Kesepian Picu Bunuh Diri
![Kesepian Picu Bunuh Diri](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/85060daacd0df5947ef587e3603e6c12.png)
KESEPIAN menjadi salah satu pemicu kasus bunuh diri. Merebaknya media sosial tidak boleh menimbulkan anti-sosial dan jarak antar masyarakat bersosialisasi.
"Banyak orang kesepian di tengah keramaian followers, banyak orang yang kesepian, banyak utang, tidak bergaul. Tidak punya tempat bercerita sehingga merasa kesepian," kata Owner Rumah Konseling Muhammad Iqbal di acara Hot Room Bertajuk Masalah Ekonomi, Berakhir Bunuh Diri?, yang disiarkan langsung MetroTV, pada Rabu (13/3).
Pada kesempatan yang dipandu Advokat Senior Hotman Paris Hutapea itu dihadiri juga oleh Ahli kriminologi dari Universitas Indonesia Muhammad Mustofa, Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Mental (Puskmental) Indonesia Syukri Pulungan dan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah.
Baca juga : Usai Bongkar Borok Boeing, John Barnett Ditemukan Tewas
Iqbal menuturkan rasa kesepian semakin memuncak selain karena kurang bersosialisasi juga kala ditimpa beban ekonomi. Gagal bayar pinjaman daring sudah menjadi tren yang menimbulkan intimidasi, bully, dan dipermalukan.
"Kesepian dan beban itu berkelindan yang kerap menjadi pemicu bunuh diri. Ditambah lagi terinspirasi tontonan film asal negara yang banyak kasus ini seperti Jepang," katanya.
Ia menyarankan kepada masyarakat untuk sensitif terhadap orang-orang yang tengah dilanda kesepian. Mendengar curahan hatinya merupakan cara yang paling tepat.
Baca juga : Sebelum Bunuh Diri Sekeluarga di Apartemen Jakut, Sang Suami Cium Istri dan Dua Anaknya di Lift
Sekalipun itu tidak dapat menuntaskan masalahnya, kata dia, tetapi bisa memberikan energi atau menambah kekuatan mental. Nilai-nilai bangsa harus kembali digalakkan kembali dengan menumbuhkan toleransi dan gotong royong.
"Kalau ada keluarga yang sedang mengalami kesulitan ekonomi di situ lah waktunya kita untuk menolong," jelasnya.
Selain kesepian, lanjut dia, rasa malu akibat beban ekonomi seperti gagal bayar pinjaman daring perlu diatasi. Negara sebagai penanggung jawab seluruh rakyatnya perlu mengatasi dampak dari pinjaman yang sedang tren ini.
"Kalau perguruan tinggi menggandeng pinjaman daring maka harus dipastikan hanya untuk mahasiswa yang bertanggung jawab. Ketika meminjam dengan sadar tetapi ketika ditagih tidak itu yang sering menimbulkan masalah. Tapi juga pinjaman ini juga harus diterbitkan karena cara-cara ini merusak mental dan bertentangan dengan aspek hukum kita," pungkasnya. (Z-8)
Terkini Lainnya
Didesak Bentuk Tim Pencari Fakta Kasus Vina Cirebon, DPR RI: Sudah Ada Namanya Polri
Hotman Paris Minta Penyidikan Kasus Vina Cirebon Ditunda, Apa Alasannya?
Hotman Paris : Keluarga Vina Kecewa atas Penetapan Pegi Sebagai Tersangka
Hotman Paris Ungkap Lima Terpidana Sebut Pegi Bukan Pelaku
Keluarga dan Kuasa Hukum Vina Ragukan Pegi Setiawan yang Ditangkap adalah DPO yang Dicari
Anies Baswedan Tegaskan Permohonan PHPU Bukan Sensasi
Resep Sosial untuk Mengatasi Kesepian di Kalangan Remaja
Survei Menunjukkan Orangtua Rentan Mengalami Kesepian dan Kelelahan
Penelitian HCC: 4 dari 10 Orang di Jabodetabek Alami Kesepian Derajat Sedang dan Berat
Studi: Orang yang Sering Keluar Rumah Lebih Sehat Fisik dan Mental
Serena Williams Mengaku Kesepian Akut Selama jadi Atlet
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap