visitaaponce.com

Aromaterapi Rernyata Bisa Membantu Kelola Stres

Aromaterapi Rernyata Bisa Membantu Kelola Stres
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG Indah Sundari menyebut penggunaan aromaterapi dapat membantu pengelolaan stres lebih baik terutama pada kalangan dewasa muda yang kerap mengalami stres.

"Aromaterapi bisa membantu mengurangi stres karena bahan-bahan alaminya bisa meningkatkan kekebalan tubuh, bisa meningkatkan fokus dan konsentrasi juga, sehingga bisa mengurangi stres dan bisa digunakan sehari-hari," kata psikolog lulusan Universitas Padjajaran itu.

Adapun aromaterapi biasanya memanfaatkan wewangian yang berasal dari bahan-bahan alami seperti bunga, akar-akaran, dan daun-daunan. Saat digunakan oleh orang yang mengalami stres, aromaterapi akan membuat tubuh menjadi rileks.

Baca juga : Makan Bisa Jadi Cara Redakan Stres, Asal...

Hal itu juga dibuktikan dalam beberapa penelitian global, salahnya satunya seperti penelitian berjudul Evaluating the effect of aromatherapy on a stress marker in healthy subjects, yang dirilis pada 2019 dalam Journal of Pharmaceutical Health Care and Sciences.

Penelitian itu menunjukkan aromaterapi bisa meningkatkan imun tubuh dan membantu mengurangi stres dengan peningkatannya tersebut.

Indah pun membagikan kiat untuk memanfaatkan aromaterapi dalam pengelolaan stres.

Baca juga : Studi HCC: Orang Indonesia dengan Emotional Eater 2,5 Kali Berisiko Stres

"Pertama bisa ambil posisi duduk atau berdiri yang tegak tapi nyaman. Setelahnya mulai tutup mata," kata Indah.

Dengan aromaterapi pilihan yang sudah disiapkan mulailah menarik napas sambil menghirup aromaterapi dalam tiga hitungan.

Sesudah itu, tahan napas selama empat hitungan dan buang nafas perlahan lewat mulut dalam tiga hitungan.

Baca juga : Gangguan Mental Emosi Jadi Masalah Anak Muda Kini

"Agar lebih rileks, aromaterapi juga bisa dimanfaatkan untuk memberikan pijatan ringan di bagian dahi, leher, dan bahu," katanya.

Adapun stres merupakan hal yang pasti dialami oleh setiap manusia, namun stres yang berlebihan dapat memicu banyak penyakit termasuk gangguan fisik yang mengurangi kualitas hidup.

Dalam laporan terbaru IPSOS bertajuk World Mental Health Day 2023, secara global didapati hasil bahwa Generasi Z menjadi generasi paling banyak merasakan stres dibanding generasi yang lebih tua.

Baca juga : Bermusik Bisa Tingkatkan Kemampuan Mengingat Para Lansia

Laporan itu melibatkan 23.274 responden dari 31 negara, dan didapati ada 43% generasi Z yang merasa stres hingga berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia, sebagai salah satu generasi yang memiliki populasi besar ternyata cukup banyak generasi Z yang merasakan masalah gangguan mental akibat stres.

Berdasarkan laporan DataIndonesia.id yang melakukan survei pada 300 generasi Z yang tinggal di Indonesia didapati hasil sebesar 56% dari mereka merasakan masalah gangguan mental akibat stres.

Baca juga : Cara Penggemar K-Pop Dukung Anies Baswedan

Beberapa masalah yang terjadi di antaranya meliputi rasa takut dan cemas berlebih, menarik diri dari lingkungan sosial, hingga mengalami masalah tidur. 

Untuk itu, stres perlu dikelola dengan baik terutama oleh generasi Z yang saat ini masuk dalam kategori dewasa muda agar dapat menjaga kualitas hidup mereka tetap baik. (Ant/Z-1)

Baca juga : Transformasi Museum, Mendekatkan Aspek Budaya kepada Generasi Muda

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat