visitaaponce.com

Banyak Jemaah Haji Kelelahan, Ini Cara Mencegahnya

Banyak Jemaah Haji Kelelahan, Ini Cara Mencegahnya
Ilustrasi : Petugas Tim Gerak Cepat Sektor Khusus Masjid Nabawi, Mulyadi sedang memeriksa tensi seorang jemaah haji.(MI/Siswantini Suryandari)

SEBANYAK 338 kelompok terbang (kloter) atau 131.000 jemaah haji telah tiba di Tanah Suci. Kedatangan jemaah haji ini akan terus berlangsung hingga 10 Juni mendatang. Namun, karena durasi penerbangan yang cukup lama, tak sedikit jemaah haji yang mengalami kelelahan setibanya di bandara.

Hal ini diungkapkan oleh Tim Kesehatan Klinik Bandara, Ners Rendi Yoga Saputra, saat ditemui di King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) di Jeddah.

"Kelelahan pada jemaah terjadi hampir pada setiap kloter. Apalagi jemaah haji lansia," ujarnya pada Tim Media Center Haji, Kamis (30/5).

Baca juga : Smart Locator, Alat Pendeteksi Keberadaan Jemaah Lansia

"Dilihat dari data tanggal 27 Mei 2024, 15 dari 55 jemaah yang berobat di klinik bandara adalah jemaah haji yang mengalami kelelahan selama penerbangan," sambungnya.

Karenanya, jemaah harus mengenali kondisi diri sendiri, mengenal kekuatan diri hingga mendengar alarm tubuh seperti kepala berat, kaki terasa panas, lemas dan pusing.

"Ketika tubuh sudah menunjukkan tanda-tanda tersebut, jemaah harus mampu mengenali kemampuan diri, maka tidak perlu memaksakan ibadah. Lebih baik fokus dan tabung energi pada inti ibadah haji, yakni saat wukuf di Arafah," terang Rendi.

Baca juga : Tiba di Jeddah, Tambahan Petugas Haji Indonesia Disebar di Tiga Daker

Dikatakan Rendi, kekurangan elektrolit dan cairan dapat memicu kelelahan dan keluhan lemas. Untuk itu, penting bagi jemaah haji agar selalu cukup minum air, jangan menunggu haus dan lebih bagus jika ditambah oralit. "Asupan nutrisi, makanan dan buah juga harus cukup," katanya.

Selain itu, jemaah juga diimbau agar tidur cukup, baik secara kualitas maupun kuantitas. "Durasi minimal 7 jam sehari, namun jika kurang dari 7 jam maka kualitas tidurnya harus benar-benar bagus," ujarnya.

Bagi jemaah lansia, Rendi menambahkan bahwa perubahan lingkungan yang begitu cepat karena perjalanan dapat memicu kelelahan fisik dan psikis. "Efeknya lansia  mudah mengalami kesepian dan depresi. Sehingga lansia perlu diajak mengenali  perubahan lingkungan yang terjadi, serta menemani lansia pada etape perjalanan haji merupakan hal yang penting," jelasnya.

Terakhir, Rendi mengimbau agar jemaah haji dapat mengonsultasikan kondisi kesehatannya pada tenaga kesehatan haji (TKH) Kloter, tentang kondisi tubuh dan kebutuhan suplemen, seperti vitamin C, B dan D. (P-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat