visitaaponce.com

Inventarisasi Sumber Polutan untuk Atasi Polusi Udara

Inventarisasi Sumber Polutan untuk Atasi Polusi Udara
Kereta LRT melintas diantara gedung-gedung bertingkat yang diselimuti polusi udara di pusat kota Jakarta, Kamis (28/12/2023).(MI/RAMDANI)

PENDUDUK Indonesia berpotensi kehilangan 2,5 tahun usia harapan hidup akibat polusi udara. Menanggapi hal itu, Climate Impact Associate Yayasan Indonesia Cerah Diya Farida menilai, ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan guna mengatasi permasalahan polusi di Indonesia. Pertama, melakukan inventarisasi sumber polutan. “Dari situ, pemerintah bisa mengambil kebijakan yang tepat dalam mengatasi masalah polusi udara,” kata Diya saat dihubungi, Jumat (3/5).

Di samping itu, salah satu yang perlu didorong adalah transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. Selain itu, pemerintah juga perlu mengetatkan aturan terkait karbon emisi yang dihasilkan oleh industri, termasuk menyetop adanya pembangunan captive power plant yang berbasis bahan bakar batu bara. “Jangan cuma menegakkan aturan atau sanksi yang menyasar masyarakat seperti jangan bakar sampah, gunakan transportasi publik dan lain-lain,” ucap Diya.

Terpisah peneliti dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Maryati menjelaskan, polusi udara secara umum meningkat pada musim kemarau. Pasalnya, saat itu curah hujan yang berfungsi sebagai pencuci polutan di udara relatif rendah.

Baca juga : 7 Makanan untuk Membersihkan Paru-paru saat Polusi Udara

“Selain itu, pada musim kemarau banyak terjadi pembakaran biomasa, baik di lahan/ hutan, pertanian, dan juga sampah yang mana pembakaran tersebut banyak menghasilkan polutan,” jelas Maryati.

Secara harian, ia menjelaskan, beberapa polutan mengalami peningkatan pada malam hari, misalnya partikulat, karbonmonoksida, karena faktor kestabilan atmosfer, yang mana pada malam hari udara relatif lebih stabil sehingga menghasilkan mixing layer yang rendah dan berdampak pada pengendapan polutan pada permukaan.

“Namun ada juga polutan yang tinggi pada siang hari misalnya ozon, karena polutan tersebut merupakan polutan sekunder yang dihasilkan oleh reaksi kimiawi di atmosfer yang dalam proses reaksinya membutuhkan radiasi matahari,” beber dia.

Menurut Maryati, perburukan polusi udara akan berdampak pada perubahan iklim. Pasalnya, perubahan komposisi kimia atmosfer yang secara langsung irasakan sebagai polusi udara dalam jangka panjang akan berdampak pada perubahan iklim. “Namun sebaliknya, adanya perubahan iklim memberikan feedback pada polusi udara,” ucap Maryati.

Senada dengan Diya, Maryati menilai, perlu adanya pengendalian secara sistematis terkait dengan polusi udara di Indonesia. Salah satu yang terpenting ialah pengendalian sumber dari polusi itu sendiri. “Pada garis besarnya, pengendalian sumber polusi udara dilakukan secara teknis dan regulasi formal yang mengikat,” ucap Maryati.(H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat