Ini Penyebab Remaja Rentan Mengalami Adiksi
![Ini Penyebab Remaja Rentan Mengalami Adiksi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/1b00e5b91cb87d8a2df815de614688d5.jpg)
DOKTER spesialis kesehatan jiwa dari RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, Kristiana Siste Kurniasanti, mengungkapkan masa remaja merupakan periode rentan mengalami adiksi karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang.
"Populasi remaja merupakan populasi yang sangat rentan untuk mengalami adiksi karena area otak yang mengatur emosi, menilai situasi, dan mengambil keputusan masih berkembang sehingga perilaku impulsifnya masih tinggi," kata Kristiana, dikutip Selasa (23/4).
Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menjelaskan, perkembangan prefrontal cortex atau bagian depan otak yang berfungsi untuk membuat keputusan, mengatur emosi, dan menilai situasi baru memasuki tahap sempurna di usia 21 atau 22 tahun.
Baca juga : Keseringan Mengecek Medsos dapat Memengaruhi Perubahan Otak pada Remaja
Oleh karena itu, saat usia remaja atau bahkan pada anak-anak proses pengambilan keputusan masih bersifat impulsif atau tanpa berpikir panjang serta lebih mengedepankan emosinya.
"Area untuk mengambil keputusan mereka belum matang sehingga perilakunya impulsif. 'Aku kesal dimusuhin sama teman ya udah deh aku ngeganja aja karena perasaanku lebih enak kalau aku ngeganja atau Ya udah deh aku main games aja yang lama karena perasaan aku lebih enak ketika aku main games," ujar Kristiana.
Selain faktor perkembangan otak, menurut Kristiana, faktor biologis lain yang mempengaruhi munculnya adiksi adalah sistem pengeluaran hormon dopamin dan faktor keturunan.
Baca juga : Ini Dampak Adiksi terhadap Kemampuan Kognitif Anak
"Mereka yang mengalami adiksi dipengaruhi oleh biologi juga yang berperan. Biologi ini artinya ada genetik juga yang berperan misalnya sistem dopamin yang di dalam tubuh kita juga misalnya. Secara biologis yang lain genetik itu ada keluarga kita yang pernah mengalami gangguan adiksi," ujarnya.
Di samping faktor biologis, Kepala Divisi Psikiatri Adiksi, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM itu juga menyebutkan adiksi juga bisa timbul dari pola asuh yang terlalu membebaskan maupun terlalu mengekang anak.
"Pola asuh yang sifatnya permisif, apa-apa boleh, tidak ada aturan yang jelas atau pola asuh yang sifatnya otoriter semuanya tidak boleh, harus dari orang tua, tidak ada komunikasi yang hangat itu adalah risiko tinggi untuk mengalami adiksi," katanya.
Oleh karena itu, dia mendorong orangtua untuk menerapkan pola asuh yang hangat, mengedepankan rasa empati, dan komunikasi yang baik sehingga dapat membantu mencegah adiksi pada anak-anak dan remaja. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Diri Sendiri Musuh Utama Perokok Sulit Berhenti
Adiksi Gawai Bisa Sebabkan Obesitas dan Mudah Lupa
Ini Dampak Adiksi terhadap Kemampuan Kognitif Anak
Risiko Adiksi Gawai terhadap Anak Harus Segera Diatasi dengan Langkah Menyeluruh
Benarkah Mengunyah Permen Karet Bisa Bantu Berhenti Merokok?
Bye Bye Laptop, Terlalu Lama Ngetik Picu Gangguan Saraf Tepi?
Dokter Ikuti Pelatihan Operasi Aneurisma Otak untuk Cegah Strok
Ketahui Penyebab Cerebral Palsy dan Sejumlah Gejalanya
Waspada Microsleep, Gejala Tidur Beberapa Detik
Yuk, Berkunjung ke Pantai Pasir Padi Pangkalpinang, Bisa Ikut Lomba Makan Otak-otak
Otak Remaja yang Alami Kecanduan Internet Alami Perubahan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap