visitaaponce.com

Menlu Israel Tanggapi Kepergian Amerika dari Afghanistan

Menlu Israel Tanggapi Kepergian Amerika dari Afghanistan
Yair Lapid.(AFP/-.)

MENTERI Luar Negeri Israel menilai penarikan Amerika Serikat dari Afghanistan mungkin keputusan yang tepat. Sayangnya, pelaksanaannya dengan cara yang salah dan dampaknya terhadap keamanan regional belum jelas.

"Itu tidak terjadi seperti yang seharusnya terjadi," kata Yair Lapid kepada media asing saat briefing di Jerusalem, Rabu (1/9). "Itu mungkin keputusan yang tepat. Mungkin itu tidak dilakukan dengan cara yang benar."

Lapid, seorang moderat dan pemain kunci yang membentuk pemerintahan koalisi delapan partai Israel yang mengambil alih kekuasaan pada Juni, menanggapi kekhawatiran bahwa penarikan AS dari Afghanistan menunjukkan berkurangnya minat Amerika di wilayah yang lebih luas. Beberapa ahli telah memperingatkan bahwa pengambilalihan Taliban atas Afghanistan bulan lalu dapat mendorong kelompok-kelompok Islam garis keras lain, termasuk Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Palestina.

Hamas, yang telah berperang beberapa kali dalam konflik dengan Israel sejak merebut kantong Palestina pada 2007, memberi selamat kepada Taliban tak lama setelah kelompok itu merebut Kabul pada 15 Agustus.

Lapid mengatakan bahwa "Saya tidak berpikir Amerika Serikat mundur dari Timur Tengah. Saya pikir kita harus menunggu sebentar sebelum kita (melompat) ke kesimpulan tentang yang sebenarnya akan terjadi setelah ini."

Lapid berpendapat hal itu belum sepenuhnya memahami semua konsekuensi dari langkah AS tersebut. Ia menyebut dampak langkah AS itu terhadap Pakistan dan perbatasan panjang (muslim syiah) Iran sekarang dengan negara suni radikal yang dijalankan oleh organisasi suni radikal.

Taliban telah merayakan penarikan AS, yang selesai pada Senin (30/8), sebagai kemenangan besar setelah menguasai Afghanistan menyusul pemberontakan panjang dan berdarah yang berakhir dengan runtuhnya pasukan pemerintah dengan cepat.

Baca juga: Palestina: Pemerintah Israel belum Matang untuk Berdamai

Presiden AS Joe Biden dengan gigih membela keputusannya untuk mengakhiri perang dua dekade, yang diluncurkan setelah 9/11, sebagai keputusan terbaik untuk Amerika. Ia mengatakan, Selasa (31/8), bahwa negara itu menghadapi dua pilihan, meninggalkan atau meningkatkan. (AFP/OL-14) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat