visitaaponce.com

AS-Rusia Berusaha Redakan Ketegangan

AS-Rusia Berusaha Redakan Ketegangan
Menlu AS Antony Blinken (kirii) dan Menlu Rusia Sergei Lavrov bertemu di Harpa Concert Hall, Reykjavik, Islandia, Kamis (20/5).(RUSSIAN FOREIGN MINISTRY / AFP)

MENTERI Luar Negeri (Menlu) AS dan Rusia telah berusaha untuk meredakan ketegangan dalam pertemuan pertama mereka sejak Presiden AS Joe Biden menjabat, dengan mengatakan mereka siap untuk bekerja sama tetapi mengakui adanya jurang lebar yang memisahkan mereka.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menggambarkan pembicaraan di Reykjavik pada Rabu (19/5) itu sebagai pembicaraan yang konstruktif.

"Ada pemahaman tentang kebutuhan untuk mengatasi situasi yang tidak sehat dalam hubungan antara Moskow dan Washington," kata Lavrov kepada wartawan, meskipun ia menambahkan masih banyak yang buntu.

Baca juga: Lavrov dan Blinken Bahas Peluang Kerja Sama Rusia-AS

Selama hampir dua jam diskusi, kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkapkan keprihatinan mendalam Washington tentang pasukan Rusia yang berkumpul di sepanjang perbatasan Ukraina meskipun ada pengumuman mundur.

Dikatakannya, Blinken juga menyuarakan kegelisahan AS atas kesehatan kritikus Kremlin Alexei Navalny yang dipenjara dan penindasan organisasi oposisi.

Meskipun tidak ada terobosan, kata seorang pejabat AS kepada wartawan, diskusi berlangsung produktif, konstruktif, hormat dan jujur.

Sejak mengambil alih Gedung Putih pada Januari, Biden telah mengambil sikap tegas terhadap Rusia, sangat kontras dengan pendahulunya, Donald Trump.

"Pandangan kami adalah bahwa jika para pemimpin Rusia dan Amerika Serikat dapat bekerja sama secara kooperatif, dunia bisa menjadi tempat yang lebih aman dan terjamin," kata Blinken di awal pembicaraan.

"Tetapi jika Rusia bertindak agresif terhadap kami, mitra kami, sekutu kami, kami akan meresponsnya," katanya memperingatkan, seraya menegaskan kembali bahwa Washington menginginkan hubungan yang dapat diprediksi dan stabil dengan Moskow.

"Kami siap untuk membahas semua masalah tanpa terkecuali jika kami memahami bahwa diskusi itu akan jujur ??dan berdasarkan rasa saling percaya," jawab Lavrov.

Baca juga: Joe Biden Desak PM Israel Redakan Ketegangan di Jalur Gaza

Ada beberapa tanda mencairnya hubungan kedua negara tersebut sebelum pertemuan itu. Yakni, ketika Gedung Putih mengumumkan tidak akan memberikan sanksi kepada perusahaan utama yang terlibat dalam proyek pipa gas Nord Stream 2 antara Rusia dan Jerman, Nord Stream AG, dan direktur pelaksananya.

Sanksi masih direncanakan terhadap beberapa entitas, tetapi pemerintahan Biden ingin menghindari pertikaian dengan Berlin dan dengan melakukan hal itu telah menghilangkan hambatan utama bagi jalur pipa untuk terus berjalan.

Sementara itu, Lavrov menekankan perlunya membangun dan memelihara jembatan dan dialog. Dia pun mengatakan siap untuk membajak melalui puing-puing yang tersisa dari pemerintahan AS sebelumnya.

Salah satu prioritasnya adalah memastikan berfungsinya misi diplomatik AS dan Rusia, yang saat ini dikurangi menjadi layanan minimum setelah pengusiran para diplomat. (AFP/Nur/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat