Pemerintah, Akademisi UI, Swasta Bahas Kecerdasan Buatan
![Pemerintah, Akademisi UI, Swasta Bahas Kecerdasan Buatan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/c7591a8d44cba7172e48b16c63056656.jpg)
PEMERINTAH mengadvokasi kepentingan nasional untuk memastikan bahwa pengembangan tata kelola artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memberikan landasan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Pemerintah pun menyuarakan keprihatinan negara-negara berkembang bahwa diskusi tata kelola AI harus seimbang tidak hanya pada aspek keamanan tetapi juga dampak pada perekonomian.
Itu disampaikan Wakil Menteri Kemenkominfo Nezar Patria pada seminar komprehensif mengenai kecerdasan buatan (AI) yang digelar Universitas Indonesia (UI) dan perusahaan teknologi internasional Yandex, Rabu (6/3). "Kami berharap dapat mengadakan pertemuan serupa dan diskusi lebih lanjut dengan pemangku kepentingan lain. Mari berkolaborasi untuk meningkatkan ekosistem AI di Indonesia," ucapnya.
Dalam sambutannya, Direktur UI Advisory Firdaus R. Rony menyampaikan harapannya terhadap kolaborasi Indonesia-Rusia di masa depan di bidang ilmu data dan AI serta menyoroti pentingnya perusahaan lain bersaing di sektor ini selain raksasa teknologi ternama.
Baca juga : Asisten Virtual AI Talita Revolusi Akses Informasi Internal
Dekan FMIPA UI Prof Alhadi Bustamam mencatat bahwa ada beberapa masalah yang mungkin terjadi di masa depan, termasuk ketergantungan ilmu data pada ketersediaan data, kekhawatiran seputar privasi dan keamanan, dan potensi penyalahgunaan AI. Dia mengeksplorasi cara matematika, ilmu data, dan AI dapat membantu mengatasi tantangan dunia nyata dengan meningkatkan proses pengambilan keputusan, mitigasi risiko, mendeteksi penipuan, dan menganalisis tren untuk perbaikan berkelanjutan.
Di sisi lain, Dosen Fakultas Ilmu Komputer Dr. Muhammad Hilman membahas titik temu antara AI dan high-performance computing (HPC), menyoroti peran klub mahasiswa independen di UI yang terlibat dalam penelitian topik tersebut. "Penelitian kami dengan HPC mencakup simulasi tingkat lanjut, analisis data, dan kolaborasi interdisipliner, serta menarik talenta. Banyak ilmuwan dari seluruh dunia yang ingin datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian kolaboratif. Kami bercita-cita untuk menjadi yang terdepan, memanfaatkan sepenuhnya infrastruktur dan kemampuan kami untuk mengelola kumpulan data yang sangat besar dan menstimulasi model kami. Model-model tersebut nanti dapat digunakan di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam dan komputasi," terang Hillman.
VP Strategy Yandex Search Alexander Popovskiy menekankan upaya mencapai keseimbangan antara inovasi serta menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam mengembangkan solusi AI dan pembelajaran mesin. Pendekatan ini, kata Popovskiy, berperan penting dalam membantu Yandex mengembangkan kode etik AI Rusia bersama dengan aliansi AI negara tersebut, lembaga publik, dan komunitas ilmiah.
Sementara itu, Direktur Pengembangan AI Yandex Alexander Krainov memberikan penjelasan rinci tentang sejarah modern AI, mengeksplorasi asal usul jaringan saraf dan AI generatif. Dia menelusuri evolusinya hingga saat diperkenalkannya AlexNet pada 2012 yang menunjukkan kemampuan jaringan saraf dalam melakukan tugas pengenalan gambar serta model pertama yang dapat menghasilkan gambar, musik, dan teks yang semakin tidak dapat dibedakan dari konten buatan manusia.
"Model terbaru seperti DALL-E dan ChatGPT, yang dapat membuat gambar dari deskripsi tekstual dan terlibat dalam percakapan mirip manusia, bukan sekadar program. Mereka ialah bagian dari proses sistematis penemuan, penelitian, dan pengembangan ilmiah. Saat ini, kita melihat semakin banyak inovasi di bidang AI yang membentuk dunia dengan cara yang baru kita pahami," ungkap Alexander Krainov. (Z-2)
Terkini Lainnya
Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif
9 Tahun Berlalu, Polisi Masih Cari Alat Bukti Kasus Kematian Akseyna
Atasi Krisis Air Perkotaan, Sekolah Ilmu Lingkungan UI Ciptakan Teknologi Pengolah Air Hujan
Anggaran Makan Siang Gratis Rp71 Triliun, Kejelasan Program Tentukan Efektivitas
Tiga Pendekatan Pencegahan Kejahatan Judi Online
Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global
Kemenkeu Sudah Anggarkan Rp700 Miliar untuk PDN Tapi Masih Diretas, Dikorupsi?
Optimalkan Teknologi Digital Dukung Kinerja dan Pelayanan Publik
Pusat Data Nasional Kedua akan Dibangun di KEK Nongsa Batam
Server PDN Diretas, Komisi 1 Panggil Menkominfo
18 Layanan Publik Terdampak Serangan Siber PDNS 2 Diprediksi Pulih Akhir Juni
Cegah Ransomware Menyebar, Pemerintah Cabut Koneksi PDNS 1, 2, dan Coolsite
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap