Perempuan yang Haid Lebih Cepat Berisiko Menopause Lebih Awal
KELOMPOK staf medis (KSM) Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Cipto Mangunkusumo Surahman Hakim mengatakan anak perempuan yang haid lebih cepat sel telurnya akan matang lebih awal sehingga kejadian menopausenya bisa lebih awal juga.
"Kejadian menopause lebih awal juga kemungkinan terjadi pada anak-anak yang haidnya lebih dini," kata Surahman, dikutip Rabu (6/3).
Surahman mengatakan perempuan mendapatkan warisan sel telur dari ibu mereka. Pada tahap perkembangan dari bayi, balita hingga sebelum masuk masa pubertas, sel telur dalam keadaan membeku. Saat pubertas atau baligh, hormon di otak mulai mengatur pematangan sel telur secara bertahap.
Baca juga : Melakukan Sleep Hygiene Saat Menstruasi Bantu Tidur Lebih Nyaman
Jika haid terjadi lebih cepat, perkembangan seksual sekunder atau organ reproduksi akan lebih cepat dan jumlah sel telur juga akan lebih cepat habis.
"Kalau masa reproduksi atau menikahnya di usia yang cukup lanjut maka kemungkinan kesuburannya juga akan cepat berakhir, karena telurnya sudah dimatangkan lebih awal," jelas Surahman.
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengungkapkan perkembangan nutrisi gizi dari anak dan paparan hormon eksternal menyebabkan pematangan ovarium atau sel telur menjadi lebih cepat sehingga haid terjadi lebih awal.
Baca juga : 5 Cara Mengatasi Rasa Lemas dan Kelelahan saat Haid
Ia mengatakan rata-rata anak perempuan sekarang sudah mengalami haid di usia 9 tahun, atau sekitar kelas 3 atau 4 SD, yang jika dibandingkan sekitar 20 tahun lalu, anak perempuan baru haid sekitar umur 11 atau 12 tahun.
Hal itu karena pengaruh juga dari makanan siap saji yang berdampak pada pembentukan hormon esterogen pada anak perempuan. Selain itu, semakin meningkatnya polusi udara juga bisa memengaruhi haid yang lebih awal.
"Jadi kadang kala berefek pada anak-anak kita, jadi itu yang menyebabkan lebih banyak karena faktor lingkungan bukan pada saat kehamilan si ibu," katanya.
Surahman mengatakan untuk ibu yang melihat perkembangan seksual sekunder anaknya seperti pertumbuhan payudara yang masuk grade 3, dan adanya bulu-bulu pada kemaluan, tidak perlu cemas karena anak akan segera mendapatkan haid pertamanya satu hingga dua tahun ke depan.
Jika tidak ada tanda-tanda pertumbuhan seksual sekunder seperti yang diharapkan maksimal pada usia 15 tahun, perlu dicari tahu apakah ada kelainan kromosom, kelainan genetik, atau gangguan pada saluran reproduksi sang anak. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Ini Lho Tips Memilih Pembalut dan Cara Memakainya
Ini yang Harus Diketahui Orangtua Ketika Anak Perempuannya Alami Menstruasi Lebih Awal
Haid Tidak Teratur Menyebabkan Sindrom Ovarium Polikistik? Inilah yang harus Anda ketahui
Ini Makanan yang Wajib Dikonsumsi untuk Meredakan Nyeri saat Haid
Ini Cara Menghitung Siklus Menstruasi dan Masa Subur Perempuan Setiap Bulannya
Catat! Ini 5 Cara Mengatasi Nyeri saat Menstruasi
Perempuan Berisiko Osteoporosis, Cek dengan Pemeriksaaan Kepadatan Mineral Tulang
Konsumsi Jamu Bisa Bantu Ringankan Gejala Menjelang Menopause
Hiperkolesterol Bisa Perparah Gejala Menopause
Menopause Sebabkan Perempuan Lebih Cepat Alami Osteoporosis
Minum Air Jahe Bisa Perparah Hot Flashes pada Perempuan Menopause
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap