Lonjakan Kasus Covid-19 di Beijing Picu Panic Buying
Kekhawatiran akan penguncian akibat covid-19 memicu panic buying di Beijing ketika antrean panjang terjadi pada Senin (25/4) di sebuah distrik pusat yang besar untuk pengujian massal yang diperintahkan oleh otoritas Tiongkok.
Tiongkok sudah berusaha menahan gelombang infeksi di kota terbesarnya Shanghai, yang hampir seluruhnya dikunci selama berminggu-minggu dan melaporkan 51 kematian baru akibat covid-19 pada Senin.
Shanghai telah berjuang untuk menyediakan makanan segar bagi mereka yang dikurung di rumah, sementara sejumlah pasien telah melaporkan kesulitan untuk mengakses perawatan medis non-covid-19. Dan, meningkatnya kasus di ibu kota Tiongkok pun memicu kekhawatiran penguncian yang serupa.
Distrik terbesar di pusat kota Beijing, Chaoyang, berpenduduk sekitar 3,5 juta orang, memerintahkan pengujian massal mulai Senin untuk penduduk dan mereka yang datang untuk bekerja di sana. Daerah itu menjadi tempat kantor pusat banyak perusahaan multinasional dan kedutaan besar.
Antrean meliuk-liuk di sekitar mal dan di luar kompleks perkantoran pada Senin ketika orang-orang menunggu untuk diambil sampelnya oleh petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD).
"Jika satu kasus ditemukan, daerah ini bisa terpengaruh," kata pekerja kantoran Yao Leiming, 25, saat dia menuju lokasi pengujian di Chaoyang bersama sekelompok rekannya.
Perintah pengujian massal dan peringatan situasi covid-19 yang suram di kota itu, memicu aksi warga yang bergegas untuk menimbun kebutuhan pokok di supermarket Beijing pada hari Minggu.
Orang-orang terlihat mendorong keranjang belanja dengan tumpukan makanan, sementara banyak barang terjual habis di aplikasi pengiriman bahan makanan ketika diperiksa oleh AFP pada hari Minggu - terutama untuk pengiriman ke Chaoyang.
Beijing juga telah memberlakukan kontrol ketat untuk masuk ke kota tersebut, dengan para pelancong diharuskan memiliki hasil tes negatif untuk covid-19 dalam waktu 48 jam.
Tiongkok telah berjuang untuk mengalahkan wabah terburuknya dalam dua tahun dengan kebijakan "nol covid-19", yang mencakup penguncian ketat, pengujian massal dan pembatasan perjalanan.
Para pejabat mengatakan kebijakan itu telah membantu Tiongkok menghindari bencana kesehatan masyarakat skala besar yang terlihat di tempat lain di dunia selama krisis covid-19. (Straits Times/OL-12)
Terkini Lainnya
Kadin: Wacana Bea Masuk Impor 200% akan Menyulitkan Pengusaha
Netizen Tiongkok Kecam Pernyataan PBSI Soal Penanganan Medis Zhang Zhi Jie
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Asosiasi Akui Alami Penurunan Produksi Akibat Keramik Impor yang Banjiri Pasar Dalam Negeri
Berkaca dari Zhang Zhi Jie, Atlet Juga Perlu Cek Kesehatan Jantung
Cerita Zhang Zhi Jie Belikan Hadiah untuk Ibu, Kakek dan Neneknya dari Bonus Pertama Turnamen
Masyarakat Diminta Jangan Panic Buying Jelang Lebaran
Stok Beras Aman, Kemendag Imbau Masyarakat tidak Panic Buying
Pakar: Penyesuaian Harga Gabah Sebabkan Beras Langka
Beras Menghilang di Minimarket, Masyarakat Diminta Jangan Panik
Marak Isu Beli Beras Dibatasi, Lodewijk Minta Masyarakat Tidak Perlu Panik
Tekan Inflasi, BI NTT Ingatkan Masyarakat tidak Panic Buying
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap