Tb Resisten Obat 80 Pengaruhi Ekonomi Keluarga
![Tb Resisten Obat 80% Pengaruhi Ekonomi Keluarga](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/cd9a36467a4848c421bbde62654ab7b6.jpg)
TIM Kerja TBC Kementerian Kesehatan Nurul Badriyah mengatakan hampir 30-80% rumah tangga yang anggota keluarganya terdapat pasien Tuberkulosis (Tb) ekonominya terganggu. Sehingga butuh langkah mitigasi dan bantuan dari pemerintah.
"Salah satu isu terkait perlindungan sosial bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib memberikan perlindungan sosial kepada pasien Tb khususnya adalah pasien-pasien Tb Resisten Obat (Tb RO)," kata Nurul dalam diskusi secara daring, Selasa (22/2).
"Pasien Tb RO di Indonesia sudah melebihi dari 20% kalau pada pasien Tb sensitif itu 30% mempengaruhi pendapatan rumah tangga dari pasien tersebut. Kalau resisten malah lebih tinggi, sampai 80%," tambahnya.
Baca juga : Cegah Kenaikan Kasus, Pemerintah Gencarkan Skrining Tb Anak
Sehingga perlu dilakukan mitigasi, walaupun sudah ada jaminan kesehatan melalui jaminan sosial, tapi ada juga mekanisme yang lain, seperti financial protection yang lain melalui tadi, melalui Kementerian Sosial.
"Memang secara umum 30% atau 80% untuk pasien Tb RO yang kehilangan pendapatannya itu kebanyakan sebagian besar adalah untuk atau berhubungan tidak langsung ya tidak langsung atau di luar kesehatan sebagian besar adalah memang kehilangan pendapatan, travel cost dan juga berhubungan support nutrisi untuk proses pemulihan," ungkapnya.
Pengobatan Tb RO sudah ada yang 6 bulan tetapi masih ada juga yang harus menerima pengobatan 9 bulan atau sampai 12 bulan sehingga pasien tidak dapat bekerja selama masa pengobatan tersebut. Lamanya terapi tersebut menyebabkan pasien berhenti di tengah jalan sehingga menyebabkan para pasien resisten terhadap obat.
Dokter Spesialis Paru dr Erlina Burhan melakukan penelitian terapi Tb yang bisa dilakukan hanya selama 4 bulan dengan menggunakan obat isoniazid, moxifloxacin, pyrazinamide, dan rifapentine. Rifapentine merupakan obat turunan dari rifampicin namun efektivitasnya 5 kali lipat. Sehingga memungkinkan penyembuhan menjadi 4 bulan.
"Semakin pendek terapi Tb maka meningkatkan kepatuhan pasien kemudian pasien patuh maka mengurangi resisten obat sehingga mempercepat upaya pemberantasan Tb," ucapnya. (Iam/Z-7)
Terkini Lainnya
Penularan Tuberkulosis Masih Tinggi, Dilaporkan 282.281 Kasus hingga Juni 2024
Ini Tips Memberi Obat Tuberkulosis pada Anak
Kontak Erat di Rumah Jadi Faktor Kuat Penularan Tuberkulosis Anak
Obat Tuberkulosis Dipastikan tidak Berbahaya Bagi Ibu Hamil
Teknologi Formulasi Hasilkan Sediaan Obat yang Lebih Disukai Anak
Dorong Keterlibatan Semua Pihak dalam Pencegahan dan Pengendalian TB
Terobosan Baru dalam Perang Melawan Tuberkulosis Resisten Obat di Asia-Pasifik
Artis Sarwendah Berbagi Tips Berkomunikasi Efektif Hindari AMR di ICU
Resistensi Antimikkroba Lebih Berbahaya Dibanding Covid-19
Nyamuk di Vietnam dan Kamboja Kebal Insektisida
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap