visitaaponce.com

Dongeng Bisa Digunakan untuk Pendidikan Karakter

Dongeng Bisa Digunakan untuk Pendidikan Karakter
Ilustrasi(Freepik)

PENGAMAT Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Asep Supena mengatakan kegiatan mendongeng memiliki banyak manfaat, salahnya adalah membentuk karakter anak sejak dini.

"Sifat-sifat baik, moral, dan akhlak pada anak-anak itu bisa ditumbuhkan dan dikembangkan melalui dongeng karena dengan mendongeng itu kita menceritakan tokoh dengan karakter tertentu," kata Asep, dikutip Selasa (30/1).

Sifat-sifat seperti jujur, dermawan, pekerja keras, dan disiplin, kata Asep, bisa mulai diajarkan sejak dini kepada anak melalui mendongeng. 

Baca juga: Dongeng Kancil dan Buaya beserta Pesan Moralnya

Oleh karena itu, mendongeng menjadi bagian yang penting dalam membangun dan mengembangkan karakter anak.

Pendidikan karakter seharusnya menjadi pendidikan yang pertama dan utama yang diberikan orang dewasa kepada anak-anak, sebelum memberikan pendidikan akademis. 

Orangtua, guru, hingga orang sekitar, lanjut Asep, berperan dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak-anak.

Baca juga: Dongeng Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak

"Misalnya senang belajar, senang pergi ke sekolah, senang membaca, senang bertemu dengan orang, senang meminta maaf dan memaafkan, senang bekerja sama dengan anak-anak lain, itu namanya karakter. Itu jauh lebih penting dan harus ditumbuhkan sejak awal," ujar Asep.

Kegiatan mendongeng, kata Asep, juga bermanfaat meningkatkan kemampuan bahasa dan cara komunikasi pada anak.

"Ketika mendongeng, anak tentu mendengar cerita, mendengar ucapan, mendengar bahasa yang dituturkan seseorang sehingga dia bisa mendengar bunyi-bunyi bahasa tertentu atau juga bisa menambah kosa kata, termasuk juga pola atau irama di dalam berkomunikasi," kata Asep.

Dia juga menyampaikan, selain fungsi edukasi, menceritakan dongeng pada anak juga berfungsi sebagai hiburan atau medium rekreasi.

Saat mendongeng, orang dewasa yang sudah menguasai konten dongeng dapat menyampaikan cerita tanpa teks. Cara tersebut membuat aktivitas mendongeng menjadi lebih atraktif.

"Kalau seandainya guru atau orangtua tidak menguasai konten yang didongengkan, tidak masalah sambil membaca karena bagi anak yang penting dia mendengar penuturan dari orang dewasa yang mendongeng itu, kemudian anak juga mendapatkan informasi tentang isi dongeng tersebut," pungkas Asep. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat