visitaaponce.com

WNI Bersepeda 30 Ribu Kilometer ke Mekah, Lebih Pilih Umroh dan Melayani Jemaah

WNI Bersepeda 30 Ribu Kilometer ke Mekah,  Lebih Pilih Umroh dan Melayani Jemaah
Ka'bah atau kiswah di Masjidil Haram, Mekah(Antara)

IBADAH haji harus harus dilakukan dengan mengikuti peraturan yang diterapkan pemerintah kerajaan Arab Saudi sebagai penguasa tempat pelaksanaan haji. Mengikuti aturan tersebut juga merupakan bagian dari upaya untuk mencari keridhaan Allah.

Hal ini sangat disadari oleh Sayudi, pria kelahiran Malang, Jawa Timur, yang nekad menempuh jarak 30 ribu kilometer untuk mencapai Kota Mekah, Arab Saudi, dengan bersepeda.

Meski tiba di Mekah yang menjadi kota tujuannya pada pekan ini saat mendekati musim haji, Sayudi tidak mau memanfaatkan momen itu untuk mencuri kesempatan melakukan haji. Sebab dia hanya memiliki visa turis. Bagi ayah tiga anak perempuan itu, beribadah haji harus dilakukan dengan ikhlas supaya Allah ridho.

Baca juga : Jemaah Haji Indonesia Bisa Masuk Raudhah dengan Tasreh

"Kita kan harus taat pada aturan. Kita memang harus komitmen pada apa yang menjadi aturan pihak yang kita tempati," ujarnya ditemui di kantor Daerah Kerja Madinah, Senin (13/5).

Dia menambahkan meski saat ini posisinya berada di Saudi Arabia dia hanya memiliki visa turis. Menurut aturan pemilik visa turis tidak boleh melakukan aktivitas haji dan tidak boleh berada di Mekah sepanjang 15 Zulqaidah - 15 Zulhijjah. "Itu pas satu bulan musim haji. Saya senang dengan aturan ini. Dengan statement itu ada komitmen buat kita. Saya tidak mau mencuri," tegasnya.

Dia menegaskan karena berada di negara orang, kita harus mengikuti regulasi yang ada di negara tersebut. "Dalam beribadah dengan Allah, jangan ada secuilpun yang membuat sesuatu tidak ikhlas. Kalau itu tidak ikhlas ibadah haji kita, nanti Allah tidak ridho. Dalam artinya ada yang mengganjal. Ada sesuatu yang kita lompati, yaitu aturan," ujarnya.

Baca juga : Jemaah Haji Pengidap Diabetes Harus Cermat Jaga Kesehatan di Tanah Suci

Sayudi menegaskan bahwa kita harus menaati aturan yang diterapkan pemerintah Arab Saudi dalam berhaji karena infrastruktur yang dibangun sudah dihitung untuk jumlah jemaah haji yang dapat ditampung. Dia mengatakan kalau nanti jumlah jemaah melebihi infrastruktur yang dibangun, karena ada yang menyolong untuk melaksanakan haji nanti dikhawatirkan ada yang tidak terkontrol.

"Tujuannya apa? Satu ada kejadian aksiden saja di Arab Saudi akan membuat nama dia tercemar di mata dunia. Itu yang harus dipikirkan sama teman-teman," ujarnya.

Untuk itu, Sayudi mengingatkan bahwa haji itu merupakan panggilan Allah jadi jangan sampai dalam proses memenuhi panggilan itu umat Islam mengedepankan nafsu dan keinginan. Umat Islam harus bersabar meskipun harus menunggu 10 tahun hingga 20 tahun.

Baca juga : Jemaah Haji Diimbau tidak Bawa Barang Berlebihan

"Biarkan yang menjadi keinginan kita itu biar Allah yang mengatur. Seperti apa konsepnya, ya ikuti apa yang sudah disepakati," ujarnya/

Meskipun tidak dapat melaksanakan haji, Sayudi memiliki keinginan terpendam dapat melayani jemaah haji selama di Madinah.

"Insya Allah dengan membantu jemaah yang sepuh-sepuh Allah kasih syafaat. Dan nanti mungkin tahun depan Allah akan mudahkan. karena itu pahala saya. Kita berbaik insya Allah ada kebaikan," ujarnya. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat