visitaaponce.com

Kekebalan Tubuh Spesifik Hanya Bisa Dicapai dengan Imunisasi

Kekebalan Tubuh Spesifik Hanya Bisa Dicapai dengan Imunisasi
Petugas kesehatan memberikan imunisasi vaksin rotavirus kepada seorang anak di Cipondoh, Tangerang, Banten(ANTARA/Sulthony Hasanuddin)

GURU Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Soedjatmiko mengatakan kekebalan tubuh yang spesifik terhadap virus dan bakteri tertentu hanya bisa dicapai dengan imunisasi yang harus dilengkapi anak dari bayi hingga usia sekolah.  

"Yang praktis, sudah terbukti di banyak negara adalah dengan imunisasi, gratis di fasilitas kesehatan pemerintah tinggal datang,"
kata Prof Miko dalam webinar tentang ajakan imunisasi untuk mencegah penyakit berat, Selasa (21/5).

Prof Miko mengatakan penelitian di beberapa negara membuktikan bahwa imunisasi penting karena balita dan murid sekolah rentan terinfeksi penyakit menular. 

Baca juga : Imunisasi Bisa Cegah Keparahan Saat Terpapar Penyakit Infeksi

Pada bayi dan balita, kekebalan tubuhnya belum sempurna sepenuhnya, sementara di sekolah banyaknya anak murid yang bercampur di satu area dan bertemu setiap hari sehingga meningkatkan risiko tertular penyakit, sakit berat, cacat hingga meninggal.

Dengan melakukan imunisasi, kekebalan tubuh akan terjaga dan terhindar dari penyakit spesifik hanya dalam hitungan 2 minggu setelah pemberian imunisasi. 

Sementara jika hanya mengonsumsi ASI, makanan bergizi, madu, herbal ataupun berolahraga hanya untuk penyembuhan dan sering kali tidak efektif karena bersifat mandiri.

Baca juga : Apa Sih Pentingnya Mendapatkan Imunisasi Sepanjang Hidup?

"Herbal madu segala macam itu penyembuhan dan pencegahan itu harus mandiri masing-masing jadi nggak efisien dan kurang efektif," ucap Prof Miko.

"Imunisasi dapat mematikan virus dan bakteri spesifik tertentu, kalo ASI, herbal, madu nggak bisa dia, nggak punya kekebalan fisik, sehingga semua negara tetap melakukan imunisasi rutin," tambahnya.

Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu mengatakan berdasarkan survei Kementerian Kesehatan tahun 2023, anak yang imunisasinya tidak lengkap karena orangtua atau keluarga yang tidak mengizinkan anak di imunisasi, selain itu orangtua juga masih belum memahami bahaya penyakit yang ditimbulkan bila tidak imunisasi.

Baca juga : Olahraga 15 Menit Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh

Ada juga yang beralasan ragu dengan keamanan imunisasi dan khawatir akan efek samping imunisasi atau KIPI (kejadian ikutan pascaimunisasi) sekitar 31,2%-47,3%.

Sementara, pada survei UNICEF 2023 di lima kota besar Indonesia menyebutkan 37,7% masyarakat takut anaknya diimunisasi ganda atau 2-3 dosis dalam sekali kedatangan.

"Sebab utamanya tidak memahami bahaya penyakit, lebih memikirkan takut KIPI, imunisasi ganda, padahal bahaya penyakitnya jauh lebih besar daripada imunisasi ganda, banyak yang tidak tahu di rumah sakit banyak anak yang sakit berat dan meninggal," katanya.

Prof Miko juga mengatakan agar orangtua hingga seluruh keluarga dan pihak sekolah dapat mendukung pemenuhan imunisasi anak agar tepat waktu dan lengkap, sehingga anak bisa terhindar dari penyakit berat, cacat hingga meninggal.

Ia juga mengatakan perlu kesadaran semua pihak mengenai manfaat imunisasi dan petugas kesehatan harus bisa memberikan informasi yang jelas kepada orang tua tentang manfaat imunisasi dan dapat mencegah berbagai macam penyakit yang bisa mengancam nyawa anak. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat