Angin Puting Beliung Kian Marak, Ternyata Ini Penyebabnya
![Angin Puting Beliung Kian Marak, Ternyata Ini Penyebabnya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/4a4f48e6d18cfbed1b0bfb87c5c9465d.jpg)
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan mengungkapkan perubahan tata guna lahan dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri merupakan salah satu penyebab terjadinnya puting beliung di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kondisi itu kemudian disempurnakan dengan hadirnya cuaca ekstrem.
"Pada 19 dan 20 Februari 2024 sudah ada tanda-tanda indikasi kawasan itu mengalami pemanasan yang intensif," ujar Eddy di Jakarta, Kamis (22/2).
Eddy menjelaskan uap air dari utara, selatan, barat, dan timur, masuk semua ke Rancaekek. Sementara, kawasan lain atau daera-daerah sekitarnya tidak ikut mengalami fenomena pemanasan tersebut. Pemanasan intensif itu membuat Rancaekek secara tiba-tiba menjadi kawasan pusat tekanan rendah. Awan-awan besar kumulonimbus berkumpul di sana.
Baca juga : Perlu Peningkatan Peringatan Dini untuk Cegah Dampak Puting Beliung
"Kenapa bisa berputar? Ini ada mekanisme lain, mungkin karena ada desakan angin, katakanlah pada ketinggian 850 meter yang berasal dari Australia, kemudian berputar. Nah, di situlah terbentuk tropical cyclone," jelas Eddy.
Lebih lanjut dia menerangkan ketika bila langit sudah mulai gelap dan pekat, angin kencang sudah bertiup, tidak ada lagi cahaya matahari masuk, dan benda-benda kecil sudah mulai terangkat, itu adalah fase pembentukan puting beliung dari pertumbuhan menjadi puncak.
Ketika angin sudah mulai berputar, puting beliung akan menelan semua kawasan yang mengalami fenomena tekanan rendah.
Baca juga : BMKG: Waspadai Ancaman Angin Puting Beliung hingga Akhir Februari
"Delta T (perbedaan dua suhu) sangat tajam. Siang hari panas banget, malam hari dingin banget. Itulah yang menjadikan kawasan Rancaekek berbeda dengan kawasan di sekelilingnya," papar Eddy.
"Kawasan yang menerima cahaya matahari lama lebih dari 12,1 jam berpotensi besar menjadi pusat tekanan rendah, sehingga awan-awan yang ada di sekeliling akan tersedot," imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Selasa (21/2) pukul 16.00 WIB, puting beliung yang berpusat di Rancaekek melanda Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat 534 bangunan mengalami kerusakan akibat bencana alam tersebut. Sebanyak 835 Kepala Keluarga (KK) di lima kecamatan yang ada di dua kabupaten itu terdampak. (Ant/Z-11)
Terkini Lainnya
Simpulkan Angin Rancaekek Tornado, ITB Tekankan Mitigasi
BPBD Sumedang Penuhi Kebutuhan Pengungsi Angin Puting Beliung
Fenomena Puting Beliung Rancaekek akibat Maraknya Alih Fungsi Lahan
Angin Puting Beliung di Rancaekek, BRIN: Kejadian Langka dan Sulit Diprediksi
BRIN Investigasi Fenomena Angin Tornado di Bandung
SDN Roboh Akibat Diterjang Angin Puting Beliung di Sawangan Depok Dibangun Ulang Tahun Depan
Ini Perbedaan Tornado dan Puting Beliung Versi BMKG
Angin Puting Beliung Terjang Kawasan Nusa Dua
Hadapi Perubahan Cuaca Ekstrem dengan Mitigasi Tepat dan Sosialisasi Berkelanjutan
900 Kejadian Puting Beliung Landa Indonesia Setiap Tahun
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap