visitaaponce.com

Kesepian Picu Bunuh Diri

Kesepian Picu Bunuh Diri
Acara Hot Room Bertajuk Masalah Ekonomi, Berakhir Bunuh Diri?, yang disiarkan langsung MetroTV,(Metro TV)

KESEPIAN menjadi salah satu pemicu kasus bunuh diri. Merebaknya media sosial tidak boleh menimbulkan anti-sosial dan jarak antar masyarakat bersosialisasi.

"Banyak orang kesepian di tengah keramaian followers, banyak orang yang kesepian, banyak utang, tidak bergaul. Tidak punya tempat bercerita sehingga merasa kesepian," kata Owner Rumah Konseling Muhammad Iqbal di acara Hot Room Bertajuk Masalah Ekonomi, Berakhir Bunuh Diri?, yang disiarkan langsung MetroTV, pada Rabu (13/3).

Pada kesempatan yang dipandu Advokat Senior Hotman Paris Hutapea itu dihadiri juga oleh Ahli kriminologi dari Universitas Indonesia Muhammad Mustofa, Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Mental (Puskmental) Indonesia Syukri Pulungan dan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah.

Baca juga : Usai Bongkar Borok Boeing, John Barnett Ditemukan Tewas

Iqbal menuturkan rasa kesepian semakin memuncak selain karena kurang bersosialisasi juga kala ditimpa beban ekonomi. Gagal bayar pinjaman daring sudah menjadi tren yang menimbulkan intimidasi, bully, dan dipermalukan.

"Kesepian dan beban itu berkelindan yang kerap menjadi pemicu bunuh diri. Ditambah lagi terinspirasi tontonan film asal negara yang banyak kasus ini seperti Jepang," katanya.

Ia menyarankan kepada masyarakat untuk sensitif terhadap orang-orang yang tengah dilanda kesepian. Mendengar curahan hatinya merupakan cara yang paling tepat.

Baca juga : Sebelum Bunuh Diri Sekeluarga di Apartemen Jakut, Sang Suami Cium Istri dan Dua Anaknya di Lift

Sekalipun itu tidak dapat menuntaskan masalahnya, kata dia, tetapi bisa memberikan energi atau menambah kekuatan mental. Nilai-nilai bangsa harus kembali digalakkan kembali dengan menumbuhkan toleransi dan gotong royong.

"Kalau ada keluarga yang sedang mengalami kesulitan ekonomi di situ lah waktunya kita untuk menolong," jelasnya.

Selain kesepian, lanjut dia, rasa malu akibat beban ekonomi seperti gagal bayar pinjaman daring perlu diatasi. Negara sebagai penanggung jawab seluruh rakyatnya perlu mengatasi dampak dari pinjaman yang sedang tren ini.

"Kalau perguruan tinggi menggandeng pinjaman daring maka harus dipastikan hanya untuk mahasiswa yang bertanggung jawab. Ketika meminjam dengan sadar tetapi ketika ditagih tidak itu yang sering menimbulkan masalah. Tapi juga pinjaman ini juga harus diterbitkan karena cara-cara ini merusak mental dan bertentangan dengan aspek hukum kita," pungkasnya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat