Studi Orang yang Sering Keluar Rumah Lebih Sehat Fisik dan Mental
![Studi: Orang yang Sering Keluar Rumah Lebih Sehat Fisik dan Mental](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/01/18336222c5f910628b54cf37ce97ff23.jpg)
Meski bagi banyak orang bekerja dari rumah lebih mudah, tetapi ternyata memiliki kegiatan rutin di luar rumah memiliki dampak lebih menyehatkan bagi tubuh dan mental. Mereka yang secara teratur melakukan perjalanan lebih dari 15 mil atau sekitar 24,13 kilometer dari rumah cenderung tidak menderita masalah kesepian atau mobilitas daripada orang rumahan.
Para ilmuwan di University College London (UCL), Inggris yang melakukan penelitian tersebut mengatakan para komuter lebih mungkin untuk bertemu dengan teman dan keluarga dan mengunjungi tempat-tempat baru.
Tim merekrut 3.014 orang berusia antara 18 dan lebih dari 75 tahun yang tinggal di wilayah utara Inggris pada Januari 2019. Peserta disurvei tentang seberapa sering mereka pergi bekerja, seberapa jauh mereka pergi, dan bagaimana mereka sampai ke kantor. Mereka juga diminta menilai kesehatan mereka dari satu sampai lima, di mana lima sangat baik dan satu sangat buruk.
Hasil dari studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Transport and Health ini menunjukkan orang yang jarang bepergian cenderung melaporkan kesehatan mereka buruk atau sangat buruk. Tidak cukup aktivitas fisik meningkatkan risiko kondisi termasuk obesitas, tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Hal ini menempatkan orang pada risiko segudang penyakit lain termasuk penyakit jantung, stroke dan kematian dini.
"Kami mengeksplorasi hubungan antara kendala untuk melakukan perjalanan lebih dari 15 mil dari rumah, demografi dan lokasi serta partisipasi sosial dalam cara penduduk memandang kesehatan mereka sendiri," kata penulis utama Paulo Anciaes, dari UCL, seperti dikutip dari dailymail.co.uk, Kamis (5/1).
Mempertimbangkan tanggapan berdasarkan kelompok usia, para ilmuwan menemukan orang berusia di atas 55 tahun yang jarang bepergian ke luar kota berada pada risiko tertinggi dampak kesehatan negatif.
"Kami menemukan bahwa variabel kuncinya adalah jumlah tempat berbeda yang dikunjungi orang di luar area lokal mereka. Ini terkait dengan lebih banyak partisipasi sosial dan kesehatan yang lebih baik," lanjutnya.
Mereka mengatakan kurangnya mengunjungi tempat-tempat baru secara teratur membuat kelompok usia tersebut berisiko lebih tinggi untuk partisipasi sosial dan kesepian yang lebih rendah, terkait dengan tingkat kesehatan umum yang lebih rendah.
(M-4)
Terkini Lainnya
Elkan Baggott Masuk Skuad Ipswich Town untuk Liga Inggris Musim 2024/2025
Kalahkan Petenis Meksiko, Raducanu Akui Termotivasi Timnas Inggris di Piala Eropa 2024
Gara-gara Selebrasi saat Lawan Slovakia, Jude Bellingham Terancam Kena Sanksi
Gareth Southgate Perbaiki Strategi Tendangan Penalti Inggris
Penonton Ricuh, Foo Fighters Hentikan Konser di Birmingham Inggris
Jamie Carragher tak Yakin Inggris Bisa Juara Euro 2024
Pelayanan Publik Jangan Terganggu
Menpan-Rebiro Terapkan Kombinasi WFO dan WFH untuk ASN Selama Arus Balik
Hindari Puncak Arus Balik Minggu-Senin
Pemudik Diminta Tunda Perjalanan Kembali ke Jakarta untuk Urai Kepadatan Arus Balik
Urai Kepadatan Arus Balik, Menhub Usulkan WFH selama 2 Hari
WFH ASN DKI Baru Capai 22,4%, Ini Sebabnya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap