Khawatir Akan Lockdown Picu Panic Buying di Hong Kong
![Khawatir Akan Lockdown Picu Panic Buying di Hong Kong](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/03/39217b6e06d21628e00b13f0a03558be.jpg)
Warga Hong Kong mengosongkan rak-rak toko pada Selasa ketika panic buying terjadi menyusul pesan beragam dari pemerintah mengenai apakah mereka merencanakan penguncian keras ala Tiongkok bulan ini.
Kekacauan terbaru itu terjadi ketika sekolah kedokteran top kota itu memperkirakan hanya di bawah seperempat dari semua penduduk telah terinfeksi covid-19 sejak awal tahun.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang kesulitan menemukan berbagai barang termasuk daging, sayuran, makanan beku, mie, parasetamol, dan alat pengujian.
"Kami seperti semut yang pulang ke rumah, menyambar sedikit di satu tempat pada satu waktu," kata seorang perempuan, yang bermarga Wu, kepada AFP pada Selasa di sebuah supermarket.
Salah satu kota terpadat di Bumi, Hong Kong memiliki supermarket dengan ruang penyimpanan terbatas.
Apartemen juga merupakan salah satu yang terkecil di dunia, hanya menyisakan sedikit ruang untuk menyimpan persediaan.
Sebagian besar makanan Hong Kong diimpor dari Tiongkok dan krisis pasokan saat ini telah diperburuk oleh pengemudi truk lintas batas yang terinfeksi oleh varian omikron.
Pusat keuangan itu berada dalam cengkeraman wabah virus korona terburuk, yang mencatat puluhan ribu kasus baru setiap hari. Kasus-kasus tersebut membanjiri rumah sakit dan menghancurkan strategi nol covid di kota tersebut.
Lebih dari 190.000 infeksi telah dicatat dalam dua bulan terakhir, dibandingkan dengan hanya 12.000 untuk sisa pandemi.
Pihak berwenang berencana untuk menguji 7,4 juta penduduk bulan ini dan mengisolasi semua infeksi baik di rumah atau di serangkaian kamp yang masih dibangun dengan bantuan Tiongkok.
Beberapa media Hong Kong mengatakan pihak berwenang sedang merencanakan berbagai opsi penguncian untuk periode pengujian, yang mengutip sejumlah sumber.
South China Morning Post mengatakan opsi yang didukung saat ini adalah "penguncian skala besar" selama sembilan hari di mana sebagian besar penduduk hanya akan diizinkan keluar untuk membeli makanan.
Para ahli dari Universitas Hong Kong menerbitkan data pemodelan baru pada Selasa yang memperkirakan jumlah infeksi saat ini mencapai 1,7 juta. (AFP/OL-12)
Terkini Lainnya
Masyarakat Diminta Jangan Panic Buying Jelang Lebaran
Stok Beras Aman, Kemendag Imbau Masyarakat tidak Panic Buying
Pakar: Penyesuaian Harga Gabah Sebabkan Beras Langka
Beras Menghilang di Minimarket, Masyarakat Diminta Jangan Panik
Marak Isu Beli Beras Dibatasi, Lodewijk Minta Masyarakat Tidak Perlu Panik
Tekan Inflasi, BI NTT Ingatkan Masyarakat tidak Panic Buying
Penambahan 44 Bus Listrik TransJakarta Terhambat Akibat Lockdown Tiongkok
Skandal Partygate, Izin Parlemen Boris Johnson Dicabut
Presiden: Saya Semedi Tiga Hari untuk Putuskan Lockdown atau Tidak
Dari Lockdown Picu Unjuk Rasa Menuntut Demokrasi di Tiongkok
Semula Minta Pelonggaran, Kini Demonstran Tuntut Xi Turun
Aksi Protes Kebijakan Covid-19 Meluas di Wilayah Tiongkok
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap