13 Juta Orang Hadapi Kelaparan akibat Kekeringan di Tanduk Afrika
![13 Juta Orang Hadapi Kelaparan akibat Kekeringan di Tanduk Afrika](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/02/157d5fc204ecc3cfdec2ab4a64b74fe2.jpg)
PROGRAM Pangan Dunia (WFP) memperkirakan 13 juta orang di Kenya, Somalia, dan Ethiopia menghadapi kelaparan parah saat Tanduk Afrika itu mengalami kekeringan terburuk dalam beberapa dekade.
"Tiga musim hujan berturut-turut telah gagal karena wilayah itu mencatat kondisi terkeringnya sejak 1981," kata badan PBB itu.
Kekeringan telah menghancurkan tanaman dan menyebabkan kematian ternak yang tidak normal,]. Ini memaksa keluarga perdesaan yang bergantung pada penggembalaan dan pertanian meninggalkan rumah mereka.
Pasokan air dan lahan penggembalaan terbatas dan perkiraan curah hujan di bawah rata-rata dalam beberapa bulan mendatang hanya mengancam lebih banyak kesengsaraan, menurut direktur regional WFP di Afrika Timur, Michael Dunford.
"Panen rusak, ternak mati, dan kelaparan meningkat karena kekeringan berulang memengaruhi Tanduk Afrika," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Situasi ini membutuhkan tindakan kemanusiaan segera untuk menghindari terulangnya krisis seperti yang terjadi di Somalia pada 2011, ketika 250.000 meninggal karena kelaparan selama kekeringan berkepanjangan," imbuhnya. Bantuan makanan sedang didistribusikan di daerah yang gersang di Kenya, Ethiopia, dan Somalia dengan tingkat kekurangan gizi tinggi dan sekitar 13 juta orang berisiko mengalami kelaparan parah pada kuartal pertama tahun ini.
Sekitar 5,7 juta warga membutuhkan bantuan makanan di selatan dan tenggara Ethiopia, termasuk setengah juta anak-anak dan ibu yang kekurangan gizi. Di Somalia, jumlah orang yang diklasifikasikan sebagai kelaparan parah diperkirakan meningkat dari 3,5 juta menjadi 4,6 juta pada Mei kecuali jika intervensi mendesak diambil.
Sekitar 2,8 juta orang lain membutuhkan bantuan di tenggara dan utara Kenya. Keadaan darurat kekeringan diumumkan pada September.
WFP mengatakan dana sebesar US$327 juta diperlukan untuk menanggapi kebutuhan mendesak selama enam bulan ke depan dan mendukung komunitas pastoral untuk menjadi lebih tangguh terhadap guncangan iklim yang berulang. Pada 2011, hujan yang gagal menyebabkan tahun terkering sejak 1951 di daerah gersang di Kenya, Somalia, Ethiopia, Djibouti, dan Uganda.
Baca juga: Israel Bebaskan Orang Spanyol yang Dipenjara karena Danai Militan
Para ahli mengatakan peristiwa cuaca ekstrem terjadi dengan frekuensi dan intensitas yang meningkat karena perubahan iklim. Afrika, yang berkontribusi paling sedikit terhadap pemanasan global, menanggung beban tersebut. (France24/OL-14)
Terkini Lainnya
Pemkab Kaur Bengkulu Bagikan Pompa untuk Airi Sawah Tadah Hujan
Klaten Mulai Dilanda Kekeringan, BPBD Salurkan Air Bersih
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Jokowi: 70 Ribu Pompa Air Dibagikan untuk Atasi Kekeringan
Indonesia Masih Terdampak Fenomena El Nino, Kementan Siapkan Program Mitigasi
Kudeta, Konflik, dan Krisis jadi Isu Utama KTT Afrika
99 Jurnalis Tewas pada 2023, 72 dalam Perang Gaza
Krisis Iklim
Ratusan Tewas akibat Banjir di Somalia, 1 Juta Orang Mengungsi
Korban Tewas Banjir di Kenya Mengganda Menjadi 120 orang
Korban Tewas Akibat Banjir di Somalia Meningkat Jadi 96 Orang
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap