visitaaponce.com

Makan Bisa Jadi Cara Redakan Stres, Asal...

Makan Bisa Jadi Cara Redakan Stres, Asal...
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG klinis dewasa lulusan Universitas Indonesia Tiara Puspita mengatakan stres bisa menyebabkan seseorang untuk makan banyak. Tiara mengaku memahami adanya dorongan itu namun dia mengingatkan untuk mengontrol porsi makanan yang dikonsumsi.

"Misalnya, lagi lapar ingin makan kita tahu batasan porsi kita seberapa normalnya. Pada saat kita tidak sedang kelaparan itu yang penting karena itu yang bisa membantu kita menjaga seberapa banyak, sih, kita makan satu porsi ketika kita capek atau stresyang bawaannya lapar," ucap Tiara, dikutip Rabu (31/1).

Beberapa orang kerap meredakan stresnya dengan mengonsumsi makanan kesukaan. Namun, sering kali dia secara tidak sadar makan dalam porsi banyak yang akhirnya akan menimbulkan masalah baru pada kesehatan.

Baca juga : Studi HCC: Orang Indonesia dengan Emotional Eater 2,5 Kali Berisiko Stres

Saat stres, biasanya, porsi makan akan bertambah setengah dan itu datang secara tidak sadar. Jika memang sudah menjadi kebiasaan, Tiara menyarankan untuk berolahraga sesudahnya untuk membakar kalori sehingga makanan tersebut tidak mengendap dan bisa terkontrol kemudian hari.

Tiara juga sering menyarankan pasiennya yang tinggal sendiri untuk jangan menimbun makanan kemasan di rumah dalam jumlah yang banyak. Sebaiknya, bagi porsi cemilan ke dalam kemasan lebih kecil agar tetap dalam batasan yang wajar.

"Hindari juga snacking (mengudap) sedikit tidak pada saat nonton TV, pakai kemasan wadah kecil sehingga nggak tanpa sadar habis, mau es krim, snack, atau apapun itu," kata dia.

Baca juga : Luncurkan Buku, Ahli Kesehatan Serukan Gerakan Hidup Sehat Tanpa BPA 

Makan bisa jadi merupakan cara memberikan hadiah kepada diri sendiri yang dapat menenangkan kondisi yang sedang stres. Memberikan hadiah kepada diri sendiri juga bisa diterapkan pada anak-anak agar tidak terlalu jenuh dengan rutinitas.

Meskipun anak belum bisa mengerti gratifikasi untuk dirinya sendiri, orangtua bisa membimbing dengan tidak terlalu memforsir anak belajar dan membagi waktu anak untuk bersantai.

"Karena untuk melatih kontrol mereka kapan sih belajar, kapan boleh rileks itu bisa ditanamkan sejak dini untuk bisa mengontrol apa yang dia butuhkan apa yang dia inginkan bisa menyeimbangkan itu," kata Tiara.

Baca juga : Ingin Mendongeng untuk Anak Anda? Ini yang Harus Diperhatikan

Orangtua juga bisa mencontohkan dengan sering mengajak anak berjalan-jalan atau mengingatkan untuk bersantai. Kenali juga preferensi kesukaan anak agar anak juga bisa menikmati waktu bersantainya dengan hal yang disukainya. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat