visitaaponce.com

Iran Sebut Gagalkan Sabotase Israel di Pabrik Pengayaan Nuklirnya

Iran Sebut Gagalkan Sabotase Israel di Pabrik Pengayaan Nuklirnya
Interior Fasilitas Konversi Uranium Fordow (Fordo) di Qom, utara Iran.(AFP/Organisasi Energi Atom Iran.)

PIHAK berwenang Iran menangkap anggota jaringan yang terkait dengan Israel yang mencoba menyabotase pabrik pengayaan nuklir utama. Media pemerintah setempat melaporkan itu, Senin (14/3).

Para tersangka, "Berencana menyabotase fasilitas Fordo dan ditangkap oleh dinas intelijen Pengawal Revolusi," kata kantor berita IRNA. Fordo ialah fasilitas pengayaan uranium bawah tanah yang terletak di luar pusat kota Qom, sekitar 180 kilometer (110 mil) selatan Teheran.

IRNA tidak merinci identitas para tersangka atau mengatakan jumlah yang ditangkap. Namun badan tersebut mengatakan bahwa agen intelijen Israel mencoba mendekati seorang karyawan di Fordo setelah merekrut salah satu tetangganya untuk mendapatkan informasi tentang sentrifugal yang digunakan di fasilitas tersebut.

Iran telah berulang kali menuduh agen AS atau Israel memata-matai dan berusaha menyabotase program nuklirnya, termasuk dengan membunuh para ilmuwan. Pada Agustus 2012, penyabot meledakkan saluran listrik yang memasok Fordo.

Baca juga: New York Post Ungkap Rahasia Israel Sabotase Nuklir Iran

Dua tahun kemudian, Iran mengatakan menangkap beberapa mata-mata di Provinsi Bushehr tempat satu-satunya pembangkit nuklir negara itu berada. Pada 2020, Teheran menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh dalam serangan di dekat Teheran.

Tahun berikutnya ia mengeklaim Israel berada di balik ledakan kecil yang menghantam pabrik pengayaan uranium Natanz. Tuduhan Senin datang pada malam kunjungan ke Moskow oleh Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian untuk pembicaraan nuklir.

Negosiasi di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia akhir-akhir ini membuat kemajuan. Akan tetapi upaya itu dihentikan setelah Rusia awal bulan ini menuntut jaminan bahwa sanksi Barat yang dijatuhkan setelah invasinya ke Ukraina tidak akan merusak perdagangannya dengan Iran.

Baca juga: Belum Ada Jadwal Pembicaraan Lanjutan Iran-Saudi

Kesepakatan 2105 memberi Iran keringanan sanksi dengan imbalan pembatasan program nuklirnya. Namun AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu pada 2018 di bawah presiden saat itu Donald Trump dan memberlakukan sanksi ekonomi yang keras pada berbagai sektor, termasuk ekspor minyak. Iran membalas dengan beberapa tindakan, termasuk melanjutkan pengayaan di Fordo. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat