Peningkatan Kasus DBD Disebabkan Belum Terkendalinya Vektor, Salah Satunya Nyamuk
![Peningkatan Kasus DBD Disebabkan Belum Terkendalinya Vektor, Salah Satunya Nyamuk](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/9d5054f3c0029b46b72f714efc3ca3ce.jpg)
KASUS demam berdarah dengue (DBD) dikabarkan naik lagi di sejumlah daerah. Berkaitan dengan itu, Kementerian Kesehatan menyebut bahwa naiknya kasus DBD disebabkan oleh sejumlah hal, di antaranya belum terkendalinya nyamuk DBD dengan baik.
“Beberapa hal yang menyebabkan peningkatan kasus DBD setiap tahun di antaranya vektor nyamuk DBD yaitu nyamuk aedes belum terkendali dengan baik. Selain itu, masa pancaroba sering menyebabkan tempat perindukan nyamuk menjadi banyak dan bertambah,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Minggu (3/3).
Di samping itu, menurut Nadia, kebiasaan 3M, yakni kegiatan menguras, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang yang bisa menjadi penampungan air serta mendaur ulang barang bekas belum menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Karenanya, dibutuhkan kolaborasi semua pihak untuk menurunkan kasus DBD.
Baca juga : Demam Berdarah Kembali Merebak, Ini 6 Strategi Pemerintah
Guna menangani kasus DBD secara maksimal di satu daerah, Nadia menyatakan daerah bisa mengusulkan untuk menetapkan kasus luar biasa (KLB).
“Penetapan KLB sesuai dengan UU 17 tahun 2023. Jadi apabila terjadi peningkatan kasus dua kali lebih tinggi pada rentang waktu yang sama dibanding tahun lalu, dan kLB dinyatakan sebatas besar masalahnya,” pungkas Nadia.
Dihubungi terpisah, Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, berdasrka data WHO Asia Tenggara, Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara di dunia dengan kasus DBD tertinggi.
Baca juga : Kasus DBD di Banyumas Merebak, 2 Meninggal Dunia
Untuk mencegah merebaknya DBD, WHO pun menyarankan agar melakukan pencegahan dan pengendalian dengue bergantung pada pengendalian vektor.
“Deteksi awal dan akses pada pelayanan kesehatan yang baik merupakan kunci utama untuk menurunkan angka kematian. Jadi pengendalian dengue memang harus bersifat menyeluruh,” ucapnya.
D samping itu, perlu juga melakukan surveilans entomologi kasus DBD. Serta perlu jaminan ketersediaan laboratorium. “ Perlu komunikasi risiko dan pelibatan aktif masyarakat untuk menurunkan angka DBD di Indonesia,” pungkas Tjandra. (Ata/Z-7)
Terkini Lainnya
Ini Dampak Penderita DBD saat Terlambat Ditangani
Kewaspadaan Orangtua Kunci Keberhasilan Penanganan DBD pada Anak
Dosis Vaksin Dengue Harus Sesuai Agar Efektif Melawan DBD
Vaksinasi Lengkapi Upaya Pencegahan DBD, Hemat Biaya Kesehatan
870 Kasus DBD di Tasikmalaya Belum Terkendali
Angka Kematian DBD Alami Penurunan
Nyamuk Harimau Invasi Eropa Bawa Wabah Demam Berdarah Dengue
Ini Cara Mencegah Perkembangbiakan Nyamuk di Rumah Anda
Nyamuk Wolbachia Akan Disebar di Jakarta Untuk Tekan Angka DBD, ini Lokasinya
Heru Budi Pastikan Tidak Kenakan Denda Rp50 Juta Bagi Rumah Jadi Sarang Nyamuk
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Puncak Haji Berbasis Fikih
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap