia dua tahun, jangan sampai terlambat," kata Nita dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring, Rabu (24/1).
Stunting merupakan kondisi masalah kesehatan kronis yang terjadi sejak dalam kandungan. Jika kondisi tersebut tidak bisa ditangani setelah anak lewat masa dua tahun, sangat sulit untuk dikembalikan ke tumbuh kembang yang optimal.
Baca juga: Butuh Komitmen Kuat Tangani Stunting
Kalau dikejar setelah anak usia dua tahun dengan memberikan makan yang banyak, anak malah jadi kegemukan karena tinggi badan yang tidak proporsional.
Nita juga menekankan anak stunting berbeda dengan stunted atau hanya bertubuh pendek. Jika anak stunted karena pertumbuhan tinggi badan yang kronis, orangtua bisa langsung periksa ke dokter anak.
Status gizi ibu yang optimal saat merencanakan kehamilan juga bisa menjadi bekal bayi yang akan dikandungnya kelak akan tumbuh dengan baik.
Baca juga: Padang Kuatkan Peran Posyandu untuk Atasi Stunting
"Setelah bayi lahir, orangtua berperan penting memberikan kecukupan ASI dan kemudian MPASI nya dicukupkan hingga usia dua tahun, jadi lengkap sehingga tidak ada masa-masa terlewat," kata Nita.
Kebutuhan asupan nutrisi anak ketika memasuki usia 6 bulan tidak lagi bisa mencukupi hanya dari ASI. Maka itu, di usia tersebut disarankan diberikan makanan pendamping ASI.
Jika kombinasi MPASI dan ASI tidak diberikan secara optimal dan berat badan tidak kunjung baik tapi tidak segera dikoreksi lama-lama panjang badan tidak ikut bertambah dan dikhawatirkan masuk kategori stunting.
World Health Organization (WHO) mengatakan syarat pemberian MPASI adalah pertama tepat waktu usia 6 bulan, kedua diberikan cukup atau adekuat secara konsistensi, varian dan jumlah makanan, ketiga disiapkan dengan cara yang higienis agar mencegah infeksi dan terakhir berikan MPASI dengan cara yang benar dan lingkungan yang kondusif.
Sementara porsi MPASI yang harus disesuaikan mulai dari 6-8 bulan adalah 70% masih dari ASI dan 30% dari MPASI. Usia 9-11, 50% dari ASI dan 50% dipenuhi dari MPASI.
Kemudian, saat menginjak usia 1-2 tahun, ASI diberikan hanya 30% dan sisanya dipenuhi dari MPASI. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
5,8 Juta Balita Alami Masalah Gizi
Atasi Tengkes di Jakarta, Dharma Jaya Gencar Salurkan Makanan Sehat Ke Warga
Slogan Gizi untuk Rakyat
Ussy Sulistiawaty Ungkap Peran Penting Memasak untuk Keluarga
Asupan Bernutrisi Anak Salah Satu Syarat Raih Indonesia Emas 2045
Temanggung Upayakan Penurunan Stunting Hingga 9%
Upaya Meningkatkan Kesadaran dan Praktik Gizi Seimbang Mampu Turunkan Prevalensi Stunting
Dear Orangtua, Kenali Gejala dan Dampak dari Gangguan Anak Alergi Susu Sapi
Kalsium dan DHA Pengaruhi Sel Imun Ibu Hamil
Hobi Lari, Ini Panduan Asupan Nutrisi untuk Dukung Daya Tahan Tubuh
Rangkaian Makanan untuk Mencegah Peradangan Otak
Bekali Anak dengan Camilan Sehat dan Bernutrisi
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap