Sulitnya Menemukan Link and Match di Dunia Kerja
![Sulitnya Menemukan Link and Match di Dunia Kerja](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/c35d946dfbe56c9115f999e705ec5662.jpg)
MENTERI Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah menyebut bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) yang Indonesia miliki masih banyak menghadapi tantangan terkait rekrutmen, produktivitas, pengupahan, dan jaminan sosial.
"Banyak hal yang terkait SDM, terkait dengan supply pendidikan maupun pelatihan yang masih kita rasakan belum terjadi link and match, masih terjadi miss match," katanya pada Rabu (31/1).
Link and match, lanjut Ida, adalah persoalan klasik yang terus hadir dalam dunia ketenagakerjaan. Menurutnya, link and match tidak hanya dari sisi kualitas lulusan lembaga pendidikan maupun pelatihan, tetapi harus dilakukan analisa secara komprehensif. Dari sisi kualitas pendidikan dan pelatihan Indonesia, ia mengatakan belum merata di seluruh Indonesia.
Baca juga : Pendidikan Vokasi Harus Mampu Sambut Bonus Demografi
"Ada perbedaan kualitas yang disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari dari tenaga pengajar atau instruktur atau pelatihnya, dari sisi jumlahnya, dari sisi kompetensinya, kemudian ini juga masih kita dapati dari sisi sarana dan prasarana yang bisa kita katakan belum memadai. Kemudian kita melihat dari sisi geografis ini kadang-kadang menjadi penghambat seseorang untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang berkualitas," jelas Ida.
Hal tersebut, ujarnya, berujung pada ketidaksesuaian antara lulusan pendidikan atau pelatihan vokasi dengan ekspektasi para pengusaha dan membuat tingkat pengangguran menjadi naik.
"Jadi dalam hal ini output dari pendidikan dan pelatihan vokasi dirasakan betul oleh teman-teman pengusaha. Tapi dari sisi kami Kemnaker, kami sangat merasakan karena itu akan menambah tingkat pengangguran terbuka," tandasnya.
Baca juga : HUT ke-72, APINDO Luncurkan Gerakan 1.000 Pengusaha Mengajar
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2023 menunjukkan bahwa pengangguran tertinggi terdapat pada kelompok usia muda.
"Jadi kontribusinya itu 15-19 tahun 25,7%, sementara usia 20-24 tahun kontribusi 16,85%. 42,62% pengangguran kita disumbangkan dari usia muda," ujarnya. (Z-6)
Terkini Lainnya
Talentlytica Sabet Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia
Diaspora Didorong Bekerja di BUMN Nasional
Mengukur Kompetensi Manajerial Melalui Asesmen Kompetensi
Ekrutes.id Dipercaya Disnakertransgi Jakbar Sosialisasikan Proses Rekrutmen
Wakil Ketua Komisi II DPR Mengkritisi Rekrutmen Anggota KPU
Cara Cek Hasil seleksi administrasi dan Jadwal Lengkap Alur Rekrutmen Bersama BUMN 2024
Kejagung Belum Bisa Panggil Tersangka Korupsi Timah Hendry Lie: Dia Masih Sakit
Inspiratif, Tiga Perempuan Penerima The Most Inspiring Women Award 2024
Usung Visi Majukan Dunia Usaha di Jakarta lewat Hipmi
Pengusaha Rental Minta Polres Jaktim Usut Tuntas Penggelapan Mobil Burhanis
PIP Gelar UMi Youthpreneur 2024
Menjadi Agregator Pelaku Usaha, UMKM Bidang Kecantikan Didorong Terus Bertumbuh
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap